Please use this identifier to cite or link to this item: http://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/98597
Title: Model Implementasi Pendekatan Lean, Agile, Resilient dan Green (LARG) Berkesinambungan dalam Upaya Peningkatan Daya Saing UKM Cokelat Bean to Bar di Indonesia
Authors: Machfud
Sukardi
Suparno, Ono
Aisyah, Siti
Issue Date: 2019
Publisher: IPB University
Abstract: Kakao merupakan penyumbang devisa ketiga setelah kelapa sawit dan karet dan Indonesia menjadi negara penghasil kakao yang keempat di dunia. Setelah dikeluarkannya Peraturan Menteri Keuangan No 67/PMK.011/2010, industri pengolahan biji kakao mulai berkembang, akan tetapi belum banyak industri yang mengolah biji kakao menjadi cokelat batangan yang lebih dikenal sebagai real chocolate atau cokelat bean to bar. Pasar cokelat batangan Indonesia didominasi oleh cokelat impor yang terbuat dari intermediate produk (bubuk kakao). Tantangan pasar domestik untuk produk cokelat bar di Indonesia masih tinggi. Merek cokelat bar dalam negeri harus bersaing dengan cokelat impor yang sudah lebih dulu menguasai pasar (Kemenperin 2016). Selain itu impor cokelat di Indonesia masih tinggi dengan dikuasai India 28%, Malaysia 18%, Belgia 15%, Cina 11 % dan Singapura 11% dari total nilai impor produk keseluruhan sebesar 79 juta USD (OEC 2016). Permasalahan lain dari industri cokelat diantaranya harga jual produk tinggi, pasar terbatas, sistem produksi belum fleksibel dan minat konsumen terhadap cokelat lokal yang masih rendah. Kemampuan industri sangat bergantung pada kemampuan sumber daya manusia yang menjadi faktor keunggulan kompetitif utama ditunjang dengan penerapan suatu sistem industri yang sangat baik. Sistem industri yang sangat baik tidak hanya mengutamakan faktor efisiensi dan efektivitas saja, tetapi harus sudah memperhatikan keinginan dan kebutuhan konsumen dan supplier serta menjaga lingkungan sekitar. Pendekatan yang terintegrasi dikenal dengan LARG (Lean, Agile, Resilient dan Green). Pendekatan LARG adalah suatu pendekatan yang mampu memberikan dampak positif bagi industri untuk dapat bersaing dan bertahan di kondisi bisnis yang ketat saat ini. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengidentifikasi implementasi pendekatan LARG secara berkesinambungan dalam UKM cokelat bean to bar di Indonesia, merancang model konseptual implementasi pendekatan LARG dan menghasilkan rekomendasi strategi agar implementasi pendekatan LARG dapat dilakukan secara berkesinambungan. Penelitian ini menggunakan pendekatan Soft System Methodology (SSM) yang dijabarkan oleh Checkland (1981) dengan tujuh tahap proses. Hasil identifikasi implementasi pendekatan LARG menunjukkan banyak sub indikator LARG yang belum diimplementasikan sepenuhnya. Hal ini dapat dilihat dari indeks implementasi pendekatan LARG oleh UKM cokelat bean to bar sebesar 3.77 masih lebih rendah dari pada indeks terbaik yang ditentukan pakar yaitu 4.39. Implementasi pendekatan LARG di UKM harus dapat mencapai indeks terbaik dari pakar agar tercapai peningkatan produktivitas dan berakhir pada peningkatan daya saingnya. Identifikasi implementasi pendekatan LARG di UKM cokelat bean to bar dilakukan menggunakan 40 sub indikator dari LARG, yang masing-masing indikator memiliki 10 sub indikator yaitu perilaku lean (PL1-PL10), agile (PA1-PA10), resilient (PR1-PR10), dan green (PG1-PG10). Sub-sub indikator tersebut yang dipilih berdasarkan pertimbangan para pakar karena dianggap berpengaruh terhadap peningkatan produktivitas dan daya saing UKM. Untuk menentukan prioritas sub indikator LARG yang berpengaruh terhadap peningkatan daya saing UKM digunakan metode Importance Performance Analysis (IPA). Hasil analisis perbandingan nilai rata-rata terbaik dari pakar dan hasil analisis implementasi menunjukkan beberapa sub indikator terletak pada kuadran II. Hal ini berarti terdapat sub indikator yang memiliki nilai rata-rata terbaik yang tinggi namun nilai implementasi masih sangat rendah; sub indikator inilah yang merupakan sub indikator yang memengaruhi peningkatan daya saing UKM. Beberapa sub indikator tersebut adalah PL10 (tenaga kerja yang multiskill), PA4 (kecepatan dalam meningkatan pelayanan konsumen, keandalan pengiriman dan respon terhadap perubahan pasar), PA5 (kemampuan yang cepat dalam mengkonfigurasi ulang perencanaan dan proses produksi), PA6 (kemampuan menangkap informasi permintaan dengan cepat), PA10 (kecepatan dalam mengurangi waktu siklus pengembangan dan produksi), PR4 (merancang sistem produksi yang dapat mengakomodasi beberapa produk dan perubahan real time), PG1 (kolaborasi dengan pemasok dan konsumen dalam menjaga lingkungan), PG3 (penggunaan sumber daya alam), PG4 (desain, inovasi, operasi dan kemasan yang ramah lingkungan), PG5 (label ramah lingkungan), dan PG10 (mengurangi tingkat persediaan). Model konseptual Purposeful Activities Model (PAM) dihasilkan dengan terlebih dahulu merumuskan Rich Picture (RP), analisis PQR (what, how, why), Root Definition (RD) implementasi pendekatan LARG secara berkesinambungan dan telah dilakukan uji dengan Customer, Actor, Transformation, Worldwiev, Owner, Environment (CATWOE) sebagai alat bantu analisis. Model konseptual PAM ini menggambarkan langka-langkah aktivitas manusia agar berhasil mengimplementasikan pendekatan LARG secara berkesinambungan. Langkah pertama diawali dengan 1) aktivitas pelatihan dan rotasi pekerja dengan tugas yang berbeda, 2) kemudian dilanjutkan dengan aktivitas modifikasi variasi produk dengan proses yang standar, 3) pemanfaatan teknologi informasi untuk seluruh kegiatan UKM, 4) pengendalian persediaan dan pemanfaatan SDA yang cukup dan tidak berlebihan, 5) pembuatan kemasan yang ramah terhadap lingkungan, 6) peningkatan kerjasama dengan stakeholder dan diakhir dengan 7) aktivitas penyediaan pilihan moda distribusi yang berbeda-beda sesuai dengan kebutuhan konsumen. Ketujuh aktivitas tersebut harus selalu dipantau dan dievaluasi serta dilakukan tindakan perbaikan. Agar dapat dilakukan perubahan sistematik dan rencana tindak, diperlukan suatu strategi terbaik yang dapat diketahui dengan menggunakan Analytic Network Process (ANP). Hasil pemilihan strategi berdasarkan kriteria Benefit, Opportunity, Cost dan Risk (BOCR) didapatkan dua prioritas strategi yang memiliki bobot paling tinggi yaitu Pelatihan dan Rotasi Pekerja (PRP) (0.528) dan Penggunaan Kemasan Berecolabel (PKB) (0.209). PRP dianggap penting oleh Pakar berdasarkan kriteria BOCR karena berperan penting dalam meningkatkan kemampuan multifungsi pekerja dan memperlancar proses produksi. PKB juga menjadi prioritas strategi yang diterapkan.
URI: http://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/98597
Appears in Collections:DT - Agriculture Technology

Files in This Item:
File SizeFormat 
2019sai.pdf
  Restricted Access
39.22 MBAdobe PDFView/Open


Items in DSpace are protected by copyright, with all rights reserved, unless otherwise indicated.