Potensi Empat Spesies Penghasil Minyak Non-Edible Sebagai Fitoremediator Tailing Tambang Emas
View/ Open
Date
2019Author
Andriya, Nadya Nurafifah
Hamim
Sulistijorini
Metadata
Show full item recordAbstract
Permasalahan yang terjadi di lingkungan tidak luput dari meningkatnya perindustrian. Hal tersebut dikarenakan adanya berbagai industri yang memanfaatkan bahan-bahan yang tidak dapat didegradasi dan menjadi limbah yang merugikan lingkungan. Salah satu sumber cemaran lingkungan adalah limbah logam berat dari kegiatan pertambangan emas. Dalam prosesnya, penambangan emas akan menghasilkan suatu buangan berupa limbah padat atau tailing yang mengandung logam berat. Keberadaan logam berat di lingkungan sangat berbahaya bagi makhluk hidup. Hal tersebut dikarenakan logam berat tidak dapat didegradasi secara biologis, sehingga logam berat akan terakumulasi di dalam jaringan.
Salah satu upaya untuk mengurangi keberadaan logam berat di lingkungan yaitu dengan fitoremediasi. Fitoremediasi merupakan salah satu metode untuk menanggulangi limbah logam berat yang dimediasi oleh tanaman, salah satunya adalah pohon. Pohon memiliki keunggulan seperti memproduksi biomassa yang tinggi dan sistem perakaran yang dalam. Tanaman jenis ini dapat digunakan sebagai agen fitoremediasi untuk mengurangi polutan di lingkungan termasuk kontaminan logam berat karena kegiatan industri. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis respon morfologi, fisiologi, dan struktur anatomi dari Jatropha curcas, Ricinus communis, Reutealis trisperma, dan Melia azedarach yang diberi perlakuan cekaman tailing tambang emas dan kemampuannya dalam menyerap dan mengakumulasi timbal (Pb).
Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan rancangan acak lengkap dengan dua faktor yang terdiri dari empat spesies tanaman: J. curcas, R. communis, R. trisperma, dan M. azedarach dan tiga konsentrasi tailing (0, 50, dan 100 %). Tanaman ditanam selama 8 minggu di polibag ukuran 6 kg yang mengandung campuran tanah dan kompos (3:1 v/v) dengan perlakuan tailing tambang emas. Parameter morfologi, fisiologi, struktur anatomi, serta analisis kadar logam berat Pb pada tajuk dan akar diamati setelah perlakuan 8 minggu untuk melihat respon empat spesies terhadap perlakuan cekaman tailing tambang emas. Analisis pertumbuhan meliputi tinggi tanaman, jumlah daun, luas daun, green RGB (red green blue) daun, bobot kering tajuk, dan akar tanaman. Respon fisiologi yaitu dengan mengukur tingkat peroksidasi lipid (MDA) pada daun dan akar, kadar klorofil dan karotenoid, serta kadar air relatif daun. Pengamatan anatomi dilakukan dengan metode histokimia terhadap logam berat timbal (Pb) pada akar dan daun tanaman perlakuan 0 % (kontrol) dan 100 %. Analisis kadar logam berat Pb dilakukan menggunakan spektrometri serapan atom (SSA) dan menghitung nilai bioconcentration factor (BCF) dan translocation factor (TF).
Perlakuan menggunakan tailing tambang emas menyebabkan penurunan pertumbuhan pada semua spesies yang signifikan dari tinggi tanaman, jumlah daun, luas daun, bobot kering tajuk dan akar, serta peningkatan yang signifikan pada nilai green RGB daun pada akhir pengamatan. Perlakuan dengan tailing menyebabkan peningkatan peroksidasi lipid yang ditunjukkan kadar malondialdehid pada daun dan akar. Di sisi lain, kandungan klorofil a, klorofil b, klorofil total, karotenoid, dan kadar
air relatif daun mengalami penurunan akibat perlakuan tailing. Akumulasi Pb terdeteksi di jaringan akar dan daun yang diberi perlakuan tailing. Hasil analisis kadar logam berat menunjukkan bahwa kadar Pb pada akar lebih tinggi dibandingkan dengan tajuk kecuali J. curcas, meskipun terdapat perbedaan yang besar di antara spesies dalam merespon 100 % tailing tambang emas. Nilai BCF dan TF tertinggi berturut-turut dimiliki oleh R. communis dan J. curcas dengan perlakuan tailing 100 %. Sebaliknya, R. trisperma memiliki nilai TF terendah dan nilai BCF yang relatif mirip dengan J. curcas. Berdasarkan kadar Pb, nilai BCF, dan TF menunjukkan bahwa R. trisperma termasuk dalam tanaman fitostabilisasi. Hasil analisis komponen utama menunjukkan R. communis dan M. azedarach masuk dalam kelompok spesies kurang tahan, J. curcas masuk dalam kelompok spesies moderat, dan R. trisperma masuk dalam kelompok spesies yang tahan terhadap perlakuan cekaman tailing. Di antara empat spesies, R. trisperma adalah tanaman yang paling tahan terhadap tailing tambang emas berdasarkan kemampuan untuk mempertahankan pertumbuhan selama stres.