Kajian Pemberian Sitokinin dan Lapisan Lilin dalam Penyimpanan Buah Manggis ( Garcinia Mangostana L.)
Abstract
Manggis (Garcinia mangostana L.) sebagai buah eksotik tropika merupakan salah satu komoditas buah-buahan yang memiliki nilai ekonomi yang cukup tinggi dan digemari masyarakat saat ini. Bentuk buah yang artistik dan citarasa yang khas menyebabkan buah ini tidak hanya disukai oleh konsumen dalam negeri namun juga dari luar negeri. Manggis adalah salah satu komoditas buahbuahan yang mendominasi pasar eksport Indonesia. Permintaan pasar ekspor buah manggis dari luar negeri dari tahun ke tahun meningkat terus dengan penambahan volume sebesar 10.7% per tahun. Pada tahun 1999 volume ekspor manggis mencapai 4 743.493 ton dan meningkat pada tahun 2003 menjadi 9 304.511 ton. Peningkatan permintaan buah manggis untuk ekspor sudah tentu harus sejalan dengan peningkatan kualitas dari buah manggis ini. Untuk menghasilkan buahbuahan dengan kualitas yang baik, disamping ditentukan oleh perlakuan selama penanganan on-farm, ditentukan juga oleh penanganan pasca panen yang tepat. Pelilinan merupakan salah satu alternatif untuk menahan laju penurunan mutu dan kehilangan dalam penanganan pasca panen buah-buahan. Permintaan terhadap cupat buah manggis yang tetap hijau juga semakin meningkat, sedangkan saat ini belum tersedia metode untuk mempertahankan kesegaran cupat buah manggis. Pemberian sitokinin diharapkan dapat memperpanjang kesegaran cupat dan mempertahankan warna hijau cupat buah. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengkaji pemberian sitokinin dalam mempertahankan warna hijau daun pada cupat manggis dan pengaruh pelilinan terhadap laju respirasi serta perubahan mutu buah manggis segar selama penyimpanan. Selain itu juga untuk menentukan konsentrasi pelilinan dan suhu penyimpanan optimum buah manggis segar untuk memperpanjang masa simpannya. Pada penelitian ini, cupat buah manggis terlebih dahulu dicelupkan pada hormon sitokinin 20% selama 30 detik. Selanjutnya buah manggis dicelupkan selama 30 detik ke dalam emulsi lilin. Buah manggis dibagi ke dalam 3 perlakuan yaitu perlakuan 1, perlakuan 2 dan kontrol. Pada perlakuan 1, buah manggis yang cupatnya telah dicelupkan pada sitokinin kemudian dicelupkan pada emulsi lilin dengan konsentrasi 5%. Pada perlakuan 2, manggis dicelupkan ke dalam emulsi lilin dengan konsentrasi 10%. Sedangkan untuk perlakuan 3, buah manggis tidak dicelupkan ke dalam emulsi lilin dan berfungsi sebagai kontrol. Setelah mendapat masing-masing perlakuan, selanjutnya buah manggis disimpan dalam tiga suhu ruang yang berbeda, yaitu suhu 8°C, 13°C dan 20°C. Selama penyimpanan, masing-masing perlakuan dilakukan pengukuran mutu yang meliputi laju respirasi, susut bobot, warna kulit, kekerasan, total padatan terlarut (TPT), warna cupat dan uji organoleptik. Hasil analisis ragam menunjukkan bahwa pemberian lapisan lilin berpengaruh nyata pada perubahan laju respirasi dan uji organoleptik antar perlakuan tetapi tidak berpengaruh nyata pada perubahan nilai TPT , susut bobot, kekerasan, dan warna kulit buah. Sedangkan perbedaan suhu penyimpanan yang digunakan berpengaruh nyata pada pada laju respirasi, susut bobot, warna dan uji organoleptik antar perlakuan tetapi tidak berpengaruh nyata pada perubahan nilai TPT dan kekerasan kulit buah. Perlakuan untuk mendapatkan umur simpan terlama dengan mempertahankan kondisi terbaik melalui pengukuran parameter mutu buah dan uji organoleptik adalah perlakuan P1 yaitu manggis yang diberi lapisan lilin dengan konsentrasi 5% dan disimpan pada suhu 8oC. Perlakuan ini dapat mempertahankan mutu buah manggis hingga hari ke-38 dengan nilai laju respirasi sebesar 8.26 ml.kg-1.jam-1, kekerasan 2.42 kgf, nilai susut bobot terendah sebesar 0.94, dan nilai TPT yang masih diterima konsumen yaitu sebesar 15.55oBrix, serta warna kulit terbaik. Suhu 8oC juga mampu mempertahankan warna hijau cupat terlama dengan pemberian sitokinin 20% yaitu sampai hari ke-28 penyimpanan. Sedangkan cupat manggis yang disimpan pada suhu 13oC dan 20oC lebih cepat berubah menjadi coklat. Sedangkan manggis yang memiliki umur simpan terpendek adalah kontrol yaitu manggis yang tidak diberi lapisan lilin dan disimpan pada suhu ruang. Perlakuan ini hanya dapat bertahan hingga hari ke-14 penyimpanan.