Performa Sapi Bali Pada Sistem Integrasi Sapi Sawit Dengan Pola Pemeliharaan Berbeda
Date
2021Author
Hidayat, Zikril
Priyanto, Rudy
Nuraini, Henny
Abdullah, Luki
Metadata
Show full item recordAbstract
Sistem usaha integrasi kelapa sawit-sapi potong mulai massif dan banyak diadopsi oleh peternak kecil, dan kelompok tani dengan pola pemeliharaan yang berbeda yakni pola ekstensif, semi intensif dan intensif. Penelitian ini bertujuan untuk; a) menganalisis performa produksi dan reproduksi, b) menganalisis kecukupan nutrisi dan kecernaan pakan, c) menganalisis kapasitas tampung, d) menganalisis aspek ekonomi, dan e) mengidentifikasi faktor kritis sapi potong pada sistem integrasi sapi-sawit pada pola pemeliharaan intensif, semi intensif, dan ekstensif.
Penelitian dilakukan selama 6 bulan, yaitu pada bulan Agustus 2020 s.d Januari 2021 di Kabupaten Bangka Tengah Provinsi Kepulauan Bangka Belitung. Analisis nutrisi dan kecernaan pakan dilakukan di Laboratorium Proximat Balai Penelitian Ternak Ciawi, Bogor. Bahan yang digunakan dalam penelitian ini meliputi sapi potong dan peternak sebagai responden dengan 3 (tiga) pola pemeliharaan yang berbeda. Pengamatan performa produksi digunakan sebanyak 108 ekor sapi Bali yang dikelompokkan berdasarkan 3 kelompok umur yaitu; anak, muda, dan dewasa. Pengamatan kecukupan nutrisi dan kecernaan digunakan 72 ekor sapi. Pengamatan performa reproduksi digunakan sebanyak 127 ekor induk sapi Bali, dimana induk sapi tersebut merupakan milik 51 peternak rakyat yang dikelompokkan berdasarkan pola pemeliharaan yang sama. Pengamatan aspek ekonomi dan faktor kritis digunakan sebanyak 10 peternak masing-masing sistem pemeliharaan sebagai responden untuk diwawancarai.
Data kecukupan nutrisi, kecernaan pakan, performa produksi dan reproduksi sapi dianalisis dengan sidik ragam rancangan acak kelompok (RAK) berdasarkan pola pemeliharaan, dan uji beda nyata jujur (BNJ) digunakan untuk mengetahui perbedaan antar perlakuan. Data kapasitas tampung, dan aspek ekonomi dianalisis secara deskripif. Analisis faktor kritis menggunakan Failure Modes, Effects and Criticality Analysis (FMECA).
Sapi Bali yang diintegrasikan dalam perkebunan kelapa sawit dengan pola pemeliharaan berbeda menunjukkan performa produksi dan reproduksi yang berbeda sebagai akibat dari perbedaan jenis, kualitas, kuantitas, tingkat kecernaan pakan. Performa produksi yang lebih baik ditunjukkan oleh sapi Bali dengan pemeliharaan semi intensif karena didukung oleh kualitas pakan, dan kecukupan nutrisi pakan, yang lebih baik dibanding pemeliharaan intensif dan ekstensif. Sementara performa reproduksi yang terbaik ditunjukkan oleh sapi Bali pada kelompok ekstensif. Performa ekonomi yang terbaik ditunjukkan oleh pola pemeliharaan ekstensif, dengan tingkat keuntungan peternak, RC rasio, dan Payback period yang lebih baik. Kapasitas tampung tertinggi terdapat pada pola pemeliharaan semi intensif, diikuti pola intensif kemudian ekstensif. Faktor kritis lebih banyak ditemukan pada pemeliharaan intensif dibanding pola pemeliharaan lainnya. The integration of beef cattle in oil palm system has been implemented by local farmer and group of farmers by different rearing patterns, namely extensive, semi-intensive and intensive. This research aimed to analyze production and reproduction performances, nutritional adequacy and feed digestibility, carrying capacity, farmer’s income and to identify critical factors for beef cattle raised at different rearing patterns in the cattle-oil palm integration system.
The study was carried out for six months, from August 2020 to January 2021 in Central Bangka Regency, Bangka Belitung Islands Province. Analysis of nutrition and digestibility of feed was carried out at the Proximat Laboratory of Indonesian Research Institute for Animal Production, Ciawi. The materials used in this study included beef cattle and breeders as respondents with three different rearing patterns. Observation of production performance involved 108 heads of Bali cattle classified into three age groups, namely; calves, young cattle and adult cattle. The observation of nutritional adequacy and digestibility used 72 Bali cattle while that of reproduction performance used 27 Bali cows owned by 51 smallholder farmers grouped based on rearing pattern. Observations of farmer’s income and critical factors was carried out by interviewing 10 farmers as respondents for each rearing pattern.
Data on nutrition adequacy, feed digestibility, production and reproductions performance of cattle among rearing patterns were analyzed by analysis of variance and HSD test was used to find out the differences among the treatments. Data on carrying capacity, and farmer’s income were analyzed descriptively. Critical factor analysis used Failure Modes, Effects and Criticality Analysis (FMECA).
Bali cattle integrated in oil palm plantation with different rearing patterns showed different production and reproduction performances as a result of different types, quality, quantity and digestibility of feed. Better production performance was shown by Bali cattle kept semi-intensively as they were supported by better feed quality and nutritional adequacy if compared with intensive and extensive rearing patterns. Meanwhile, the best reproductive performance was shown by Bali cattle in the extensive group. The best economic performance is shown by cattle kept extensively with a better level of farmer profit, RC ratio, and Payback period. The highest carrying capacity was found in the semi-intensive rearing pattern followed by intensive and then extensive rearing pattern. Critical points were found more in intensive rearing pattern compared to the other two rearing patterns.
Collections
- MT - Animal Science [1203]