Perancangan Sistem Kerja Budidaya Padi di Lahan Berteras dengan Pendekatan Ergonomi-Ekonomi dan Mekanisasi Selektif (Studi Kasus di Desa Seda, Kabupaten Kuningan, Jawa Barat))
Abstract
Indonesia merupakan negara agraris. Pemanfaatan lahan pertanian di
Indonesia sebesar 56,5 juta ha dan 7,46 juta hektarnya adalah lahan padi sawah. Sebesar 15-20% dari total luas lahan sawah Indonesia merupakan sawah berteras. Karakteristik lahan sawah berteras yang berbeda dari hamparan lahan datar menyebabkan beban kerja budidaya padi tinggi dan produktivitasnya rendah sehingga upah petani rendah, karena itu diperlukan perancangan sistem kerja yang optimum serta sesuai dengan upah petani. Penelitian ini bertujuan menentukan kesesuaian perancangan sistem kerja yang optimum dengan upah petani menurut
standar daerah dan merancang sistem kerja dengan analisis ergonomi-ekonomi untuk meningkatkan upah petani jika perancangan sistem kerja optimum belum sesuai. Hasil penelitian menunjukkan perancangan sistem kerja optimum belum sesuai dengan upah petani yaitu Rp 1.722.202 per bulan (lebih rendah dari UMR), sehingga diperlukan perancangan sistem kerja baru. Perancangan sistem kerja baru
dengan berbagai skenario mampu meningkatkan upah akhir petani menjadi Rp 5.794.774 per bulan dan sesuai dengan produktivitas kerja menurut standar upah minimum Kabupaten Kuningan.
Kata Kunci: berteras, budidaya, padi, produktivitas, upah Indonesia is an agricultural country. Utilization of agricultural fields in
Indonesia is 56,5 million ha and 7,46 million hectares are paddy fields. Estimated about 15-20% of the total area of paddy fields in Indonesia is terraced paddy fields. The characteristics of terraced paddy fields that are different from the flat ones made the workload of paddy cultivation heavy and the productivity is low that affects the farmer’s wage, therefore it is necessary to design an optimum work system that is suitable with the farmer’s wage. This research aims to determine the suitability of the optimum work system design with farmer’s wage according to the regional standards and to design a work system with ergonomic-economic analysis to increase farmer’s income if the optimum work system design is not suitable. The results showed that the optimum work system design was not equal with the farmer’s income, that is Rp 1.722.202 / month (below the minimum wage), so new design was required. The new design by using different scenarios can generate wages up to Rp 5.794.774 / month that is suitable with the work productivity according to the standard minimum wage of Kuningan Regency.