Pengembangan Modul Interaktif dalam Menanggulangi Penyebaran Berita Hoaks pada Digital Natives
View/ Open
Date
2019Author
Lukmana, Hen Hen
Nurhadryani, Yani
Yuliati, Lilik Noor
Metadata
Show full item recordAbstract
Penyebaran berita hoaks di Indonesia sangat tinggi hingga 800 ribu konten
pertahun. Hal ini sangat berbahaya bagi para digital natives yang belum memiliki
kepiawaian dalam membedakan antara berita hoaks dan berita asli. Para digital
natives dapat menjadi korban maupun pelaku dari penyebaran berita hoaks, karena
para digital natives menganggap menyebaran berita hoaks merupakan salah satu
cara untuk mengekspresikan diri dan bersosialisasi. Selain itu digital natives dapat
menjadi pelaku pembuatan berita hoaks untuk menghasil uang dari berita yang
dibuat. Berita hoaks dapat menimbulkan efek samping terhadap para korbannya
yaitu orang yang sering terpapar berita hoaks merasakan tingkat kepercayaan yang
tinggi terhadap konten berita hoaks. Kepercayaan terhadap berita hoaks akan
semakin meningkat ketika orang tersebut mendapatkan koreksi yang benar
meskipun digital natives tahu berita tersebut palsu. Tujuan dari penelitan ini yaitu
mengembangkan modul interaktif yang berisikan informasi mengenai berita hoaks
untuk memberikan edukasi kepada digital natives.
Metode yang digunakan dalam penelitian ini yaitu Model ADDIE yang tediri
dari Analysis, Design, Development, Implementation, dan Evalution. Pada tahap
analysis peneliti menganalisis berbagai framework yang digunakan seperti
Chalenging Learning Fake News Lesson Plan sebagai standar kompetensi, BC’s
Digital Literacy Framework dan Fake News Curriculum California State
University sebagai kompetensi dasar dan megumpulkan berbagai literatur yang
bertemakan hoaks. Pada tahap design peneliti membuat rancangan modul
interaktif yaitu Garis Besar Isi Media (GBIM), peta materi dan storyboard.
Selanjutnya masuk kedalam tahap development yang merupakan tahap pembuatan
dari modul interaktif. Setelah itu masuk kedalam tahap implementation yang
merupakan tahap uji coba dari modul interaktif yang telah dikembangkan. Pada
tahap ini juga dilakukan pre test dan post test untuk megetahui tingkat perubahan
pengetahuan siswa sebelum dan sesudah diberi pemaparan modul interaktif.
Terakhir yaitu tahap evaluation pada tahap ini semua data yang didapat seperti data
pre test dan post test dan uji kelayakan dianalisis untuk mengetahui kelayakan
modul interaktif dan tingkat pengetahuan siswa.
Hasil penelitian mengenai karakteristik penggunaan Information and
Communications Technology (ICT) digital natives menunjukan bahwa smartphone
merupakan salah satu media yang paling efektif dalam memberikan edukasi berita
hoaks karena semua siswa memiliki smartphone. Hampir setengah dari siswa
menggunakan perangkat teknologi selama 1 sampai 5 jam/hari, meskipun terdapat
beberapa siswa yang menggunakannya selama 5 sampai 10 jam/hari dan lebih dari
10 jam/hari. Kegiatan yang paling sering siswa lakukan pada saat membuka internet
jika diurutkan dari yang memiliki persentase terbesar hingga terkecil yaitu chating,
mencari sumber informasi, mengakses media sosial, menonton online,
upload/download, belajar, bermain game online, belanja online , dan mengirim
email.
Hasil dari penilaian pengguna terhadap modul interaktif bertemakan berita
hoaks yang dikembangkan menggunakan Model ADDIE yang diujicobakan
terhadap terhadap 31 orang siswa kelas X IPS 2 SMAN 4 Tasikmalaya
mendapatkan rata-rata skor penilaian sebesar 3.3 dengan kategori baik. Dapat
disimpulkan modul interaktif layak untuk dipublikasikan kepada khalayak umum
dan digunakan sebagai sumber belajar untuk meningkatkan literasi digital kepada
generasi digital natives khususnya siswa dalam mengatasi penyebaran berita hoaks.
Modul interaktif memberikan informasi seputar definisi dari berita hoaks, jenisjenis
berita hoaks, media yang digunakan untuk penyebaran berita hoaks, dampak
dari penyebaran berita hoaks, manfaat penyebaran berita asli, hukuman bagi
penyebar berita hoaks, cara membedakan berita hoaks, dan berbagai aplikasi yang
dapat digunakan untuk mengecek kebenaran dari berita hoaks.
Materi yang dimasukan ke dalam modul interaktif diambil dari draf modul
yang berjudul Mari Mengenali Berita Hoaks. Materi yang dimasukan pada modul
interaktif merupakan poin-poin penting dari modul cetak karena keterbatasan waktu
dari modul interaktif yang tidak lebih dari 6 menit, karena dalam pembuatan video
konten Youtube maupun internet semakin pendek durasi video maka semakin baik.
Pada saat pembelajaran digital natives dapat menggunakan modul interaktif
bersamaan modul cetak sebagai media tambahan untuk mendapatkan materi yang
lebih lengkap. Selain itu, media pendukung lainnya seperti ppt berita hoaks dan
poster dapat digunakan oleh para digital natives untuk lebih mudah dan cepat dalam
memahami informasi yang diberikan mengenai berita hoaks.
Hasil pre test dan post test yang dilakukan terhadap siswa diperoleh nilai
signifikansi 0.000 < 0.05 maka terdapat peningkatan pengetahuan setelah siswa
diberikan pemaparan menggunakan modul interaktif. Modul Interaktif dapat
meningkatkan rata-rata nilai siswa dibandingkan dengan modul konvensional yang
hanya berupa dalam bentuk tulisan karena modul interaktif dapat meningkatkan
rasa senang dan ketertarikan siswa terhadap materi yang diberikan.