Pengaruh Informasi Gerombol terhadap Hasil Prediksi Area Nircontoh pada Data Binomial (Studi Kasus Proporsi Pengangguran di Sulawesi Tenggara).
View/ Open
Date
2019Author
Trianjaya, Beny
Anang, Kurnia
Soleh, Agus Muhamad
Metadata
Show full item recordAbstract
Data ketenagakerjaan merupakan salah satu indikator penting terkait
kemajuan pembangunan suatu negara. Kondisi ketenagakerjaan di wilayah
Indonesia hanya dapat diperbandingkan antar waktu melalui data Survei Angkatan
Kerja Nasional (Sakernas). Data yang dihasilkan dari Sakernas dan dipublikasikan
oleh BPS adalah jumlah yang bekerja dan menganggur. Kendala dalam
melakukan pendugaan angka pengangguran semesteran pada tingkat
kabupaten/kota adalah kurangnya jumlah contoh, untuk itu diperlukan suatu
metode pendugaan tidak langsung yang mampu meningkatkan efektifitas ukuran
contoh, sehingga pendugaan parameter dapat dilakukan. Salah satu pendugaan
tidak langsung yang sedang berkembang saat ini adalah pendugaan area kecil
(small area estimation/SAE). Model pendugaan area kecil merupakan alternatif
yang dapat digunakan untuk menduga parameter pada suatu area ketika ukuran
contoh pada area tersebut terlalu kecil untuk mendapatkan presisi yang memadai
dibandingkan ketika dilakukan pendugaan secara langsung.
Penelitian ini mengembangkan model linier campuran terampat (MLCT)
dengan menambahkan informasi gerombol dan mengkaji pengembangan dengan
beberapa skenario model. Tujuan dari penelitian ini adalah mengembangkan
model prediksi MLCT dasar pendekatan area kecil dengan menambahkan
informasi gerombol sebagai pengaruh tetap maupun pengaruh acak.
Hasil simulasi menunjukkan bahwa Model-2, model yang menambahkan
pengaruh tetap gerombol ke-k dan nilai tengah dari pendugaan pengaruh acak area
pada area nircontoh, merupakan model terbaik dengan nilai relative bias (RB) dan
relative root mean squares error (RRMSE) terkecil. Model ini lebih baik daripada
model MLCT dasar (Model-0) dan Model-1 (model yang hanya menambahkan
nilai tengah dari pendugaan pengaruh acak area pada area nircontoh).
Model-2 diterapkan untuk menduga proporsi pengangguran tingkat
kecamatan di Provinsi Sulawesi Tenggara. Pendugaan proporsi pengangguran
dengan Model-2 kalibrasi menghasilkan agregasi dugaan proporsi pengangguran
Provinsi Sulawesi Tenggara sebesar 0.0272. Hasil tersebut serupa dengan angka
publikasi BPS (0.0272). Dengan demikian, hasil dugaan proporsi pengangguran
tingkat kecamatan dengan Model-2 kalibrasi dapat dikatakan layak digunakan.