Kajian In Silico dan In Vitro Metabolit Sekunder Temu Mangga (Curcuma mangga) sebagai Kandidat Anti-Estrogen pada Kanker Payudara
Date
2022-08-08Author
Ganur, Alicia Nathalia Angel
Purwantiningsih, Purwantiningsih
Ambarsari, Laksmi
Syahbirin, Gustini
Metadata
Show full item recordAbstract
Kanker payudara adalah tipe kanker yang paling banyak diderita oleh wanita di seluruh dunia. Sebanyak 70% dari kasus kanker payudara disebabkan oleh ekspresi berlebih dari reseptor estrogen α (ERα). Interaksi estradiol dengan ERα dapat menyebabkan proliferasi sel kanker payudara. Modulator reseptor estrogen selektif (SERM) dalam terapi dapat mengobati kanker payudara, namun penggunaan SERM secara terus-menerus bisa menimbulkan berbagai efek samping.
Temu mangga (C. mangga) adalah salah satu herba yang berpotensi sebagai antikanker. Ekstrak aseton C. mangga yang tumbuh di Kebun Trop Biofarmaka IPB, Bogor dilaporkan aktif sebagai antikanker pada sel MCF-7 (IC50 = 1,45 ppm). Fraksi n-heksana-nya teridentifikasi senyawa zedoarondiol, 13-hidroksigermakron, kurkumenon, dan kurkumenol, sedangkan fraksi etil asetatnya belum dilanjutkan ke tahap fraksionasi dan permunian, sehingga fraksi tersebut menjadi sampel yang dikerjakan pada penelitian ini.
In silico adalah suatu teknologi komputasi yang dapat memodifikasi obat dan protein. Metode ini dapat memprediksi struktur obat melalui persamaan matematika, visualisasi bentuk tiga dimensi, dan mengevaluasi interaksi senyawa dengan target sebelum menyintesisnya menjadi obat. Pendekatan cara in silico penting dilakukan sebagai tahap awal riset, selain eksperimen di laboratorium.
Penelitian ini bertujuan memprediksi dan mengidentifikasi kandidat senyawa dalam C. mangga yang dapat menghambat proliferasi sel kanker payudara MCF-7 dan berperan sebagai anti-estrogen untuk menghambat kerja ERα melalui metode in silico dan uji in vitro. Tahap in silico dilakukan dengan penambatan molekular 238 ligan uji dari C. mangga terhadap ERα. Tahapan ini meliputi preparasi ligan dan ERα, validasi penambatan molekular, penapisan dan penambatan molekular ligan. Tahap in vitro diawali dengan fraksionasi dan pemurnian spot terpilih dari fraksi etil asetat ekstrak aseton C. mangga menggunakan kromatografi cair vakum (KCV), kromatografi radial (KR), dan kromatografi lapis tipis preparatif (KLTP). Identifikasi spot terpilih menggunakan kromatografi cair-spektroskopi massa tandem spektroskopi massa (LC-MS/MS), sedangkan uji aktivitas antikankernya menggunakan metode Microtetrazolium (MTT) pada sel kanker payudara MCF-7.
Hasil analisis in silico menunjukkan bahwa senyawaan terpenoid kaur-15-en, germakron, dan klovana berpotensi sebagai anti-estrogen. Senyawa penciri C. mangga amadannulen dan kurkumanggosida berpotensi untuk dikembangkan sebagai kandidat anti-estrogen dan dapat memicu apoptosis sel kanker payudara. Hasil analisis LC-MS/MS menunjukkan keberadaan senyawa flavonoid calkon atau flavanon dan terpenoid seperti zedoarofuran, kurzerenon, dan zederon pada ketiga spot yang diisolasi dari fraksi etil asetat. Kombinasi analisis in silico dan uji in vitro mengkonfirmasi bahwa zedoarofuran yang diduga terdapat pada spot 2 (β) dan 3 (γ) dapat dikembangkan sebagai kandidat senyawa anti-estrogen pada sel kanker payudara.