Please use this identifier to cite or link to this item: http://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/98666
Title: Evaluasi Fungsi Pemanfaatan Hutan Kota Sebagai Kawasan Rekreasi Masyarakat Jabodetabek
Authors: Syartinilia
Munandar, Aris
Permata, Nike Dyah
Issue Date: 2019
Publisher: IPB University
Abstract: Jabodetabek merupakan kawasan megapolitan Jakarta dengan jumlah penduduk yang tinggi. Tingginya jumlah penduduk tersebut berdampak pada penambahan fasilitas, seperti permukiman, jalan, trasportasi dan lain sebagainya. Tak jarang hal tersebut mengorbankan kawasan ruang terbuka hijau (RTH) sehingga kota menjadi tidak nyaman. Kota yang tidak nyaman tersebut sangat rentan untuk membuat masyarakat stress sekaligus kualitas hidup mereka rendah. Oleh karena itu perlu adanya suatu sarana rekreasi yang murah dan mudah untuk dijangkau oleh masyarakat. Salah satu kawasan ruang terbuka hijau yang dapat dijadikan sebagai kawasan rekreasi adalah hutan kota. Hutan kota merupakan RTH yang berada di tengah kota dan berpotensi untuk dijadikan sebagai kawasan rekreasi masyarakat kota, khususnya di kawasan Jabodetabek. Secara keseluruhan terdapat 20 hutan kota yang tersebar di kawasan Jabodetabek, diantaranya adalah kota Jakarta memiliki 15 hutan kota, kota Bogor memiliki 3 hutan kota, kota Tangerang memiliki 1 hutan kota, dan kota Bekasi memiliki 1 hutan kota. Langkah awal yang dilakukan adalah mengidentifikasi kondisi hutan kota, kemudian menganalisis pemanfaatan hutan kota oleh masyarakat Jabodetabek, menganalisis kriteria hutan kota sebagai fungsi rekreasi masyarakat, mengevaluasi kondisi hutan kota sebagai fungsi rekreasi masyarakat Jabodetabek. Untuk memperoleh kriteria evaluasi hutan kota digunakanlah metode Analytical Hierarchy Process (AHP). Pada metode tersebut dipilih beberapa pakar hutan kota untuk mengisi kuisioner yang kemudian dilihat konsistensi masingmasing pakar tersebut. Seluruh analisis yang telah dilakukan tersebut kemudian menjadi bahan untuk digunakan dalam membuat rekomendasi pengelolaan hutan kota sebagai kawasan rekreasi masyarakat perkotaan. Hasil studi menunjukkan bahwa 80% hutan kota dikunjungi oleh masyarakat dari area cakupan buffer hutan kota, dan 55% hutan kota telah dikunjungi oleh masyarakat luar area cakupan buffer hutan kota, dan sebanyak 50% hutan kota telah dikunjungi oleh masyarakat baik dari luar maupun dari area cakupan buffer hutan kota. Faktor utama yang mempengaruhi pengunjung untuk berkunjung ke hutan kota adalah objek yang menjadi atraksi yang terdapat di hutan kota, seperti danau, masjid, taman bermain, dan kolam pemancingan. Nilai R2=0.904, hal ini berarti hubungan antara jumlah objek hutan kota dengan jumlah pengunjung adalah positif, dengan nilai signifikasi 0.000. Kriteria komponen evaluasi hutan kota sebagai kawasan rekreasi diantaranya adalah pengelola (33.3%), objek atau atraksi (18.1%), pengunjung (15.3%), aksesibilitas (11.9%), aktivitas pengunjung (11.7%), dan sarana dan prasarana (0.097). Hasil evaluasi hutan kota fungsi rekreasi menunjukkan bahwa sebanyak 50% hutan kota masih termasuk pada kategori belum optimal, 30% hutan kota termasuk pada kategori sub-optimal, dan 20% hutan kota termasuk pada kategori optimal. Hutan kota yang termasuk dalam kategori belum optimal memiliki point rendah pada komponen objek, aktivitas pengunjung, dan sarana dan prasarana. Hutan kota yang termasuk dalam kategori sub-optimal memiliki point rendah pada komponen objek, aksesibilitas, dan sarana dan prasarana, dan memiliki point tinggi pada komponen pengunjung. Sedangkan hutan kota yang termasuk dalam kategori optimal memiliki point tinggi hampir disemua komponen penilaian. Rekomendasi hutan kota dibuat berdasarkan pada hasil evaluasi hutan kota yang telah dilakukan. Rekomendasi berdasarkan pada hasil evaluasi hutan kota terdiri dari kategori hutan kota belum optimal, sub optimal, dan optimal. Pada hutan kota kategori belum optimal perlu menambahkan pos keamanan di dalam hutan kota, penambahan ragam jenis, bentuk, ukuran, dan warna tanaman, penambahan objek yang menjadi atraksi hutan kota seperti wahana air, tempat pemancingan, flying fox, panahan, dan panjat tebing, serta perbaikan sarana dan prasana. Hutan kota kategori sub optimal perlu penambahan ragam jenis, bentuk, ukuran, dan warna tanaman, pemeliharaan secara terjadwal, serta menata ruang di dalam hutan kota sebagai area piknik dan non piknik. Pada hutan kota kategori optimal secara keseluruhan sudah baik, namun ada beberapa komponen yang perlu diperbaiki diantaranya adalah penambahan objek yang unik, seperti wahana air, tempat pemancingan, flying fox, panahan, dan panjat tebing, serta meminimalisir biaya masuk atau membebaskan biaya masuk untuk pengunjung.
URI: http://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/98666
Appears in Collections:MT - Agriculture

Files in This Item:
File SizeFormat 
2019ndp.pdf
  Restricted Access
45.8 MBAdobe PDFView/Open


Items in DSpace are protected by copyright, with all rights reserved, unless otherwise indicated.