Potensi Pemanfaatan Buah Andaliman (Zanthoxylum acanthopodium DC.) sebagai Ingredien Pangan Fungsional Pencegah Kanker Kolon.
View/ Open
Date
2020Author
Napitupulu, F. Irena R.
Wijaya, C. Hanny
Bolling, Bradley W.
Prangdimurti, Endang
Metadata
Show full item recordAbstract
Buah andaliman (Zanthoxylum acanthopodium DC.) merupakan rempah
dengan flavor unik yang tumbuh di Sumatera Utara, sering digunakan sebagai
bumbu masakan tradisional dan dikenal oleh masyarakat setempat memiliki khasiat
bagi kesehatan. Berbagai studi menunjukkan potensi andaliman sebagai ingredien
pangan fungsional. Potensi buah andaliman belum terdokumentasikan dan
termanfaatkan dengan memadai sehingga dikhawatirkan dapat mengakibatkan
penggerusan biodiversitas tanaman lokal Indonesia. Pada penelitian ini dilakukan
penelusuran potensi buah andaliman di tiga kabupaten penghasil andaliman terbesar
di Sumatera Utara, yaitu Dairi, Tobasa, dan Simalungun. Tiga varietas andaliman
yaitu varietas Simanuk, Sihorbo, dan Simangkok dapat diidentifikasi. Ketiga
varietas ini memiliki morfologi buah, perdu, dan aroma buah yang berbeda.
Pemanfaatan andaliman yang dilakukan di tingkat petani masih sebatas dijual segar
ke pengumpul yang selanjutnya didistribusikan ke Medan, Pekanbaru, dan Jakarta.
Pengujian bioaktivitas ekstrak andaliman, baik yang diperoleh dari andaliman
segar maupun olahan, dengan menggunakan metode Brine Shrimp Lethality Test
dilakukan sebagai uji pendahuluan screening ekstrak yang digunakan pada analisis
berikutnya. Sampel andaliman varietas Simanuk asal Dairi sebanyak tiga sampel
mewakili setiap perlakuan pengolahan awal terpilih dari 18 jenis sampel yang diuji.
Uji bioaktivitas secara in vitro dilakukan terhadap sel kanker kolon HCT-116,
WiDr, dan sel Vero sebagai pembanding dengan menggunakan analisis 3-(4,5-
dimethylthiazol-2-yl)-2,5-diphenyltetrazolium bromide (MTT). Tahapan ini untuk
membuktikan kemampuan andaliman dalam menghambat proliferasi sel kanker
kolon sehingga dapat mendukung hipotesis bahwa buah andaliman dapat membantu
mencegah penyakit degeneratif kanker kolon. Ekstrak etanol dari sampel dengan
perlakuan pengeringan oven memiliki nilai bioaktivitas tertinggi di antara ketiga
sampel uji dengan IC50 95.63 dan 94.64 μg/mL, masing-masing untuk sel WiDr dan
HCT-116. Mekanisme yang mendasari penghambatan sel kanker kolon ini
dipelajari melalui ekspresi gen Bcl-2 dan Bax sebagai gen penanda anti-apoptosis
dan pro-apoptosis, serta ekspresi gen Ki-67 sebagai penanda aktivitas proliferasi sel
menggunakan instrumen Real Time Polymerase Chain Reaction. Peran apoptosis
sebagai salah satu mekanisme yang mendasari penghambatan pada sel kanker kolon
WiDr dan HCT-116 yang diuji terkonfirmasi dengan diperolehnya rasio Bax dan
Bcl-2 lebih dari 1 (Bax/Bcl-2 >1) pada perlakuan ekstrak andaliman dimulai dari
konsentrasi setengah IC50 (½D), masing-masing sebesar 47.81 dan 47.41 μg/mL
untuk sel WiDr dan HCT-116. Akan tetapi, ekspresi apoptosis ini tidak linier
dengan dosis perlakuan. Pada ½D ekspresi gen apoptosis Bax maupun rasio
Bax/Bcl-2 lebih tinggi dibandingkan 1D dan 2D. Pewarnaan Hoechst pada sel WiDr
juga menunjukkan ciri apoptosis pada perlakuan 1D dan ½D. Ekspresi gen penanda
proliferasi Ki-67 pada sel WiDr menunjukkan fenomena yang sejalan, konsentrasi
perlakuan ½D memberikan ekspresi yang paling rendah. Fenomena serupa tidak
terjadi pada sel HCT-116. Perbedaan ekspresi pada kedua jenis sel ini diduga akibat
iii
perbedaan stadium asal kedua sel kanker kolon yang menyebabkan perbedaan
histologis dan jalur mutasi.
Pada tahap terakhir penelitian dipelajari kemampuan ekstrak andaliman
dalam menghambat disfungsi intestinal barrier dengan menggunakan monolayer
sel Caco-2 yang terdiferensiasi dan telah distimulasi oleh sitokin inflamasi.
Mekanisme ekstrak andaliman dalam mempengaruhi permeabilitas saluran cerna
secara fisik dapat dipelajari dapat dipelajari dengan menggunakan model ini.
Peningkatan permeabilitas dapat mempengaruhi translokasi endotoksin dan
komponen pro-inflamasi dalam saluran cerna yang menyebabkan penyakit kronis,
salah satunya adalah penyakit kanker kolon. Ekstrak etil asetat dan etanol
andaliman kering pada konsentrasi 380 μg/mL terbukti dapat menghambat
disfungsi intestinal barrier pada sel Caco-2 dengan meningkatkan nilai
transepithelial electrical resistance dan menghambat translokasi molekul
fluorescein isothiocyanate-dextran dan lucifer yellow melalui membran uji.
Senyawa yang diduga berperan pada aktivitas ini adalah senyawa dari kelompok
sanshool. Akan tetapi, hasil pengamatan menunjukkan bahwa hidroksi-alfasanshool
dan hidroksi-beta-sanshool pada konsentrasi 5 μg/mL tidak memiliki
bioaktivitas terhadap sel uji. Senyawa yang muncul pada waktu retensi 13.6 menit
pada kromatogram HPLC diduga senyawa hidroksi-γ-isosanshool, yang berperan
pada bioaktivitas ekstrak andaliman.