Please use this identifier to cite or link to this item: http://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/99267
Full metadata record
DC FieldValueLanguage
dc.contributor.advisorPertiwi, Setyo-
dc.contributor.authorUtama, Tamara Zulaika-
dc.date.accessioned2019-10-29T02:50:40Z-
dc.date.available2019-10-29T02:50:40Z-
dc.date.issued2019-
dc.identifier.urihttp://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/99267-
dc.description.abstractBawang merah (Allium cepa) merupakan komoditas sayuran umbi yang populer di kalangan masyarakat. Permintaan pasar yang tinggi terhadap bawang merah pada waktu tertentu seringkali menyebabkan terjadinya fluktuasi harga. Usaha pemenuhan permintaan pasar yang dapat dilakukan salah satunya melalui percepatan masa tanam dengan menyediakan benih bawang merah dalam bentuk biji atau dikenal dengan True Shallot Seed (TSS). Tujuan dari penelitian ini adalah mengetahui kelayakan finansial produksi benih TSS pada mini plant factory dan mengetahui skenario terbaik untuk usaha mini plant factory. Penelitian menggunakan dua skenario awal, yaitu skenario I dengan skala produksi menggunakan skala pilot plant dan skenario II dengan melakukan scale up produksi. Berdasarkan kajian time study diperoleh skala produksi yang optimum adalah 6 kontainer dengan 5 siklus per tahun untuk agroekosistem dataran tinggi dan temperatur kombinasi, sedangkan 6 siklus per tahun untuk agroekosistem dataran rendah. Masing-masing agroekosistem memerlukan 3 orang tenaga kerja tetap dan tambahan tenaga kerja lepas pada pekerjaan penanaman, polinasi, dan panen. Apabila Net Present Value (NPV) skenario II bernilai negatif, maka dilakukan skenario III yaitu dengan tingkat produksi yang dapat mencapai NPV bernilai positif. Analisis finansial yang dilakukan adalah menghitung Biaya Tetap dan Biaya Tidak Tetap, kemudian dilakukan analisis kelayakan finansial dengan menghitung NPV, Internal Rate of Return (IRR), Net Benefit Cost Ratio, dan Break Even Point (BEP). Berdasarkan analisis kelayakan finansial pada skenario II, baik pada agroekosistem dataran tinggi maupun dataran rendah dihasilkan NPV bernilai negatif. Produksi yang diperlukan dengan skenario III pada agroekosistem dataran rendah dengan siklus optimal (6 siklus/tahun) adalah 121 020 gram, sedangkan pada dataran tinggi dengan siklus optimal (5 siklus/tahun) adalah 118 310 gram. Nilai IRR skenario III pada kedua agroekosistem memiliki nilai yang sama dengan discount rate, sedangkan nilai B/C Ratio memiliki nilai lebih dari 1. Berdasarkan analisis finansial yang dilakukan, usaha ini tidak feasible. Tantangan besar dalam produksi benih TSS dengan menggunakan mini plant factory adalah mencapai tingkat produksi yang menghasilkan kelayakan finansial.id
dc.language.isoidid
dc.publisherIPB Universityid
dc.subject.ddcMechanical engineeringid
dc.subject.ddcTechno-economicid
dc.subject.ddc2019id
dc.subject.ddcBogor-Jawa Baratid
dc.titleAnalisis Tekno-Ekonomi Produksi Benih TSS Bawang Merah pada Mini Plant Factory dengan Scale Up untuk Skala Produksiid
dc.typeUndergraduate Thesisid
dc.subject.keywordTrue Shallot Seed (TSS)id
dc.subject.keywordtekno-ekonomiid
dc.subject.keywordmini plant factoryid
Appears in Collections:UT - Agricultural and Biosystem Engineering

Files in This Item:
File SizeFormat 
F19tzu.pdf
  Restricted Access
21.97 MBAdobe PDFView/Open


Items in DSpace are protected by copyright, with all rights reserved, unless otherwise indicated.