Kinerja Reproduksi dan Produksi Serta Potensi Pengembangan Kerbau Gayo di Kabupaten Aceh Tengah
Date
2021-07-31Author
Alkautsar, Alkautsar
Komariah, Komariah
Priyanto, Rudy
Metadata
Show full item recordAbstract
Kerbau gayo merupakan kerbau lokal yang telah ditetapkan sebagai plasma nutfah di Indonesia. Kerbau lumpur merupakan hewan ternak potong, sehingga perlu dilakukan analisis terhadap reproduksi dan produksinya sebagai acuan dalam penentuan arah pengembangan potensi yang ada secara komprehensif. Penelitian ini bertujuan menganalisis performa reproduksi terhadap struktur populasi kerbau gayo, menganalisis produksi kerbau gayo dengan warna tubuh yang berbeda secara komprehensif berdasarkan morfometri dan skor kondisi tubuh dan mengevaluasi potensi pengembangan kerbau gayo berdasarkan ketersedian hijauan dengan pendekatan nilai Kapasitas Peningkatan Populasi Ternak Ruminansia (KPPTR) di Kabupaten Aceh Tengah, Provinsi Aceh. Penelitian ini dilaksanakan di daerah kecamatan Linge dan Bintang sebagai representasi terhadap kondisi populasi kerbau gayo di Kabupaten Aceh Tengah. Penelitian ini diawali dengan tahap survey untuk penentuan lokasi penelitian dan observasi langsung ke lapangan (wawancara menggunakan kuisioner terstruktur) untuk pengambilan data primer dari 65 peternak. Data primer digunakan untuk menganalisis reproduksi dan produksi kerbau gayo. Data sekunder digunakan untuk menganalisis strategi pengembangan potensi kerbau gayo. Performa reproduksi kerbau betina pada wilayah kecamatan Bintang dan Linge dengan kisaran umur ternak 3-16 tahun pada parameter sifat reproduksi umur berahi pertama sebesar 28 bulan, umur kawin pertama sebesar 34 bulan, umur beranak pertama sebesar 45 bulan, angka kelahiran sebesar 4%, angka kematian dewasa sebesar 0.5%, jarak melahirkan 15 bulan, berahi kembali setelah melahirkan 5 bulan, lama bunting sebesar 11 bulan dan siklus berahi sebesar 22 hari, menunjukkan hasil yang mendekati ideal, kecuali jarak melahirkan sebesar 15 bulan. Nilai BCS pada ketiga warna tubuh pada kerbau anak dan kerbau muda 1-2 tahun rata-rata 3, sedangkan pada kerbau muda 2-3 tahun dan >3 tahun memiliki nilai BCS 4. Rataan bobot badan kerbau dewasa 399,06 ± 44,70 kg, relatif lebih tinggi daripada bobot badan kerbau muda 2-3 tahun. Rataan bobot badan anak<1 tahun adalah 25,08 ± 5,87 kg. Wilayah Kecamatan Linge dan Bintang merupakan wilayah yang memungkinkan untuk peningkatan populasi kerbau gayo berdasarkan nilai KPPTR. Kecamatan Bintang lebih unggul sedikit dibandingkan Kecamatan Linge, yakni dengan nilai KPPTR Kecamatan Bintang sebesar 5.295,66 ST dan untuk Kecamatan Linge sebesar 5.212,99 ST. Kedua wilayah dapat dijadikan sebagai wilayah pengembangan kerbau gayo yang sangat potensial dengan pemanfaatan lahan hijauan, penguatan SDM, perbaikan manajemen pemeliharaan.
Collections
- MT - Animal Science [1216]