Potensi Bakteri Asam Laktat Asal Kakao dan Jagung yang Terfermentasi sebagai Probiotik untuk Menurunkan Kolesterol
View/ Open
Date
2020Author
Silvia, Dela
Meryandini, Anja
Nuraida, Lilis
Metadata
Show full item recordAbstract
Kolesterol dalam tubuh manusia memiliki peran yang penting namun kadar kolesterol yang tinggi akan meningkatkan risiko terkena penyakit kardiovaskular. Risiko ini dapat dihindari dengan menurunkan kadar kolesterol agar tetap berada dalam kadar normal. Beberapa penggunaan obat-obatan telah sering dilakukan namun dapat menimbulkan efek samping. Alternatif lain untuk menurunkan kolesterol dapat dilakukan dengan mengonsumsi probiotik. Probiotik adalah mikroorganisme hidup yang apabila dikonsumsi dalam jumlah yang tepat akan memberikan manfaat kesehatan salah satunya menurunkan kolesterol. Mayoritas dari probiotik adalah kelompok bakteri asam laktat (BAL), terutama dari genus Lactobacillus dan Bifidobacteria yang dapat diisolasi dari berbagai sumber seperti pangan fermentasi. Persyaratan dasar yang harus dipenuhi BAL untuk menjadi probiotik adalah tahan terhadap pH rendah, tahan terhadap garam empedu, aktivitas enzim Bile Salt Hydrolase (BSH), memiliki aktivitas antimikrob, mampu melakukan autoaggregasi dan koaggregasi, dan sensitivitas terhadap antibiotik. Penelitian ini bertujuan mengevaluasi potensi BAL asal kakao dan jagung yang terfermentasi sebagai probiotik untuk menurunkan kolesterol.
Seleksi BAL sebagai kandidat probiotik meliputi 1). Ketahanan BAL terhadap pH 2, parameter yang diamati adalah tingkat ketahanan sel (%); 2). Ketahanan BAL dalam kondisi keberadaan 0.3% garam empedu, parameter yang diamati adalah perubahan jumlah sel hidup (Log CFU/mL); 3). Aktivitas kualitatif enzim BSH, parameter yang diamati adalah zona presipitasi yang terbentuk disekitar koloni; 4). Aktivitas antimikroba BAL terhadap bakteri patogen Escherichia coli ATCC 25922, Staphylococcus aureus ATCC 25923, dan Salmonella Typhimurium ATCC 14028, parameter yang diamati adalah zona penghambatan yang terbentuk di sekitar sumur berisi supernatan isolat BAL. Supernatan BAL yang diuji terdiri atas supernatan tanpa dinetralkan dan supernatan dinetralkan (pH 6.5); 5). Kemampuan autoaggregasi dan koaggregasi dengan E. coli ATCC 25922, S. aureus ATCC 25923, dan S. Typhimurium ATCC 14028, parameter yang diamati adalah nilai absorbansi; 6). Sensitivitas BAL terhadap empat antibiotik uji (25 μg streptomisin, 30 μg kanamisin, 30 μg kloramfenikol, dan 25 μg ampisilin), parameter yang diamati adalah zona penghambatan yang terbentuk disekitar kertas cakram yang telah diteteskan antibiotik. Isolat terpilih selanjutnya diuji terkait dengan potensinya dalam menurunkan kolesterol, parameter yang diamati adalah perubahan konsentrasi kolesterol oleh sel hidup, sel istirahat, dan sel mati BAL.
Kemampuan bertahan hidup dalam kondisi pH 2 dari 15 isolat hanya ditemukan pada Pediococcus pentosaceus E5, P. pentosaceus E7, dan P. pentosaceus E8. Seluruh BAL mampu bertahan hidup dalam kondisi keberadaan 0.3% garam empedu, ditandai dengan adanya kenaikan jumlah sel sekitar 1 log CFU/mL. Pengujian selanjutnya hanya digunakan tiga isolat yaitu P. pentosaceus E5, P. pentosaceus E7, dan P. pentosaceus E8 dikarenakan 12 isolat lainnya tidak tahan terhadap pH 2. Seluruh BAL yang diuji tidak memiliki aktivitas kualitatif
enzim BSH. Supernatan tanpa dinetralkan dari semua BAL mampu menghambat pertumbuhan bakteri patogen E. coli ATCC 25922, S. aureus ATCC 25923, dan S. Typhimurium ATCC 14028 dengan aktivitas penghambatan tertinggi P. pentosaceus E8 terhadap S. aureus ATCC 25923. Supernatan yang dinetralkan masih memiliki aktivitas penghambatan, namun ada yang hilang aktivitas penghambatannya seperti P. pentosaceus E7 terhadap E. coli ATCC 25922 dan S. aureus ATCC 25923. Kemampuan autoaggregasi menunjukkan hasil yang bervariasi dari setiap isolat dengan persentase berkisar antara 13.03±3.98% hingga 54.85±1.03%. Setiap BAL memiliki kemampuan yang berbeda dalam melakukan koaggregasi dengan bakteri patogen E. coli ATCC 25922, S. aureus ATCC 25923, dan S. Typhimurium ATCC 14028. Kemampuan koaggregasi paling kuat ditemukan pada P. pentosaceus E5 dengan E. coli ATCC 25922 sebesar 71.01±3.13%. Semua BAL bersifat sensitif terhadap kloramfenikol dan resisten terhadap ampisilin, kanamisin, dan streptomisin. Penurunan kolesterol dari ketiga BAL oleh sel hidup berkisar antara 27±5.66 % hingga 49±2.83 %, sel istirahat berkisar antara 14.14±4.24 % hingga 22.22±2.83 %, dan sel mati berkisar antara 6±1.41 % hingga 15±2.73 %. Penurunan kolesterol tertinggi ditemukan pada sel hidup, sel istirahat, dan sel mati P. pentosaceus E7, walaupun penurunan oleh sel mati lebih rendah dibandingkan sel hidup dan sel istirahat. Berdasarkan seluruh hasil uji disimpulkan bahwa P. pentosaceus E7 merupakan BAL paling potensial sebagai probiotik untuk menurunkan kolesterol.