Karakteristik Pengeringan Bunga Krisan (Chrysanthemum sp.) Sebagai Teh Herbal
Abstract
Bunga krisan (Chrysanthemum sp) dikenal sebagai bunga seruni di Indonesia. Bunga krisan merupakan produk pertanian yang memiliki potensi untuk dijadikan teh herbal karena mengandung antioksidan yang baik untuk tubuh. Bunga krisan segar mudah rusak karena kadar airnya tinggi sehingga perlu dikeringkan agar tidak cepat rusak dan dapat dikonsumsi sebagai teh herbal. Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji karakteristik pengeringan bunga krisan dan penentuan model pengeringan terbaik, mengkaji pengaruh suhu terhadap mutu bunga krisan kering sebagai teh herbal. Bunga krisan kuning yang masih kuncup diperoleh dari petani di daerah Sukabumi, Jawa Barat. Bungan krisan dibersihkan, disortasi dan ditimbang sebanyak 50-60 g untuk masing-masing perlakuan dan kemudian dikeringkan menggunakan pengering tipe model di Laboratorium Teknik Energi Terbarukan, Leuwikopo, Bogor. Sebagai perlakuan adalah suhu pengeringan dengan tiga taraf suhu yaitu 40, 50, dan 60 oC. Selama pengeringan dilakukan pengamatan kadar air setiap 0.5 jam selama 2 jam pertama, kemudian tiap 1 jam dan seterusnya menggunakan metode oven. Penurunan kadar air selama proses pengeringan digambarkan dengan model Henderson-Paris, kurva kadar air basis basah dan basis kering, kurva laju pengeringan. Mutu bunga krisan kering yang diamati meliputi kadar air, kadar abu total, perubahan warna, dan uji hedonik terhadap seduhan teh bunga krisan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa laju pengeringan meningkat dengan semakin tingginya suhu pengeringan. Laju pengeringan bunga krisan pada suhu 40, 50 dan 60 oC sebesar 0.8±0.04 %/jam, 1.4±0.004 %/jam, dan 2.4±0.1 %/jam dari kadar air awal 84.6±0.7%, 87.2±0.9%, dan 86.4±0.8% menjadi kadar air akhir 8.6±0.6%, 9.4±0.4%, dan 9.4±0.8%. Model pengeringan terbaik yang dapat mendeskripsikan karakteristik pengeringan bunga krisan adalah model Henderson-Pabis berdasarkan nilai koefisien determinasi (R2) tertinggi yaitu 0.9923, nilai RMSE terendah 0.026 dan dan galat terendah 0.00012. Hasil analisis bunga krisan kering pada suhu pengeringan 40 oC telah memenuhi syarat mutu yang ditetapkan Farmakope Herbal Indonesia yaitu kadar air sebesar 8.6±0.6% (nilai maksimal 10%) dan kadar abu total sebesar 9.6 ± 0.05% (maksimal 9.8%). Hasil uji hedonik terhadap seduhan teh bunga krisan menunjukkan bahwa rasa dan warna dengan suhu pengeringan 40 oC paling disukai dengan skor rata-rata tertinggi yaitu 3.52 untuk warna teh bunga krisan, dan 3.32 untuk rasa teh bunga krisan.