Show simple item record

dc.contributor.advisorUlupi, Niken
dc.contributor.advisorAfnan, Rudi
dc.contributor.authorAfnan, Insan Mujahid
dc.date.accessioned2022-07-21T09:09:07Z
dc.date.available2022-07-21T09:09:07Z
dc.date.issued2022
dc.identifier.urihttp://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/112723
dc.description.abstractTahapan proses logistik ayam broiler yang menyebabkan deplesi terbesar adalah tahap pengangkutan atau transportasi dari kandang menuju RPA. Faktor penyebab deplesi saat transportasi terbesar berupa dehidrasi yang disebabkan oleh cekaman panas. Suhu transportasi di atas rentang 26-27 oC menyebabkan ayam mengalami cekaman panas. Dampak negatif dari cekaman panas ditandai oleh perubahan respon fisiologis, penurunan bobot badan, serta kematian akibat hipertermia. Air merupakan komponen penting dalam fungsi termoregulasi tubuh ayam broiler. Ayam broiler dalam kondisi heat stress menggunakan air sebagai medium pelepasan panas dengan cara menguapkan cairan pada paru-paru yang membawa panas keluar tubuh. Selama transportasi umumnya ayam tidak memiliki akses air minum untuk menggantikan cairan tubuh yang terpakai dalam proses termoregulasi, sehingga mengalami dehidrasi dan penurunan bobot badan. Penelitian ini bertujuan mengkaji efektifitas dari pemberian air minum terhadap pengurangan dampak cekaman panas ayam broiler selama transportasi. Ayam jantan berbobot 1,5 kg ditransportasikan selama 3 jam dengan kombinasi perlakuan air minum dan waktu transportasi. Perlakuan terdiri dari P1 (tranportasi pagi dengan air minum), P2 (transportasi pagi tanpa air minum), P3 (transportasi siang dengan air minum), dan P4 (transportasi siang tanpa air minum). Masingmasing perlakuan menggunakan 3 krat dengan kepadatan 10 ekor krat-1 . Peubah yang diamati berupa performa produksi (konsumsi air dan penurunan bobot badan) dan respon fisiologis (suhu rektal, kadar glukosa darah, rasio HL, dan kadar hematokrit). Konsumsi air minum pada ayam broiler selama transportasi masih merupakan konsep yang belum diterapkan dan diteliti di Indonesia sehingga menjadi point kebaruan dari penelitian ini. Dilakukannya penelitian ini berdasarkan animal welfare diharapkan mampu membuktikan konsep pemberian air minum selama transportasi serta efektifitasnya sehingga dapat mendorong penelitian-penelitian lanjutan dan penerapan konsep ini di skala industri untuk mengurangi penurunan bobot badan selama transportasi. Hasil menunjukkan pengurangan volume air pada tangki air truk sebesar 30300 ml pada transportasi pagi hari dan 6000 ml pada transportasi siang hari. Suhu rektal lebih rendah pada ayam broiler P1 dan P3 dibandingkan P2 and P4 namun berada dalam rentang normal. Penurunan kadar glukosa darah dan hematokrit terjadi pada seluruh perlakuan. Peningkatan rasio HL terjadi pada seluruh perlakuan kecuali P1. Persentase penurunan bobot badan lebih rendah pada ayam yang diberi air minum: P1 (3,5%) dan P3 (4,4%) dibandingkan ayam yang tidak diberi air minum: P2 (4,0%) dan P4 (5,0%) pada waktu transportasi yang sama. Berdasarkan perbedaan persentase penurunan bobot badan, dapat disimpulkan bahwa konsumsi air mengurangi dampak cekaman panas yang dialami ayam broiler selama transportasi. Penurunan terendah terjadi pada ayam P1 dan penurunan tertinggi pada ayam P4.id
dc.description.sponsorshipPribadiid
dc.language.isoidid
dc.publisherIPB Universityid
dc.titlePenyediaan Air Minum saat Transportasi Ayam Broiler untuk Mengurangi Dampak Cekaman Panasid
dc.title.alternativeDrinking Water Supply for Broiler Chicken Transportation to Reduce The Impacts of Heat Stressid
dc.typeThesisid
dc.subject.keywordbroiler chickenid
dc.subject.keywordheat stressid
dc.subject.keywordtransportationid
dc.subject.keywordwaterid
dc.subject.keywordweight lossid


Files in this item

Thumbnail
Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record