Show simple item record

dc.contributor.advisorSupijatno
dc.contributor.advisorWachjar, Ade
dc.contributor.authorKusnendi, Faizal Shofwan
dc.date.accessioned2020-12-18T03:24:08Z
dc.date.available2020-12-18T03:24:08Z
dc.date.issued2020
dc.identifier.urihttp://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/104248
dc.description.abstractDaerah aliran sungai (DAS) Citarum ditetapkan sebagai salah satu sungai terkotor di dunia. Agroforestri adalah salah satu upaya konservasi yang dapat dilakukan untuk memperbaiki kerusakan yang terjadi di DAS Citarum. Kekurangan pengembangan sistem agroforestri berbasis kopi adalah kehilangan pendapatan petani selama kopi belum berproduksi. Petani akan kehilangan pendapatan selama 2.5-3 tahun sampai kopi berproduksi. Solusi dari masalah tersebut adalah dengan cara menanam tanaman sela diantara tanaman kopi yang belum berproduksi. Selama ini petani juga belum memanfaatkan bahan organik dari sisa-sisa tanaman, bahkan untuk beberapa petani melakukan pembakaran. Hal tersebut menyebabkan penurunan kesuburan pada lahan, sehingga pemanfaatan bahan organik perlu dilakukan. Tujuan penelitian ini adalah untuk mempelajari pengaruh berbagai jenis model agroforestri kopi di Daerah Aliran Sungai (DAS) Citarum Hulu terhadap pertumbuhan kopi, pertumbuhan tanaman sela dan produksi tanaman sela. Penelitian dilaksanakan di Desa Tarumajaya, Kecamatan Kertasari, Kabupaten Bandung. Kegiatan dimulai pada bulan September 2018 – Juni 2019. Penelitian ini menggunakan rancangan kelompok lengkap teracak dengan dua faktor, yaitu faktor pertama jenis tanaman sela terdiri atas: monokultur kopi (tidak ada tanaman sela), jagung pipil, jagung manis, kacang merah dan cabai gendot; faktor kedua adalah bahan organik in situ terdiri atas: tanpa pemberian bahan organik in situ dan pemberian bahan organik in situ. Dengan demikian terdapat 10 kombinasi perlakuan, setiap kombinasi perlakuan diulang sebanyak tiga kali sehingga terdapat 30 satuan percobaan. Setiap satuan percobaan berukuran luas 300 m2, maka luas lahan yang diperlukan seluruhnya 9 000 m2. Model agroforestri kopi dengan tanaman sela cabai gendot dan penambahan bahan organik in situ memberikan pertumbuhan tanaman kopi yang maksimal dan profit yang maksimal. Sementara model agroforestri kopi dengan tanaman sela jagung pipil dan penambahan bahan organik in situ memberikan produksi tanaman sela yang maksimal, tetapi profit minimal. Oleh karena itu model agroforestri kopi dengan tanaman sela cabai gendot dan diberi bahan organik in situ adalah model yang terbaik dari beberapa model yang di uji.id
dc.language.isoidid
dc.publisherIPB Universityid
dc.subject.ddcAgronomy and Horticultureid
dc.titleKajian Model Agroforestri Berbasis Kopi dengan Berbagai Jenis Tanaman Sela di Daerah Aliran Sungai Citarum Huluid
dc.typeThesisid
dc.subject.keywordCitarumid
dc.subject.keywordagroforestriid
dc.subject.keywordkopi arabikaid
dc.subject.keywordtanaman selaid
dc.subject.keywordbahan organik in situid


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record