KEBERAGAMAN LUMUT TANDUK (ANTHOCEROTOPHYTA) DI KAWASAN GUNUNG SLAMET
Date
2021Author
SIAGIAN, ARIN ULFIANA MUBAROKAH
ARIYANTI, NUNIK SRI
Djuita, Ratna
Metadata
Show full item recordAbstract
Hornworts (Anthocerotophyta) are one of the three divisions of nonvascular plants. Hornworts are easily recognized based on the structure of thalloid gametophyte so that it is similar to the thalloid liverworts, but hornworts generally have cells with 1-8 chloroplasts per cell, and a long cylindrical sporophyte structure similar to horns. Hornworts are generallly found in open and humid habitats such as along the edges of hiking trails in mountain forests. The hornworts in Java to date are reported to number 28 species, however only one species has been reported occurs in the area of Mount Slamet, Central Java. This research was conducted to inventory diversity, providing the key identification and description of the hornworts species of Mount Slamet.
Specimens of hornworts were collected along the hiking trail of Mount Slamet in three locations, namely Baturraden (Banyumas Regency), Gunung Malang (Purbalingga Regency), and Guci (Tegal Regency). Morphological and anatomical observations of tha specimens are carried out for the purposes of species identification. Characters in the gametophyes and sporophytes are used to develop keys and descriptions of species found in the area of Mount Slamet. The observed specimens are deposited at the Herbarium Bogoriense (BO).
The gametophyte of hornworts species found in this study have thallus varied from small to large, either rosette or strap-shaped, light green to dark green. The transverse section of talus has parenchyma tissue with mucilage cavities or solid (without mucilage cavities). The cells of the talus have 1-8 chloroplasts per cell with or without pyrenoids. The sporophytes have a short to long involucrum with a smooth to rough surface, the capsule when ripe is black or yellow to orange red, the stomata on the epidermis of the capsule wall are present or absent. Spores are either unicellular or multicellular; grey to black, yellow in color or hyaline; with or without chloroplasts. The distal and proximal surface of spores have various ornamentation. Triradiate markings on the proximal surface of spores are prominent or obscure. Pseudoelaters are linear, either unbranched or branched, or in the form of spiral bands, consisting of 1-5 short or long cells, and either hyaline to brown in color.
The identification of 120 hornwort specimens from Mount Slamet yield six species. One of them, Dendroceros difficilis, has previously been reported found in Baturraden Mount Slamet and was rediscovered in this study. Accordingly, the other five species, namely Anthoceros punctatus, Folioceros fuciformis, Phaeoceros carolinianus, Phaeoceros exiguus, Dendroceros difficilis, Megaceros flagellaris are new records for Mount Slamet. In fact, one of them, Phaeoceros exiguus, is a new record for Malesia.
All of the hornworts species of Mount Slamet, except the epiphytic Dendroceros difficilis that found on tree bark or braches, are found on various terrestrial substrates such as soil, rocks, roots and trunks of dead trees in various moish habitats which has slightly closed canophy such as in mountain forests, or in
the open vegetation such as around the waterfalls, along the banks of streams, and agricultural land. Lumut tanduk (Anthocerotophyta) merupakan satu dari tiga divisi tumbuhan tidak berpembuluh. Lumut tanduk mudah dikenali berdasarkan struktur gametofit bertalus sehingga mirip dengan lumut hati bertalus, tetapi lumut tanduk umumnya memiliki sel dengan 1-8 kloroplas per sel, dan struktur sporofit yang panjang berbentuk silinder mirip dengan tanduk. Lumut tanduk umumnya dijumpai di habitat terbuka dan lembap seperti di sepanjang tepi jalur pedakian dalam hutan pegunungan. Lumut tanduk di Jawa hingga saat ini dilaporkan berjumlah 28 jenis, tetapi hanya satu jenis lumut tanduk telah dilaporkan keberadaanya di kawasan Gunung Slamet, Jawa Tengah. Penelitian ini dilakukan untuk menginventarisasi keanekaragaman, menyediakan kunci identifikasi dan deskripsi jenis-jenis lumut tanduk di Gunung Slamet.
Spesimen lumut tanduk dikumpulkan pada jalur pendakian Gunung Slamet di tiga lokasi yaitu jalur pendakian Baturraden (Kabupaten Banyumas), Gunung Malang (Kabupaten Purbalingga), dan Guci (Kabupaten Tegal). Pengamatan morfologi dan anatomi spesimen dilakukan untuk keperluan identifikasi jenis. Karakter pada fase gametofit dan sporofit digunakan untuk menyusun kunci identifikasi dan deskripsi jenis yang tercatat di kawasan Gunung Slamet. Spesimen yang telah diidentifikasi disimpan di Herbarium Bogoriense (BO).
Gametofit jenis-jenis lumut tanduk yang ditemukan pada penelitian ini memiliki talus bervariasi dengan perawakan kecil hingga besar, bentuk talus meroset atau memita, berwarna hijau terang hingga hijau gelap. Anatomi irisan melintang talus memiliki jaringan parenkim dengan berongga-rongga mucilage atau padat tanpa rongga mucilage, sering dijumpai koloni Nostoc. Sel pada talus memiliki kloroplas 1-8 per selnya dengan atau tanpa pirenoid. Sporofit memiliki involukrum pendek hingga panjang dengan permukaan halus hingga kasar, kapsul ketika masak berwarna hitam atau kuning hingga merah jingga, ada stomata pada epidermis dinding kapsul, atau stomata absen. Spora uniselular atau multiselular, berwarna hitam, kuning atau hialin, dengan atau tanpa kloroplas. Permukaan spora bagian distal dan proksimal memiliki bermacam ornamentasi. Tanda triradiate pada permukaan proksimal spora tampak jelas atau samar. Pseudoelater linier tidak bercabang atau bercabang, atau berbentuk pita spiral, berukuran panjang hingga pendek, terdiri atas 1-5 sel pendek atau panjang, dan warna cokelat atau hialin.
Identifikasi 120 spesimen lumut tanduk dari Gunung Slamet menghasilkan enam jenis. Satu jenis di antaranya, yaitu Dendroceros difficilis, sebelumnya sudah pernah dilaporkan dijumpai di Baturraden Gunung Slamet dan ditemukan kembali pada penelitian ini. Dengan demikian lima jenis lainnya, yaitu Anthoceros punctatus, Folioceros fuciformis, Phaeoceros carolinianus, Phaeoceros exiguus, Dendroceros difficilis, dan Megaceros flagellaris merupakan rekaman baru untuk Gunung Slamet. Bahkan satu jenis di antaranya yaitu Phaeoceros exiguus merupakan rekaman baru untuk Malesia.
Semua jenis lumut tanduk di Gunung Slamet, kecuali Dendroceros difficilis yang hidup epifitik pada kulit pohon, dijumpai pada bermacam substrat terestrial
seperti tanah, batu, akar dan batang pohon mati di bermacam habitat lembab dengan kanopi vegetasi agak tertutup seperti di hutan pegunungan atau vegetasi terbuka seperti di pinggir aliran sungai, di dekat air terjun, dan di lahan pertanian.