Life Cycle Cost pada UMKM Beras Beladang Besaoh Kabupaten Bangka dengan Pendekatan Penilaian Daur Hidup
Abstract
Beras menjadi bahan makanan pokok setiap hari penduduk Indonesia.
Penyediaan beras di Provinsi Kepulauan Bangka Belitung diperoleh dari petani,
kemudian diolah di pabrik penggilingan, dan dijual dalam bentuk beras curah
ataupun kemasan. Salah satu sarana bagi petani padi yang ada di Provinsi
Kepulauan Bangka Belitung untuk menjual hasil produksinya, khususnya di
Kabupaten Bangka adalah melalui Usaha Mikro Kecil dan Menengah. Penelitian
ini bertujuan untuk mengidentifikasi sistem produksi beras Beladang Besaoh dan
variasi skenario kegiatan produksi, menghitung biaya produksi dari setiap proses
produksi beras Beladang Besaoh mulai dari bahan baku hingga produk menjadi
limbah, serta membandingkan beberapa alternatif skenario dan memilih skenario
terbaik yang dapat diterapkan petani dalam proses produksi beras Beladang Besaoh.
Perhitungan harga pokok produksi dianalisis menggunakan metode life cycle cost
untuk mengestimasi biaya produk selama siklus hidupnya seperti biaya budi daya,
produksi, dan distribusi. Hasil penelitian ini didapatkan total biaya siklus hidup
beras pada tiga kategori penerapan teknologi dalam produksinya, yaitu penggunaan
teknologi dan mekanisasi, teknologi sederhana, dan teknologi semi-mekanis. Dari
tiga kategori tersebut, skenario usaha produksi beras yang mengeluarkan biaya
terendah terletak pada skenario yang menerapkan penggunaan teknologi sederhana,
dengan life cycle cost sebesar Rp5.765,72/kg beras pada varietas Mapan 05 dan
Rp6.237,97/kg beras pada varietas Inpari 32.