Pendekatan Eksploratif untuk Melihat Peubah Penciri Rumah Tangga Berdasarkan Kemiskinan dan Kerawanan Pangan
Abstract
Pembangunan berkelanjutan pada tujuan Sustainable Development Goals
(SDGs) yang dicanangkan pada resolusi PBB merupakan ambisi pembangunan
bersama hingga tahun 2030. Hal ini ada kaitannya dengan permasalahan utama
mengenai kejadian rawan pangan dan kesejahteraan masyarakat di suatu negara
termasuk Indonesia. Dalam Global Hunger Index 2019, Indonesia masuk ke dalam
kategori serius. Badan Pusat Statistik mengukur kerawanan pangan menggunakan
Food Insecurity Experience Scale yang dimasukkan ke dalam butir pertanyaan
Survei Sosial Ekonomi Sosial. Tujuan penelitian ini adalah melakukan kajian
berbagai teknik eksplorasi untuk menentukan kepentingan peubah pada rumah
tangga yang dapat mencirikan tingkat kemiskinan dan tingkat kerawanan pangan
serta menentukan karakteristik rumah tangga berdasarkan tingkat kemiskinan dan
tingkat kerawanan pangan
Hasil dari gini gain menyebutkan bahwa peubah bahan bakar memasak, jenis
lantai teluas menempati urutan atas kepentingan peubah. Disusul oleh peubah status
rumah tangga penabung, pendidikan tertinggi kepala rumah tangga, fasilitas buang
air besar, persentase pengeluaran makanan, status penerima bantuan sosial beras
sejahtera, dan jenis dinding terluas. Sama halnya dengan pendekatan gini gain, pada
pendekatan informatin gain, peubah bahan bakar memasak jenis lantai terluas,
status rumah tangga penabung dan pendidikan tertinggi kepala rumah tangga
menempati urutan atas kepentingan peubah. Berbeda dengan kedua pendekatan
sebelumnya, peubah yang menempati urutas atas pada mean decrease gini adalah
peubah prediktor dengan banyak kategori. Peubah yang menempati urutan atas
kepentingan peubah adalah peubah bahan bakar memasak, jenis lantai terluas,
sumber air mandi dan mencuci, pendidikan tertinggi kepala rumah tangga, fasilitas
buang air besar, jenis atap terluas, serta jenis dinding terluas.
Hasil korelasi Spearman menunjukkan bahwa gini gain dan information gain
memiliki kesepakatan yang tinggi dalam penentuan urutan kepentingan peubah.
Pada pendekatan mean decrease gini, penentuan kepentingan peubah memiliki
tingkat kesepakatan yang lebih rendah, baik dengan information gain maupun gini
gain.
Analisis korespondensi berganda menyebutkan rumah tangga miskin dan
rawan pangan memiliki ciri-ciri rumah berlantaikan bambu, berdinding anyaman
bambu, serta memasak menggunakan arang dan kayu bakar. Rumah tangga tidak
miskin dan tidak rawan pangan memiliki ciri-ciri rumah berlantaikan keramik,
berdinding tembok, memasak menggunakan listrik, gas, dan tidak memasak, mandi
menggunakan air sumur, air kemasan, dan leding, tinggal di perkotaan, merupakan
rumah tangga non pertanian, ada penabung, dan KRT dengan pendidikan SMP,
SMA, dan Perguruan Tinggi.