Show simple item record

dc.contributor.authorPutri, Kallista Rachmavika
dc.date.accessioned2010-05-04T12:39:02Z
dc.date.available2010-05-04T12:39:02Z
dc.date.issued2009
dc.identifier.urihttp://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/11498
dc.description.abstractBahan pangan merupakan materi yang mudah mengalami kerusakan sehingga dikembangkan berbagai macam teknik pengawetan dan pengolahan bahan pangan untuk memperpanjang marketable life dan daya simpan komoditas pangan. Salah satu metode pengawetan pangan adalah metode pengawetan iradiasi yang menerapkan penggunaan energi ionisasi untuk mengurangi kehilangan akibat kerusakan dan pembusukan serta memberikan kemungkinan bahan pangan dapat diawetkan tanpa mengalami perubahan nyata sifat alami dan kandungan gizinya. Kendala yang ada dalam penerapan teknologi iradiasi pangan adalah adanya kekhawatiran masyarakat mengenai keamanan pangan produk iradiasi akibat pembentukan radikal bebas dan senyawa radiolitik produk dari proses iradiasi pangan. Adanya senyawa radikal bebas dalam produk ditakutkan akan membentuk senyawa yang bersifat toksik, mutagenik, ataupun karsinogenik di dalam tubuh manusia Oleh karena itu, penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh iradiasi pada sampel pepes ikan mas terhadap proliferasi sel limfosit manusia secara in vitro serta mengukur kadar malonaldehida yang terkandung dalam produk tersebut. Prinsip pengujian toksisitas pangan iradiasi menggunakan uji proliferasi limfosit didasarkan bahwa limfosit adalah sel yang bertanggung jawab terhadap respon imun spesifik dan sensitif terhadap ketidakseimbangan oksidan-antioksidan dalam tubuh. Pengukuran kadar malonaldehida sampel pepes iradiasi juga dilakukan pada penelitian ini karena kadar malonaldehida pada umumnya menjadi indikator keberadaan radikal bebas. Pengukuran langsung bagi radikal bebas senderung tidak mungkin dilakukan karena radikal bebas bersifat tidak stabil dan cepat berubah. Pengukuran kadar malonaldehida juga berfungsi sebagai indikator kerusakan oksidatif di dalam material biologis karena malonaldehida merupakan produk peroksidasi asam lemak tak jenuh yang banyak ditemukan dalam matriks biologis. Dari penelitian yang dilakukan diketahui bahwa ekstrak pepes ikan iradiasi tidak menghambat proliferasi dari sel limfosit ketika dibandingkan dengan sampel pepes kontrol (p<0.01). Selain itu diketahui pula bahwa baik sampel pepes kontrol maupun sampel pepes iradiasi tidak menginduksi proliferasi dari sel limfosit saat dibandingkan dengan kontrol standar (p<0.01). Nilai indeks stimulasi yang diperoleh pada pengujian proliferasi sel limfosit pada pengenceran 0x adalah sebagai berikut sampel pepes kontrol memiliki nilai indeks stimulasi sebesar 1.161, sampel pepes 14 Juni 2007 menunjukkan nilai indeks stimulasi sebesar 1.356, sampel pepes 5 April 2008 menunjukkan nilai indeks stimulasi sebesar 1.289, dan sampel pepes No Label 2008 menunjukkan nilai indeks stimulasi sebesar 1.347. Pada pengenceran 1x nilai indeks stimulasi dari sampel adalah sebagai berikut sampel pepes kontrol memiliki nilai indeks stimulasi 1.259, sampel pepes 14 Juni 2007 memiliki nilai indeks stimulasi 1.084, sampel pepes 5 April 2008 memiliki nilai indeks stimulasi 1.144, sampel pepes No Label 2008 memiliki nilai indeks stimulasi sebesar 1.344. Sedangkan pada pengenceran 2x nilai indeks stimulasi sampel adalah sebagai berikut nilai indeks stimulasi dari sampel pepes kontrol adalah 1.293, nilai indeks stimulasi sampel pepes 14 Juni 2007 adalah 1.105, sampel pepes 5 April 2008 memiliki nilai indeks stimulasi sebesar 1.169, sementara nilai indeks stimulasi dari pepes No Label 2008 adalah 0.984. Berdasarkan dari penelitian yang dilakukan diketahui pula bahwa konsentrasi malonaldehida sampel pepes iradiasi masih dapat diterima dan dianggap tidak berbahaya saat dibandingkan dengan sampel pepes kontrol (p<0.01). Kadar malonaldehida pada pengenceran 0x menunjukkan bahwa sampel pepes kontrol memiliki konsentrasi sebesar 0.1180 pmol/ml, sampel 11 November 2006 memiliki konsentrasi sebesar 0.1182 pmol/ml, sampel No Label 2008 memiliki konsentrasi sebesar 0.1182 pmol/ml, sampel 14 Juni 2007 memiliki konsentrasi sebesar 0.1181 pmol/ml, dan sampel 5 April 2008 memiliki konsentrasi sebesar 0.1178 pmol/ml. Pada pengenceran 1x kadar malonaldehida sampel pepes menunjukkan hasil sebagai berikut sampel pepes kontrol memiliki konsentrasi sebesar 0.1174 pmol/ml, sampel pepes 11 November 2006 memiliki nilai konsentrasi tertinggi yaitu 0.1177 pmol/ml, sampel pepes 14 Juni 2007 memiliki konsentrasi sebesar 0.1176 pmol/ml, sampel No Label 2008 memiliki konsentrasi sebesar 0.1176 pmol/ml, dan sampel 5 April 2008 memiliki konsentrasi sebesar 0.1175 pmol/ml. Sementara pada pengenceran 2x kadar malonaldehida yang didapatkan adalah sebagai berikut sampel pepes kontrol memiliki konsentrasi sebesar 0.1173 pmol/ml, sampel pepes 11 November 2006 memiliki konsentrasi sebesar 0.1175 pmol/ml, sampel pepes 14 Juni 2007 memiliki konsentrasi sebesar 0.1175 pmol/ml, sampel No Label 2008 memiliki konsentrasi sebesar 0.1174 pmol/ml, dan sampel 5 April 2008 memiliki konsentrasi sebesar 0.1173 pmol/ml. Oleh karena itu, dapat disimpulkan bahwa sampel pepes iradiasi dianggap aman dan tidak berbahaya berdasarkan pengujian proliferasi limfosit dan pengukuran kadar malonaldehida ekstrak sampel.id
dc.language.isoen
dc.titleProliferasi Limfosit Dan Kadar Malonaldehida Pada Produk Pepes Ikan Iradiasiid


Files in this item

Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record