Perbedaan Metode Transportasi dan Penanganan Rekondisi terhadap Efisiensi dan Perilaku Makan Sapi Bali saat Rekondisi
Abstract
Stres akibat transportasi dapat menyebabkan perubahan konsumsi dan perilaku makan ternak selama masa rekondisi yang berdampak terhadap produktivitas ternak seperti pertambahan bobot badan, perilaku makan, dan efisiensi pemberian pakan. Penelitian ini bertujuan mengeksplorasi, mengkaji, mengevaluasi, dan menganalisis adanya perbedaan metode transportasi dan penanganan rekondisi terhadap respon efisiensi pakan dan perilaku makan sapi bali pada waktu rekondisi.
Penelitian dilakukan pada bulan Februari 2019 hingga Juni 2019. Penelitian dilakukan di dua lokasi yaitu (T1) peternakan HR Sapi Elite, Tambun, Bekasi, Jawa Barat dengan dua metode transportasi dan (T2) Andaka Cattle Farm, Sumedang, Jawa Barat dengan satu metode transportasi. Sepuluh ekor sapi bali yang telah ditransportasikan diamati selama 7 hari pasca transportasi dalam waktu 10 jam pengamatan (pukul 07.00-17.00 WIB) menggunakan CCTV dengan metode yang sama digunakan oleh Meneses (2014). Analisis Data menggunakan analisis deskriptif-kualitatif dan pengolahan data pada peubah kuantitatif dilakukan menggunakan aplikasi Microsoft Office Excel 2010 dan perbandingan data perilaku makan diuji normalitas data dan uji banding menggunakan uji independent t-test menggunakan software IBM Statistic SPSS 20. Hasil menunjukkan bahwa kualitas pakan di lokasi peternakan masih berada di bawah standar acuan. Rerata waktu ruminasi yang dibutuhkan selama pengamatan di lokasi HR Sapi Elite hanya mampu mencapai 37.6% dari kondisi normal, sedangkan di lokasi Andaka Cattle Farm sudah mencapai 78.8% dari kondisi normal. Efisiensi waktu pemberian pakan di lokasi Andaka Cattle Farm lebih tinggi dibandingkan HR Sapi Elite.
Hasil uji banding independent t-test menunjukkan bahwa tidak ada perbedaan nyata (P>0.05) pada rerata persentase aktivitas makan, total istirahat, dan aktivitas lain. Namun terjadi perbedaan signifikan (P<0.05) untuk rerata persentase aktivitas total ruminasi pada kedua lokasi. Total Ruminasi di lokasi Andaka Cattle Farm 20.35% lebih tinggi jika dibandingkan nilai di HR Sapi Elite 12.28%. Sehingga, dapat disimpulkan bahwa Sapi bali yang mengalami transportasi jalur laut dan darat, serta mendapat penanganan rekondisi dengan pemberian pakan konsentrat memiliki nilai efisiensi pakan dan aktivitas ruminasi yang lebih rendah dibandingkan dengan sapi bali yang hanya mengalami transportasi jalur darat saja dengan penanganan rekondisi menggunakan pakan hijauan berdasarkan perilaku makan yang ditunjukkan. Perlu dilakukan perbaikan dalam manajemen pakan agar sapi bali mengalami peningkatan efisiensi pakan dan mengalami perbaikan perilaku makan pasca kedatangan, sehingga keberlanjutan program penggemukan dapat berjalan dengan baik. Perlu dilakukan penelitian lanjutan dengan membuat rancangan penelitian dan standar formulasi pakan khusus di waktu rekondisi sapi bali.
Collections
- MT - Animal Science [1210]