Please use this identifier to cite or link to this item: http://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/98690
Full metadata record
DC FieldValueLanguage
dc.contributor.advisorJusadi, Dedi-
dc.contributor.advisorSetiawati, Mia-
dc.contributor.authorSumian, I Kadek-
dc.date.accessioned2019-09-30T04:32:41Z-
dc.date.available2019-09-30T04:32:41Z-
dc.date.issued2019-
dc.identifier.urihttp://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/98690-
dc.description.abstractKetersediaan pakan ikan merupakan hal yang penting untuk menunjang kegiatan budidaya perikanan. Hingga saat ini bahan baku pakan akuakultur yang ada di Indonesia merupakan produk impor sehingga selain dipengaruhi oleh ketersediaan di negara produsen, juga dipengaruhi oleh nilai kurs di dalam negeri. Karbohidrat memegang peranan penting dalam nutrisi ikan dan merupakan komponen pakan yang porsinya cukup tinggi. Salah satu bahan baku lokal yang potensial dikembangkan sebagai sumber karbohidrat adalah ampas sagu yang merupakan limbah dari pengolahan tepung sagu. Pemanfaatan ampas sagu sebagai bahan pakan ikan terkendala oleh kandungan serat yang cukup tinggi. Untuk itu maka diperlukan upaya penurunan serat kasar dan peningkatan nilai nutrisi ampas sagu, yang salah satunya dapat dilakukan dengan teknologi fermentasi. Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi metode fermentasi ampas sagu dan pengaruhnya terhadap kandungan serat kasar, kecernaan dan pemanfaatan ampas sagu sebagai bahan baku pakan ikan nila Oreochromis niloticus. Penelitian ini dilakukan dalam tiga tahap yaitu fermentasi ampas sagu, uji kecernaan ampas sagu dan uji pertumbuhan. Fermentasi dilakukan dengan tiga perlakuan bahan fermentor, yaitu ragi tape dan ragi roti yang ditambahkan dengan dosis masing-masing sebanyak 10 g kg-1, 20 g kg-1, 50 g kg-1, 70 g kg-1, 100 g kg-1, dan cairan rumen domba yang ditambahkan dengan dosis 100 mL kg-1, 200 mL kg-1, 300 mL kg-1, 500 mL kg-1 dan 1000 mL kg-1. Lama waktu inkubasi adalah 0, 24, 72 dan 96 jam. Parameter uji pada tahap ini meliputi serat kasar dan fraksi serat ampas sagu. Pada uji kecernaan, ikan nila (25 g) ditebar dengan kepadatan tujuh ekor akurium-1. Pada uji ini terdapat tiga perlakuan pakan yaitu pakan acuan (100% pakan acuan), ampas sagu tidak difermentasi, AS (30% ampas sagu + 70% pakan acuan) dan ampas sagu fermentasi, ASF (30% ampas sagu fermentasi + 70% pakan acuan) dengan empat ulangan untuk masing-masing perlakuan. Ikan diberi pakan hingga sekenyangnya dan pengumpulan feses dilakukan selama 20 hari dengan parameter uji meliputi kecernaan bahan kering, karbohidrat, protein, energi dan kadar glukosa darah postprandial. Selanjutnya pada uji pertumbuhan digunakan ikan nila dengan bobot rata-rata 3.73±0.08 g yang ditebar dengan kepadatan 15 ekor akurium-1. Pada uji ini terdapat tiga perlakuan pakan dengan sumber karbohidrat yang berbeda yaitu gaplek (G) sebagai pembanding, ampas sagu (AS) dan ampas sagu fermentasi (ASF). Masing-masing perlakuan dilakukan dengan empat ulangan dengan masa pemeliharan selama 60 hari. Pada tahap ini parameter yang diukur meliputi kinerja pertumbuhan, kinerja pemanfaatan pakan dan gambaran darah. Hasil penelitian pada tahap satu menunjukkan perlakuan fermentasi dengan ragi tape 50 g kg-1 lama inkubasi 72 jam dapat menurunkan serat kasar ampas sagu tertinggi dibandingkan fermentor lain, sehingga dipilih sebagai metoda fermentasi yang dilakukan pada penelitian tahap berikutnya. Metoda fermentasi ini dapat menurunkan kadar serat kasar ampas sagu sebanyak 35.76% dari 18.76% menjadi 12.05%, menurunkan fraksi serat neutral detergent fiber (NDF) sebanyak 32.68% dan hemisellulosa sebanyak 60.39%. Menurunnya serat kasar diduga karena adanya kesesuaian substrat ampas sagu dengan mikroorganisme yang ada di ragi tape sehingga proses fermentasi berlangsung dan mikroorganisme merombak serat kasar menjadi nutrien yang lebih sederhana. Hasil uji kecernaan menunjukkan perlakuan fermentasi pada ampas sagu dapat secara signifikan meningkatkan nilai kecernaan bahan ampas sagu sebesar 34% dan kecernaan karbohidrat sebesar 21%, namun tidak berpengaruh terhadap kecernaan protein dan energi. Selain itu perlakuan ASF menunjukkan nilai kadar glukosa darah setelah makan yang lebih tinggi (134±6.00 mg dL-1) dibandingkan perlakuan AS. Peningkatan nilai kecernaan ampas sagu difermentasi pada perlakuan ASF diduga karena adanya konversi serat kasar oleh proses fermentasi menjadi gula sederhana sehingga memudahkan bahan tersebut untuk dicerna dan diserap oleh ikan. Pada uji pertumbuhan perlakuan ASF menunjukkan nilai pertumbuhan spesifik (3.31±0.12%), retensi protein (47.34±5.23%/hari) dan retensi lemak (85.58±5.44%) yang lebih tinggi dibandingkan perlakuan AS (P<0.05). Sedangkan untuk parameter tingkat kelangsungan hidup, bobot akhir dan HSI tidak terdapat perbedaan yang nyata antar kedua perlakuan. Secara umum, perlakuan ASF menunjukkan kinerja pertumbuhan dan pemanfaatan pakan yang relatif sama dengan pakan dengan gaplek, kecuali retensi protein yang lebih tinggi pada perlakuan ASF. Sedangkan pada gambaran darah yaitu eritrosit, leukosit dan aktivitas fagositik ketiga perlakuan menunjukkan kisaran nilai yang masih kisaran normal. Berdasarkan hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa fermentasi ampas sagu dengan menggunakan ragi tape pada dosis 50 g kg-1 selama 72 jam dapat menurunkan kadar serat kasar dan meningkatkan kecernaan bahan dan karbohidrat ampas sagu, sehingga dapat digunakan sebagai sumber karbohidrat alternatif pada pakan ikan nila.id
dc.language.isoidid
dc.publisherIPB Universityid
dc.subject.ddcAquacultureid
dc.subject.ddcfermentationid
dc.subject.ddcsago wasteid
dc.titlePemanfaatan Ampas Sagu Fermentasi sebagai Sumber Karbohidrat pada Pakan Ikan Nila Oreochromis niloticusid
dc.typeThesisid
dc.subject.keywordampas saguid
dc.subject.keywordfermentasiid
dc.subject.keywordikan nilaid
dc.subject.keywordkarbohidratid
dc.subject.keywordkecernaanid
dc.subject.keywordpertumbuhanid
dc.subject.keywordserat kasarid
Appears in Collections:MT - Fisheries

Files in This Item:
File SizeFormat 
2019iks.pdf
  Restricted Access
11.61 MBAdobe PDFView/Open


Items in DSpace are protected by copyright, with all rights reserved, unless otherwise indicated.