Karakteristik Mulsa Batang Kelapa Sawit dan Efektivitasnya sebagai Soil Conditioner
Abstract
Kelapa sawit merupakan salah satu tanaman perkebunan yang memiliki potensi besar di Indonesia. Perkembangan kelapa sawit yang sangat pesat disebabkan oleh nilai ekonomi yang tinggi dari komoditas ini. Namun, penanganan dan pemanfaatan limbah batang kelapa sawit hasil replanting belum optimal. Penanaman bibit baru menjadi terhambat karena proses dekomposisi batang kelapa sawit hasil replanting masih terlalu lama. Salah satu metode replanting menggunakan mesin mulcher yang menghasilkan mulsa berbentuk serabut tipis dan memiliki karakteristik yang berbeda dengan metode replanting lainnya. Tujuan dari penelitian ini adalah mengidentifikasi karakteristik mulsa hasil pencacahan batang kelapa sawit menggunakan mulcher, mempelajari pengaruh mulsa batang kelapa sawit sebagai soil conditioner terhadap karakteristik tanah di lahan replanting kelapa sawit, mengetahui ketebalan tumpukan optimum untuk mempertahankan kualitas tanah di lahan replanting kelapa sawit. Mulsa batang kelapa sawit dikomposkan selama dua bulan menggunakan metode bak (bin method). Aplikasi mulsa batang kelapa sawit sebagai soil conditioner dilakukan pada perlakuan ketebalan mulsa yang berbeda-beda, yaitu ketebalan 1 cm, 5 cm, 10 cm dan kontrol. Kompos batang kelapa sawit hasil cacahan mulcher memiliki karakteristik sesuai dengan kualitas kompos Indonesia dan terdekomposisi lebih cepat dibandingkan metode replanting lainnya. Waktu optimum untuk pemanfaatan mulsa batang kelapa sawit sebagai soil conditioner adalah sekitar 2 bulan sebelum terdekomposisi menjadi kompos. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pada kedalaman tanah 0-5 cm, 5-10 cm, 10-15 cm dan 15-20 cm mulsa dengan ketebalan 10 cm merupakan perlakuan terbaik karena efektif meningkatkan rata-rata nilai kadar air tanah masing-masing sebesar 28,22% serta menurunkan nilai tahanan penetrasi tanah dan suhu tanah masing-masing menjadi 15,13 kgf/cm2 dan 27,5 oC.