Kajian Model Agroforestri Berbasis Kopi dengan Berbagai Jenis Tanaman Sela di Daerah Aliran Sungai Citarum Hulu
View/ Open
Date
2020Author
Kusnendi, Faizal Shofwan
Supijatno
Wachjar, Ade
Metadata
Show full item recordAbstract
Daerah aliran sungai (DAS) Citarum ditetapkan sebagai salah satu sungai
terkotor di dunia. Agroforestri adalah salah satu upaya konservasi yang dapat
dilakukan untuk memperbaiki kerusakan yang terjadi di DAS Citarum.
Kekurangan pengembangan sistem agroforestri berbasis kopi adalah kehilangan
pendapatan petani selama kopi belum berproduksi. Petani akan kehilangan
pendapatan selama 2.5-3 tahun sampai kopi berproduksi. Solusi dari masalah
tersebut adalah dengan cara menanam tanaman sela diantara tanaman kopi yang
belum berproduksi. Selama ini petani juga belum memanfaatkan bahan organik
dari sisa-sisa tanaman, bahkan untuk beberapa petani melakukan pembakaran. Hal
tersebut menyebabkan penurunan kesuburan pada lahan, sehingga pemanfaatan
bahan organik perlu dilakukan.
Tujuan penelitian ini adalah untuk mempelajari pengaruh berbagai jenis
model agroforestri kopi di Daerah Aliran Sungai (DAS) Citarum Hulu terhadap
pertumbuhan kopi, pertumbuhan tanaman sela dan produksi tanaman sela.
Penelitian dilaksanakan di Desa Tarumajaya, Kecamatan Kertasari, Kabupaten
Bandung. Kegiatan dimulai pada bulan September 2018 – Juni 2019. Penelitian
ini menggunakan rancangan kelompok lengkap teracak dengan dua faktor, yaitu
faktor pertama jenis tanaman sela terdiri atas: monokultur kopi (tidak ada tanaman
sela), jagung pipil, jagung manis, kacang merah dan cabai gendot; faktor kedua
adalah bahan organik in situ terdiri atas: tanpa pemberian bahan organik in situ
dan pemberian bahan organik in situ. Dengan demikian terdapat 10 kombinasi
perlakuan, setiap kombinasi perlakuan diulang sebanyak tiga kali sehingga
terdapat 30 satuan percobaan. Setiap satuan percobaan berukuran luas 300 m2,
maka luas lahan yang diperlukan seluruhnya 9 000 m2.
Model agroforestri kopi dengan tanaman sela cabai gendot dan
penambahan bahan organik in situ memberikan pertumbuhan tanaman kopi yang
maksimal dan profit yang maksimal. Sementara model agroforestri kopi dengan
tanaman sela jagung pipil dan penambahan bahan organik in situ memberikan
produksi tanaman sela yang maksimal, tetapi profit minimal. Oleh karena itu
model agroforestri kopi dengan tanaman sela cabai gendot dan diberi bahan
organik in situ adalah model yang terbaik dari beberapa model yang di uji.
Collections
- MT - Agriculture [3682]