Analisis Potensi Pasar Baru dan Determinan Komoditas Ekspor Indonesia di Kawasan Asia Selatan
View/ Open
Date
2019Author
Sidiq, Mohammad Ali Nur
Findi, Muhammad
Firdaus, Muhammad
Metadata
Show full item recordAbstract
Kinerja perdagangan Indonesia selama lima tahun terakhir mengalami
kecenderungan menurun, dimana puncaknya tahun 2018 Indonesia mengalami
defisit perdagangan yang berdampak pada timbulnya defisit neraca pembayaran
nasional. Defisit neraca perdagangan yang diikuti defisit pembayaran dapat
menyebabkan terjadinya pelemahan nilai tukar, memicu inflasi dan menguras
devisa negara yang berdampak pada melemahnya perekonomian nasional secara
menyeluruh.
Penurunan kinerja perdagangan Indonesia salahsatunya disebabkan karena
melemahnya kinerja ekspor Indonesia dengan negara-negara tradisional.
Kementerian Perdagangan dalam mengantisipasi terjadinya pelemahan ekspor
dengan negara-negara tradisional menerapkan strategi Diversifikasi Pasar. Melalui
strategi ini, Indonesia diharapkan mampu mengeksplorasi perdagangannya ke
negara-negara berkembang yang menyediakan potensi pasar yang cukup
signifikan untuk dieksplorasi, seperti pasar di negara-negara kawasan Amerika
Latin, Timur Tengah, Asia Selatan, Afrika dan Eropa Timur. Kawasan Asia
Selatan dinilai menjadi kawasan yang paling potensial dibandingkan kawasan
lainnya untuk dijadikan pasar non tradisonal utama Indonesia di pasar global. Hal
ini didasari dari kondisi perekonomian dan ukuran pasar Asia Selatan yang relatif
besar dibandingkan dengan kawasan lainnya.
Penelitian ini bertujuan menganalisis potensi pasar ekspor baru, komoditas
ekspor potensial dan determinan ekspor komoditas potensial Indonesia di kawasan
Asia Selatan. Metode penelitian yang digunakan diantaranya metode statistik
deskriptif dalam menganalisis potensi pasar ekspor baru Indonesia di kawasan
Asia Selatan; perhitungan indikator perdagangan Revealed Comparative
Advantage (RCA), Export Product Dynamics (EPD), Intra Industry Trade (IIT)
dan Trade Complemantarity Index (TCI) dalam menganalisis komoditas potensial
perdagangan Indonesia di negara-negara Asia Selatan; panel data (Gravity Model)
dalam menganalisis determinan ekspor komoditas potensial Indonesia di kawasan
Asia Selatan.
Hasil studi pasar ekspor baru Indonesia di kawasan Asia Selatan
berdasarkan indikator keragaan makro ekonomi negara mitra, pertumbuhan ekspor
Indonesia ke negara mitra dan perjanjian perdagangan Indonesia dengan negara
mitra, menemukan bahwa, terdapat lima negara yang menarik untuk dijajaki
sebagai pasar ekspor potensial Indonesia di kawasan Asia Selatan yaitu India,
Pakistan, Bangladesh, Sri Lanka dan Maladewa. Kelima negara tersebut dianggap
potensial dengan karakteristik memiliki pertumbuhan perekonomian yang
meningkat melebihi perekonomian dunia, pertumbuhan ekspor Indonesia yang
positif, serta adanya kesepakatan perjanjian perdagangan antara Indonesia dengan
negara mitra tetapi belum efektif yang ditandai dengan masih rendahnya nilai
ekspor ke negara tersebut.
Analisis komoditas ekspor potensial Indonesia di lima negara kawasan Asia
Selatan melalui metode RCA, EPD, IIT dan TCI menemukan bahwa, komoditas
ekspor Indonesia yang memiliki potensi untuk dikembangkan di lima negara Asia
Selatan, secara umum memiliki karakteristik komoditas yang memiliki daya saing
dan posisi pasar yang baik serta sesuai dengan kebutuhan impor dari negara mitra.
Secara khusus, komoditas ekspor potensial Indonesia di lima negara tersebut
berada pada posisi pasar yang berbeda-beda, yaitu posisi pasar rising star, falling
star dan lost opportunity. Komoditas yang berada pada ketiga posisi pasar tersebut
berpotensi untuk terus dikembangkan sebagai komoditas ekspor utama Indonesia
ke lima negara kawasan Asia Selatan.
Analisis determinan ekspor komoditas potensial Indonesia dilakukan pada
lima komoditas ekspor yang secara konsisten diekspor oleh Indonesia pada kelima
pasar ekspor potensial di kawasan Asia Selatan selama tahun penelitian. Selain
menganalisis determinan ekspor kelima komoditas di pasar Asia Selatan,
penelitian ini juga menganalisis determinan ekspor kelima komoditas tersebut di
pasar ASEAN sebagai pembanding kinerja ekspor Indonesia di pasar tradisional
dan target pasar non tradisional Asia Selatan. Komoditas ekspor potensial yang
dipilih diantaranya komoditas minyak kelapa sawit (HS 1511); buah
bertempurung (HS 0802); roti, kue, biskuit (HS 1905); sabun dan produk sabun
(HS 3401); kertas (HS 4802).
Hasil studi menunjukkan bahwa, Indonesia memiliki potensi yang besar
untuk mengembangkan kinerja ekspornya pada kelima komoditas tersebut di
kawasan Asia Selatan. Peningkatan kinerja ekspor Indonesia dapat tercipta apabila
Indonesia mampu menurunkan tingkat harga dan meningkatkan mutu kualitas.
Upaya penurunan harga salahsatunya dapat dilakukan apabila pemerintah
memberikan subsidi ekspor bagi eksportir Indonesia, sehingga upaya penurunan
harga tidak membebani sepenuhnya kepada eksportir. Selain penurunan tingkat
harga, peningkatan mutu kualitas pada kelima komoditas menjadi syarat lain yang
menjadi kunci bagi Indonesia dalam meningkatkan kinerja ekspornya pada kelima
komoditas tersebut. Hal ini menjadi tantangan bagi eksportir Indonesia untuk
terus berinovasi dalam meningkatkan mutu kualitas pada komoditas ekspornya.
Secara umum, hasil penelitian ini menunjukkan bahwa, pasar Asia Selatan
memiliki potensi yang besar untuk dijadikan pasar non tradisional utama
Indonesia. Pemerintah Indonesia diharapkan mampu meningkatkan daya
kompetitifnya dalam mengeksplorasi pasar Asia Selatan dengan cara menciptakan
hubungan perjanjian dagang serta mempertahankan hubungan kerjasama
perdagangan yang telah terjalin dengan terus melakukan lobi dan negosiasi
perdagangan dengan negara-negara di kawasan Asia Selatan.
Collections
- MT - Economic and Management [2875]