Pengaruh Pemberian Tepung Defatted Larva Black Soldier Fly (Hermetia illucens) terhadap Performa Produksi Puyuh Petelur (Coturnix coturnix japonica).
Abstract
Harga bahan pakan sumber protein yang berkualitas tinggi untuk unggas semakin mahal akibat meningkatnya harga bahan baku impor, seperti tepung ikan dan meat bone meal (MBM). Ketergantungan dengan impor ini pada akhirnya membuat harga pakan menjadi lebih mahal. Kondisi ini menyebabkan efisiensi produksi menjadi rendah. Oleh karena itu, upaya pemanfaatan sumber protein alternatif yang ketersediaannya melimpah dan tidak bersaing dengan kebutuhan pangan, menjadi salah satu solusi yang menjanjikan untuk mengoptimalkan efisiensi produksi. Penelitian terkait penggunaan tepung larva Black Soldier Fly (BSF) pada hewan ternak: puyuh, broiler dan ayam petelur masing-masing memberikan pengaruh positif, namun penelitian menggunakan defatted larva BSF belum pernah diteliti.
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengevaluasi potensi pemanfaatan tepung defatted larva BSF sebagai sumber protein alternatif penggantiMBM dalam pakan puyuh dilihat dari performa produksi puyuh. Salah satu cara untuk memperoleh nilai kandungan protein secara maksimal yaitu menggunakan metode penurunan lemak (defatting) dengan metode ekstraksi mekanis (pressing). Perlakuan yang diterapkan adalah : (P1) pakan kontrol, (P2) pakan dengan kandungan 50% tepung BSF menggantikan penggunaan protein MBM, (P3) pakan dengan kandungan 100% tepung BSF menggantikan penggunaan protein MBM. Data-data yang didapat dianalisa dengan menggunakan analisa anova dengan perlakuan penggunaan tepung larva BSF dan tepung MBM dalam pakan.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa tepung defatted larva BSF memiliki ukuran partikel yang tergolong kasar dan lebih voluminus dibandingkan MBM. Kandungan nutrien cukup tinggi seperti protein kasar (42.65%), lemak kasar (17.95%). Selain itu, tepung defatted larva BSF mengandung asam amino lengkap dengan skor kimia sebesar 20.64% dan indeks asam amino esensial sebesar 27.55%, lebih rendah bila dibandingkan MBM 30.76%. Performa produksi telur tidak berpengaruh signifikan terhadap pemberian 50% dan 100% tepung defatted larva BSF yang ditunjukkan dengan tidak ada gangguan produksi telur. Nilai income over feed cost (Rp hari-1puyuh-1) masing-masing perlakuan; 139.34 untuk P1, 153.88 untuk P2 dan 143.47 untuk P3. Hasil tersebut menunjukan dengan pemberian 50% dan 100% tepung defatted larva BSF (P2 dan P3) lebih tinggi dibandingkan pakan kontrol. Kandungan protein ekskreta pada pakan kontrol (P1) berbeda nyata (P<0.05) lebih tinggi dibandingkan pakan perlakuan. Dapat disimpulkan bahwa tepung defatted larva BSF dapat digunakan sebagai pengganti MBM dalam pakan puyuh petelur tanpa mengganggu produksi telur.
Collections
- MT - Animal Science [1148]