Layanan Serangga Pada Penyerbukan Jeruk Pamelo (Citrus maxima (Burm.) Merr.)
View/ Open
Date
2020Author
Cholis, Muchamad Nur
Atmowidi, Tri
Kahono, Sih
Metadata
Show full item recordAbstract
Serangga merupakan penyerbuk yang efektif meningkatkan hasil pertanian.
Pengetahuan keanekaragaman dan potensi serangga penyerbuk diperlukan untuk
strategi meningkatkan hasil panen. Terdapat 7 jenis jeruk yang memiliki nilai
komersial. Jeruk pamelo menjadi salah satu jenis yang berpotensi besar untuk dapat
dikembangkan. Terdapat setidaknya 24 kultivar jeruk pamelo di Indonesia.
Kebanyakan varietas jeruk pamelo memiliki mekanisme self-incompatibility (SI).
Self-incompatibility merupakan mekanisme penghambat penyerbukan karena
adanya penghalang genetik dari serbuksari dan putik pohon yang sama. Salah satu
cara mengurangi dampak SI adalah dengan penyerbukan silang oleh serangga. Akan
tetapi, informasi keanekaragaman dan potensi serangga penyerbuk pada jeruk
pamelo masih terbatas. Oleh kaena itu, tujuan dari penelitian ini adalah mempelajari
morfologi dan biologi bunga jeruk pamelo, mengukur keanekaragaman serangga
pengunjung bunga, mengukur aktivitas kunjungan, mengukur hubungan aktivitas
kunjungan dan parameter lingkungan (suhu udara, kelembapan relatif, intensitas
cahaya, kecepatan angin), serta mengukur efektivitas penyerbukan.
Kultivar jeruk pamelo yang digunakan pada penelitian ini adalah Nambangan.
Pengamatan morfologi dan biologi bunga dilakukan dengan metode observasi
lansung di lapangan. Pengukuran keanekaragaman serangga pengunjung bunga
dilakukan dengan metode scan sampling sedangkan untuk aktivitas kunjungan
dengan metode focal sampling. Pengukuran efektivitas penyerbukan dilakukan
dengan 6 perlakuan, yaitu perlakuan tertutup, perlakuan terbuka, penyerbukan
dengan bantuan manusia menggunakan serbuksari dari pohon yang sama
(geitonogamy), penyerbukan dengan bantuan manusia menggunakan serbuksari
dari pohon yang berbeda (xenogamy), penambahan koloni A. cerana, dan
penambahan koloni T. laeviceps.
Jeruk pamelo cv. Nambangan memiliki tipe bunga majemuk (inflorescence)
dengan posisi di ketiak daun yang terdiri atas 8-13 bunga individu. Setiap bunga
individu terdiri atas 5-6 kelopak, 5 mahkota, 1 putik, dan 26 benangsari. Bunga
yang mekar memiliki aroma kuat, warna cerah, dan kandungan gula pada nektar
14-15.5%. Bunga dapat mekar di pagi, siang atau malam hari. Periode berbunga
dapat berlangsung selama 4 minggu pada awal musim hujan. Hasil pengamatan
ditemukan 17,401 individu serangga pengunjung bunga yang terdiri atas 12 spesies.
Sepuluh spesies diantaranya berpotensi sebagai penyerbuk, yaitu Apis cerana,
Tetragonula laeviceps, Ceratina sp., Xylocopa confusa, Xylocopa latipes, Vespa
affinis, sp.1 (Syrphidae), Papilio demoleus, Catopsilia pyranthe, dan Catopsilia
pomona. Jumlah serangga pengunjung tinggi pada pagi hari, menurun siang hari,
dan meningkat kembali pada sore hari. Terdapat korelasi positif antara jumlah
serangga dan kelembapan relatif sedangkan dengan suhu udara, intensitas cahaya,
dan kecepatan angin memiliki korelasi negatif. Penyerbukan xenogamy, secara
signifikan mampu meningkatkan pembentukan buah, buah dengan bentuk normal,
diameter dan bobot buah apabila dibandingkan dengan perlakuan kontrol.