Please use this identifier to cite or link to this item: http://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/98692
Title: Market Integration and Price Transmission of Beef in the Archipelagic State: The Case of Indonesia
Authors: Suharno, Stephan Cramon
Nurmalina, Rita
Yusufadisyukur, Elifas Omega
Issue Date: 2019
Publisher: IPB University
Abstract: Karakteristik khas dari negara kepulauan yang terdiri dari beberapa pulau yang terbagi antara daratan dan lautan dimiliki oleh Indonesia. Kondisi Indonesia yang terdiri dari ribuan pulau dan daerah yang terbagi menjadi 1.811.570 kilometer persegi daratan dan 3.081.756 kilometer persegi perairan merupakan anugerah dan sekaligus tantangan, khususnya dalam hal distribusi pertanian salah satunya adalah daging sapi. Daging sapi adalah komoditas yang termasuk sembilan jenis makanan pokok bagi masyarakat (sembako) sesuai dengan keputusan menteri perindustrian dan perdagangan nomor 115/mpp/kpp/2/ 1998, tanggal 27 Februari 1998 dan kedua yang paling banyak dikonsumsi oleh masyarakat Indonesia dengan kontribusi hingga 15,45 % produksi daging nasional setelah ayam pedaging. Lebih spesifik lagi, penelitian ini bertujuan sebagai berikut: untuk menilai integrasi pasar domestik pada daging sapi dalam sebuah pulau dan antar pulau dan untuk menganalisa kecepatan dari koreksi penyesuaian harga dan durasi waktu yang dibutuhkan oleh dua provinsi yang memiliki hubungan dalam pulau yang sama maupun antar pulau. Data yang digunakan dalam studi ini adalah harga daging sapi di tingkat konsumen dengan menghitung nilai rata-rata harga 4 jenis daging sapi (Primary Cut, Secondary Cut AB, Meat Manufacturing and Fancy and Variety Meat) dengan frekuensi harian (hari kerja) dari tanggal 1 Januari 2015 hingga 27 April 2018. Untuk, nilai-nilai yang hilang kami memenuhinya dengan menggunakan interpolasi linier. Total pengamatan: 28.611 (867 hari x 33 ibukota provinsi). Peneliti menggunakan uji Unit Root untuk mencari tahu apakah serial harga tergolong non-stationary pada tingkat level atau tidak, uji AIC untuk mengetahui jumlah lag yang diperlukan untuk uji kointegrasi dan VECM, uji kointegrasi untuk menentukan hubungan kointegrasi yang diuji terhadap 96 pasang pasar daging sapi di 33 provinsi di Indonesia berdasarkan survei berskala nasional mengenai distribusi perdagangan daging sapi Indonesia pada tahun 2013 dan pada tahun 2018, dan uji model koreksi kesalahan vektor (VECM) untuk menentukan integrasi pasar dan transmisi harga dan untuk menilai kecepatan penyesuaian koreksi harga per hari dan durasi yang diperlukan sampai harga kembali pada keseimbangan. Uji kointegrasi menunjukkan bahwa dari 96 pasangan hanya terdapat 72 % (69 pasangan) yang terintegrasi secara signifikan dan sisanya 27 pasangan (28 %) tidak terbukti secara signifikan memiliki hubungan integrasi. Secara umum, Indonesia bagian barat yaitu di seluruh provinsi di pulau Sumatera, seluruh provinsi di pulau Jawa dan beberapa provinsi di pulau Kalimantan yang dominan dalam jumlah adanya hubungan integrasi pasar dibandingkan dengan provinsi di Indonesia bagian tengah dan timur. Terdapat 31 pasangan pasar terintegrasi dalam sebuah pulau dan 38 pasangan pasar terpadu antara pulau. Hasil uji VECM menunjukkan terdapat 45 hubungan ideal yang dibedakan antara pasangan provinsi dalam sebuah pulau dan antar pulau. Dapat disimpulkan bahwa dari hasil penelitian, perbaikan pasangan harga pada provinsi dalam sebuah pulau lebih kuat daripada pasangan harga antar pulau dengan nilai masing-masing 10,33 % per hari dan 9,87 % per hari. Durasi waktu untuk koreksi pada pasangan yang terdapat dalam sebuah pulau lebih cepat daripada pasangan yang terdapat antar pulau dengan masing-masing rata-rata 8 hari dan rata rata 9,52 hari.
URI: http://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/98692
Appears in Collections:MT - Economic and Management

Files in This Item:
File SizeFormat 
2019eoy.pdf
  Restricted Access
17.39 MBAdobe PDFView/Open


Items in DSpace are protected by copyright, with all rights reserved, unless otherwise indicated.