Perakitan Tanaman Kentang Kultivar IPB CP1 Transgenik yang Mengandung Gen Penyandi Superoksida Dismutase
Date
2021Author
Musawira, Musawira
Suharsono
Miftahudin
Tjahjoleksono, Aris
Metadata
Show full item recordAbstract
Kentang merupakan tanaman hortikultura yang penting di Indonesia. Kentang
berperan dalam menjaga ketahanan pangan dengan nilai ekonomi dan kandungan
nilai gizi yang tinggi. Kentang dapat dimanfaatkan untuk berbagai olahan seperti
kentang sayur, kentang industri seperti keripik kentang dan french fries. Kentang
merupakan tanaman yang dibudidayakan di area dataran tinggi. Konversi areal
bekas perkebunan teh menjadi perkebunan kentang tidak mudah, karena banyak
kendala yang dihadapi petani. Cekaman abiotik seperti pH rendah, aluminium
tinggi dan kekeringan menjadi masalah utama yang dihadapi petani kentang.
Cekaman abiotik pada tanaman kentang dapat mengarah kepada pembentukan
Reactive Oxygen Species (ROS). ROS merupakan produk hasil metabolisme aerob
saat menghadapi cekaman, sehingga berbahaya bagi tanaman. Superoksida
dismutase (SOD) merupakan salah satu enzim yang berperan untuk mengkatalisasi
ROS sehingga tidak berbahaya bagi tanaman.
Kentang kultivar IPB CP1 merupakan salah satu bahan baku untuk industri
pembuatan keripik kentang. Kentang IPB CP1 tidak begitu toleran terhadap
cekaman abiotik. Oleh karena itu, penelitian ini dilakukan untuk mengitroduksikan
gen SOD kedalam kentang kultivar IPB CP1 agar kentang menjadi toleran terhadap
berbagai cekaman abiotik.
Transformasi genetik tanaman kentang dilakukan dengan metode kokultivasi
menggunakan bakteri Agrobacterium tumefaciens yang membawa plasmid
pGWB5-MmCuZn-SOD. Ruas batang tanpa mata tunas digunakan sebagai eksplan
untuk transformasi. Nilai efisiensi transformasi dan regenerasi kentang kultivar IPB
CP1 adalah 51,25% dan 38,87%. Analisis integritas dengan menggunakan primer
act-F dan act-R menunjukkan semua tanaman transgenik memiliki kualitas DNA
yang baik. Analisis integrasi dengan menggunakan primer 35S-F dan SODR2
menunjukkan bahwa delapan tanaman transgenik membawa gen SOD dibawah
promotor kuat 35S dengan ukuran pita 633 pb. Analisis uji in vitro cekaman
kekeringan, aluminium dan salinitas menunjukkan bahwa tanaman CP1 transgenik
lebih toleran dibandingkan dengan tanaman CP1 non transgenik yang ditandai
dengan panjang akar total dan jumlah akar yang lebih tinggi. Potato is an important horticultural crop in Indonesia. Potato plays a role in
maintaining food security with high economic and nutritional values. Potatoes are
used for various preparations such as vegetable, potato chips and french fries. Potato
cultivation requires highland environment for optimal growth and production,
where in several highland areas there are many non-productive tea plantation that
can be used to grow potato. Conversion of tea plantations into potato plantations,
however, may face several abiotic stresses such as low pH, higher aluminum, and
drought. Abiotic stress usually causes harmful effect to plants, including potato.
Superoxide dismutase (SOD) is an enzyme that plays a role in alleviating ROS and
replace it into non harmfull molecules.
Potato cultivar IPB CP1 is one of the raw materials for the potato chip in
food industry, unfortunately IPB CP1 potato is rather sensitive to abiotic stress.
Therefore, the research aimed to develop CP1 potato that is tolerant to drought,
aluminum, and salinity stresses by introducing MmCuZn-SOD gene mediated by
Agrobacterium tumefaciens.
The genetic transformation of potato plants was carried out by cocultivation method using Agrobacterium tumefaciens carrying the plasmid pGWB5-MmCuZn-SOD. Stems without buds were used as explants for genetic
transformation. The results show the value of transformation efficiency and
regeneration of potato cultivar IPB CP1 was 51,25% and 38,87%, respectively.
DNA integrity analysis using act-F and act-R primers showed that all transgenic
plants and non transgenic had good DNA quality. DNA integration analysis using
35S-F and SODR2 primers confirmed that eight transgenic plants carried the
MmCuZn-SOD gene under the 35S strong promoter with insert size of 633 bp. In
vitro analysis of drought, aluminum and salinity tolerance based on total root length
and number of roots showed that transgenic CP1 plants were more tolerant than that
of non-transgenic CP1 plants.