Pengaruh Metode Pengeringan Terhadap Sifat Organoleptik Biji Kopi Arabika (Coffea Arabica)
Date
2021Author
Santoso, Farras Muhammad
Sutrisno, Sutrisno
Purwanto, Eko Heri
Metadata
Show full item recordAbstract
Sektor pertanian menjadi aspek penting dalam kehidupan manusia dan menjadi penunjang kehidupan seluruh masyarakat Indonesia, salah satunya adalah kopi. Kopi tidak hanya berperan sebagai sumber devisa melainkan juga merupakan sumber penghasilan bagi kurang lebih dari satu setengah juta jiwa petani kopi di Indonesia. Salah satu yang menjadi daya tarik terhadap kopi adalah dari segi citarasa kopi. Salah satu tahapan yang menentukan mutu dan kualitas kopi adalah pengeringan, dimana kadar air maksimal pada biji kopi kering menurut SNI yaitu 12.5% dan kualitas kopi akan menentukan citarasa kopi itu sendiri. Tujuan dilakukan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh metode pengeringan terhadap citarasa biji kopi arabika. Penelitian ini dilakukan pada bulan Juni hingga Oktober 2020 di Laboratorium Teknik Pengolahan Pangan dan Hasil Pertanian (TPPHP), Laboratorium Leuwikopo, Greenhouse Seafast, dan Balai Penelitian Tanaman Industri dan Penyegar (BALITTRI) Sukabumi. Sampel yang digunakan adalah buah kopi arabika varietas sigarar utang petik merah yang diolah dengan proses basah (full washed). Metode pengeringan yang digunakan adalah metode pengeringan Sun Drying, Efek Rumah Kaca (ERK), Mechanical Drying, dan pengeringan dengan angin (kering angin). Hasil penelitian menunjukkan perbedaan metode pengeringan tidak memberikan perbedaan yang signifikan terhadap citarasa biji kopi arabika. Metode pengeringan Mechanical Drying menunjukkan waktu pengeringan dengan efektifitas waktu tertinggi selama 18 jam dengan besar drying rate 2,324 %/jam untuk mengeringkan biji kopi dari kadar air 54% sampai 11% dengan hasil cupping skor didapat sebesar 76,1 dan masuk kedalam kategori fine commercial menurut SCAA (Specialty Coffee Association of America). The agricultural sector is an important aspect of human life and supports the lives of all Indonesians, one of which is coffee. Coffee not only acts as a source of foreign exchange but is also a source of income for approximately one and a half million coffee farmers in Indonesia. One of the main attractions of coffee is the taste of coffee. One of the step that determines the quality of coffee is drying, where the maximum moisture content in drying coffee beans according to SNI is 12.5% and the quality of the coffee will determine the taste of the coffee itself. The purpose of this research was to investigate the effect of the different drying methods to the organoleptics of arabica coffee beans. This research was conducted from June to October 2020 at the Food and Agricultural Products Processing Engineering Laboratory (TPPHP), Leuwikopo Laboratory, Greenhouse Seafast, and Research Institute of Industrial Plant and Refreshments (BALITTRI). The samples used were arabica coffee cherries, varieties of sigarar utang that were processed using a wet process (full washed). The drying method used were Sun Drying, Greenhouse Effect (ERK), Mechanical Drying, and wind Drying. The results of research showed that the different drying methods did not give a significant difference to the taste of Arabica coffee beans. Mechanical Drying methode was found as a methode which have a highest time efficiency compared with another methods with drying time of 18 hours with amount of drying rate 2,324 %/hour to drying a cofffee beans moisture content from 54% to 11% with a cupping score 76,1 and it is categorized fine commercial according to SCAA (Specialty Coffee Association of America).