Topic Modelling dan Prediksi Fenomena Ekonomi Indonesia Berdasarkan Berita Online
Date
2022Author
Khairani, Fitri
Kurnia, Anang
Aidi, Muhammad Nur
Pramana, Setia
Metadata
Show full item recordAbstract
Produk Domestik Bruto (PDB) adalah jumlah nilai tambah yang dihasilkan dari
seluruh unit usaha yang ada pada suatu negara, atau merupakan jumlah nilai barang dan
jasa akhir yang dihasilkan oleh seluruh unit ekonomi. Menurut data Badan Pusat Statistik
(BPS), pertumbuhan ekonomi pada Kuartal I tahun 2021 berdasarkan YoY (Year on year)
berkisar -0,74%. Angka tersebut menyebabkan perekonomian Indonesia masih berada
dalam resesi setelah mengalami kontraksi 4 kali berturut-turut sejak Kuartal II 2020.
Adanya pertumbuhan positif dan negatif pada nilai PDB berdasarkan lapangan usaha,
perlu dilakukannya analisis fenomena ekonomi dan prediksi pertumbuhan ekonomi
kedepan. Hal ini dilakukan sebagai early warning bagi pemerintah terhadap faktor yang
bisa dimaksimalkan dan faktor yang harus ditingkatkan lagi terhadap masing-masing
kategori PDB lapangan usaha tersebut.
Jumlah berita online yang terbit setiap harinya sangat banyak. Pengidentifikasian
suatu topik atau fenomena dari kumpulan berita tersebut jika dilakukan secara manual
membutuhkan waktu lama. Nyatanya, berita-berita tersebut banyak memberikan
informasi penting, sehingga perlu adanya suatu metode dalam melakukan
pengelompokkan topik-topik yang banyak diberitakan. Berdasarkan hal tersebut,
penelitian ini berfokus pada hasil interpretasi pengelompokan topik-topik dari berita
online yang terkait pertumbuhan positif dan pertumbuhan negatif masing-masing
kategori PDB, disertai dengan kutipan ahli atau pakar tertentu dalam berita tersebut.
Penelitian ini juga dilakukan prediksi untuk pertumbuhan nilai PDB Kuartal selanjutnya.
Metode yang digunakan yaitu gabungan beberapa teknik/metode seperti text mining,
topic modeling, Latent Dirichlet Allocation (LDA), Random Forest. Data yang digunakan
dalam penelitian ini menggunakan data primer dengan cara scrapping dari Januari 2021
hingga Maret 2021 pada 5 portal berita online Indonesia yaitu Kompas, Antara, Okezone,
Detik dan Bisnis.
Pengujian model LDA dalam penentuan jumlah topik pada masing-masing kategori
digunakan pengukuran coherence score. Hasil pemodelan LDA pada kategori yang
mengalami pertumbuhan positif dan pertumbuhan negatif yang paling tinggi yaitu pada
kategori A terdapat 17 topik, kategori B terdapat 3 topik, kategori G 17 terdapat topik,
kategori Q terdapat 5 topik kategori H terdapat 17 topik dan kategori P sebanyak 3 topik.
Topik fenomena ekonomi pada kategori PDB yang mengalami pertumbuhan positif
berdasarkan hasil pemodelan LDA yakni Harga emas melonjak, harga tembaga menguat
dan peningkatan ekspor nikel, pertumbuhan tanaman hortikultura serta peningkatan stok
kedelai, Impor barang, jasa, indeks ritel yang sangat berpengaruh dalam perdagangan,
serta peningkatan penjualan mobil karena adanya kebijakan Pajak Penjualan atas Barang
Mewah (PPnBM) 0%. Topik fenomena ekonomi pada kategori yang mengalami
pertumbuhan negatif hasil pemodelan LDA yakni Banjir dan cuaca buruk, Laba Bersih
Jasa Marga (JSMR) Anjlok, pendapatan PT KAI kenaikan iuran BPJS, turunnya peminat
lembaga kursus.
Terdapat beberapa tokoh yang membicarakan fenomena ekonomi di Indonesia.
Tokoh yang banyak berbicara terkait fenomena ekonomi pada semua kategori baik yang
mengalami pertumbuhan positif atau pertumbuhan ngeatif yakni Presiden RI, Joko
Widodo, tokoh yang berbicara di hampir semua kategori yang mengalami pertumbuhan
positif yakni Kepala BPS, Suhariyanto dan tokoh lain yang banyak berbicara pada
masing-masing kategori sesuai backgroundnya masing-masing, yakni dirjen, menteri dan
tokoh terkait lannya.
Peramalan pertumbuhan PDB Kuartal selanjutnya digunakan informasi dari berita
online sebagai peubah penjelas, dan hasil pelabelan data pada masing-masing berita naik
atau turun yang dilakukan oleh Direktorat Neraca BPS sebagai peubah respon. Peramalan
tersebut menggunakan metode Random Forest dengan balancing data menggunakan
SMOTE dan cross-validation 10, nilai akurasi prediksi yang diperoleh 96,6%, dan
prediksi pertumbuhan ekonomi Kuartal selanjutnya yakni Kuartal II 2021 dan Kuartal III
2021 adalah naik Gross Domestic Product (GDP) is the added value generated from all existing
business units in a country or the total value of final goods and services produced by all
economic units. According to data from the Central Statistics Agency (BPS), economic
growth in the first quarter of 2021 based on YoY (Year on Year) is around -0.74%. This
figure causes the Indonesian economy to be in recession after experiencing contractions
four times since the second quarter of 2020. With positive and negative growth in the
value of GDP based on business fields, it is necessary to analyze economic phenomena
and predict future economic growth. That is done early warning to the government for
factors that can maximize and factors that must improve for each category of GDP in the
business field.
The number of online news that is published every day is very large. Identifying a
topic or phenomenon from the news collection, if done manually, takes a long time. The
news provides a lot of important information, so there needs to be a method for grouping
the widely reported topics. Based on this, this research focuses on the interpretation of
the grouping of topics from online news that cause positive growth and negative growth
in each GDP category, accompanied by quotes from certain experts or experts in the news.
This study also made predictions for the growth of GDP value for the next period.
The method used combines several techniques/methods such as text mining, topic
modeling, Latent Dirichlet Allocation (LDA), Random Forest. The data used in this study
uses primary data by scrapping from January 2021 to March 2021 on 5 Indonesian online
news portals, namely Kompas, Antara, Okezone, Detik, and Bisnis.
Testing the LDA model in determining the number of topics in each category used
a coherence score measurement. The results of LDA in the category that the highest
positive growth and negative growth were in category A there were seventeen topics,
category B had three topics, category G had seventeen topics, category Q had five topics,
category H had seventeen topics, and category P had three topics.Economic phenomena
in the category that experienced positive growth were related to soaring gold prices,
strengthening copper prices and nickel exports, growth in horticultural crops and soybean
stocks, imports of goods, services, and retail indexes. This phenomenon is very influential
in the trade and increase in car sales due to the sales tax policy on Luxury Goods (PPnBM)
of 0%. Topics Economic phenomena in categories that experienced negative growth were
floods and bad weather, Jasa Marga's Net Profit (JSMR) plummeted, the revenue of PT
Kereta Api Indonesia (KAI) increased dues for Social Security Administering Body
(BPJS), and decreased interest in course institutions.
Several figures talk about economic phenomena in Indonesia. Figures who talk a
lot about economic phenomena in all categories, namely the President of the Republic of
Indonesia Joko Widodo, a figure who speaks in almost all categories experiencing
positive growth, namely Pak Suhariyanto as Head of BPS, and other figures who speak a
lot to each -each category according to their respective backgrounds, namely the directorgeneral, ministers and other related figures. In forecasting the value of GDP for the next
period, online news variables are used as explanatory variables. The results of data
labeling on each news increase or decrease by the BPS balance sheet directorate as a
response variable. The forecast uses the Random Forest method with data balancing using
SMOTE and cross-validation 10. The accuracy value obtained is 96.6%, and the
prediction of economic growth in the next quarter, namely Quarter II 2021 and Quarter
III 2021, will increase.