Pengembangan Knowledge Management System Budidaya Hidroponik untuk Mendukung Smart Society
View/ Open
Date
2019Author
Wardhana, Ariq Cahya
Nurhadryani, Yani
Wahjuni, Sri
Metadata
Show full item recordAbstract
Meningkatnya jumlah populasi masyarakat di Indonesia berdampak pada
kondisi perkotaan. Kota Bogor mengalami dampaknya dengan tingginya urbanisasi
serta semakin terbatasnya luas wilayah memicu konversi lahan persawahan sebesar
88,12% menjadi perumahan dan kebun yang mengakibatkan ancaman terhadap
produksi pertanian (Hidayati et al. 2017). Sehingga sejak tahun 2017 pemerintah
Kota Bogor melakukan perencanaan implementasi smart city yang terbagi menjadi
beberapa dimensi sebagai solusi mengatasi masalah tersebut (Diskominfostandi
2017a). Salah satu dimensinya adalah smart society yang merupakan dimensi
tentang manusia sebagai unsur utama sebuah kota dan setiap individu dalam
masyarakat harus diberikan akses pendidikan dengan fasilitas belajar secara digital
(Citiasia 2015).
Dinas pertanian bekerja sama dengan komunitas mulai memberikan pelatihan
pertanian urban secara hidroponik pada beberapa kelompok wanita tani sebagai
solusi sistem produksi pangan yang bertujuan menyokong pembangunan
berkelanjutan dalam menghadapi keterbatasan lahan. Untuk memudahkan akses
fasilitas belajar digital sebagai bagian penting dari rencana pemerintah Kota Bogor
yaitu smart society diperlukan dukungan teknologi informasi sebagai sarana
berbagi pengetahuan budidaya hidroponik melalui Knowledge Management System
(KMS). Sehingga, penelitian kali ini bertujuan mengembangkan KMS budidaya
hidroponik menggunakan strategic planning roadmap dan Knowledge
Management System Life Cycle (KMSLC).
Metode strategic planning roadmap menghasilkan rancangan KMS dalam
mendukung inovasi smart city untuk menyelesaikan permasalahan kota. Rancangan
yang dihasilkan berupa gambaran permasalahan kota, inovasi ekosistem melalui
KMS, diagram digital space, rancangan strategi, pembuatan aplikasi dan model
bisnis. Permasalahan yang diangkat adalah fasilitas belajar pasca pelatihan
pertanian hidroponik. Ekosistem inovasi menghasilkan analisa dukungan kebijakan
serta aktor yang terlibat. Diagram digital space menggambarkan rancangan proses
penerapan KMS. Rancangan strategi menghasilkan cara tepat dalam mengatasi
kesenjangan pada proses penerapan KMS berdasarkan diagram digital space.
Pada proses pembuatan aplikasi diterapkan metode KMSLC untuk
menghasilkan KMS budidaya hidroponik dengan lima tahapan yang digunakan.
Pada tahap pertama dilakukan evaluasi infrastruktur untuk mengetahui kondisi
infrastuktur perangkat lunak, sumber daya manusia, dan pengetahuan. Analisa
infrastruktur dilakukan pada komunitas hidroponik sebagai sumber pengetahuan.
Hasil analisa tersebut menunjukan bahwa komunikasi berbagi pengetahuan dalam
komunitas digunakan aplikasi whatsapp, tersedianya empat pakar hidroponik di
komunitas yang siap dijadikan sumber pengetahuan, dan terdapat 13 pengetahuan
explicit yang berkaitan dengan budidaya hidroponik berbentuk softcopy maupun
hardcopy.
Tahapan kedua yaitu membentuk tim KMS dengan yang terdiri dari pakar
hidroponik, pengembang KMS, anggota dan umum. Tahapan ketiga yaitu proses
menangkap knowledge menggunakan on site observation dengan melakukan
wawancara serta rekaman video secara langsung dilapangan. Pengetahuan
didapatkan melalui identifikasi pengetahuan tacit maupun explicit dari komunitas
hidroponik. Pengetahuan tacit didapatkan melalui proses rekaman video
pengalaman hidroponik yang dilakukan oleh pakar sedangkan pengetahuan explicit
diambil dari dokumen yang tersedia di komunitas.
Tahap keempat yaitu mendesain blueprint KMS dengan melakukan pemetaan
pengetahuan melalui perancangan kodifikasi pengetahuan menggunakan
knowledge map. Hasilnya adalah 34 pengetahuan explicit yang siap untuk disimpan
pada database. Pada tahap ini juga dilakukan perancangan fungsional sistem.
Pengembangan KMS diimplementasikan menggunakan aplikasi berbasis Web
dengan pendekatan object oriented.
Pada tahap kelima dilakukan verifikasi dan validasi oleh pakar melalui proses
wawancara dan mencoba langsung KMS. Hasil uji menunjukan pengetahuan telah
valid, berjalannya fungsi sistem dan memiliki fitur klasifikasi KMS yaitu
knowledge sharing. Hasil pembuatan model bisnis menggunakan business model
canvas untuk memudahkan pemetaan KMS pada proses bisnis yang akan
dijalankan sistem.
Hasil luaran pada penelitian ini yaitu rancangan inisiatif sdmart city dalam
mendukung smart society sebagai fasilitas belajar pasca pelatihan hidroponik
melalui pengembangan KMS budidaya hidroponik. Proses pengembangan KMS
tersebut dibangun menggunakan KMSLC dengan menghasilkan sistem purwarupa
yang siap digunakan.