Penyediaan Air Minum saat Transportasi Ayam Broiler untuk Mengurangi Dampak Cekaman Panas
Abstract
Tahapan proses logistik ayam broiler yang menyebabkan deplesi terbesar
adalah tahap pengangkutan atau transportasi dari kandang menuju RPA. Faktor
penyebab deplesi saat transportasi terbesar berupa dehidrasi yang disebabkan oleh
cekaman panas. Suhu transportasi di atas rentang 26-27 oC menyebabkan ayam
mengalami cekaman panas. Dampak negatif dari cekaman panas ditandai oleh
perubahan respon fisiologis, penurunan bobot badan, serta kematian akibat
hipertermia. Air merupakan komponen penting dalam fungsi termoregulasi tubuh
ayam broiler. Ayam broiler dalam kondisi heat stress menggunakan air sebagai
medium pelepasan panas dengan cara menguapkan cairan pada paru-paru yang
membawa panas keluar tubuh. Selama transportasi umumnya ayam tidak memiliki
akses air minum untuk menggantikan cairan tubuh yang terpakai dalam proses
termoregulasi, sehingga mengalami dehidrasi dan penurunan bobot badan.
Penelitian ini bertujuan mengkaji efektifitas dari pemberian air minum
terhadap pengurangan dampak cekaman panas ayam broiler selama transportasi.
Ayam jantan berbobot 1,5 kg ditransportasikan selama 3 jam dengan kombinasi
perlakuan air minum dan waktu transportasi. Perlakuan terdiri dari P1 (tranportasi
pagi dengan air minum), P2 (transportasi pagi tanpa air minum), P3 (transportasi
siang dengan air minum), dan P4 (transportasi siang tanpa air minum). Masingmasing perlakuan menggunakan 3 krat dengan kepadatan 10 ekor krat-1
. Peubah
yang diamati berupa performa produksi (konsumsi air dan penurunan bobot
badan) dan respon fisiologis (suhu rektal, kadar glukosa darah, rasio HL, dan
kadar hematokrit). Konsumsi air minum pada ayam broiler selama transportasi
masih merupakan konsep yang belum diterapkan dan diteliti di Indonesia
sehingga menjadi point kebaruan dari penelitian ini. Dilakukannya penelitian ini
berdasarkan animal welfare diharapkan mampu membuktikan konsep pemberian
air minum selama transportasi serta efektifitasnya sehingga dapat mendorong
penelitian-penelitian lanjutan dan penerapan konsep ini di skala industri untuk
mengurangi penurunan bobot badan selama transportasi.
Hasil menunjukkan pengurangan volume air pada tangki air truk sebesar
30300 ml pada transportasi pagi hari dan 6000 ml pada transportasi siang hari.
Suhu rektal lebih rendah pada ayam broiler P1 dan P3 dibandingkan P2 and P4
namun berada dalam rentang normal. Penurunan kadar glukosa darah dan
hematokrit terjadi pada seluruh perlakuan. Peningkatan rasio HL terjadi pada
seluruh perlakuan kecuali P1. Persentase penurunan bobot badan lebih rendah
pada ayam yang diberi air minum: P1 (3,5%) dan P3 (4,4%) dibandingkan ayam
yang tidak diberi air minum: P2 (4,0%) dan P4 (5,0%) pada waktu transportasi
yang sama. Berdasarkan perbedaan persentase penurunan bobot badan, dapat
disimpulkan bahwa konsumsi air mengurangi dampak cekaman panas yang
dialami ayam broiler selama transportasi. Penurunan terendah terjadi pada ayam
P1 dan penurunan tertinggi pada ayam P4.