Please use this identifier to cite or link to this item: http://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/98230
Title: Tipologi Pusat Pelatihan Pertanian dan Perdesaan Swadaya Berbasis Jaringan Komunikasi Online-Offline Untuk Kemandirian Petani
Authors: Sumardjo
Lubis, Djuara P.
Suhanda, Nani Sufiani
Harjanti, Miko
Issue Date: 2019
Publisher: IPB University
Abstract: Kemandirian ditandai oleh kemampuan berdaya saring, berdaya saing, dan mampu bekerjasama saling menguntungkan. Hal tersebut penting bagi petani dalam mengelola usaha, namun penelitian terdahulu mengindikasikan kemandirian yang dimiliki petani masih rendah. Upaya peningkatan kemandirian perlu dilakukan melalui interaksi pembelajaran partisipatif untuk komunitas petani. Salah satu organisasi petani di Indonesia yang menyelenggarakan pembelajaran partisipatif adalah Pusat Pelatihan Pertanian dan Perdesaan Swadaya (P4S). Kegiatan P4S adalah menyampaikan informasi pertanian, menyelenggarakan pelatihan, magang, serta aktivitas pembelajaran pertanian lainnya. P4S dikelola oleh petani-petani sukses baik secara perseorangan maupun kelompok. Proses pembelajaran dilakukan di kelas didukung oleh praktek langsung yang dipandu petani berpengalaman. P4S merupakan organisasi penyuluhan dari petani untuk petani (farmer-to-farmer extension) yang tumbuh dari upaya swadaya masyarakat untuk mengatasi kurangnya dukungan media massa dan melemahnya lembaga penyuluhan dalam menyediakan informasi bagi petani. Kemajuan teknologi informasi mendorong pengelola P4S turut memanfaatkan Forum Diskusi Online (FDO) dalam proses pembelajaran bagi petani. Pernyataan pengelola P4S dalam diskusi mengungkapkan persepsi dan peran yang dilakukan P4S untuk masyarakat. Pendekatan kualitatif diterapkan pada tahap pertama kajian ini untuk menganalisis isi teks FDO. Peran P4S bagi petani pembelajar terungkap dari indikator kemandirian yang dimiliki petani pembelajar. Oleh karena itu, kajian ini tidak terbatas pada analisis teks FDO pengelola P4S saja, namun dikombinasikan dengan survei pada petani pembelajar. Berdasarkan latar belakang tersebut, tujuan penelitian ini adalah: (1) mendeskripsikan dan menganalisis isi FDO pengelola P4S mengenai pemanfaatan FDO; penggunaan FDO untuk meningkatkan kemandirian; peran P4S bagi masyarakat; serta pola pembelajaran petani di P4S; (2) mendeskripsikan dan menganalisis struktur jaringan komunikasi petani pembelajar P4S berdasar pola pembelajaran; (3) menganalisis kemandirian petani pembelajar dan faktor-faktor yang mempengaruhinya; dan (4) merumuskan strategi komunikasi yang tepat untuk meningkatkan kemandirian petani dengan memperhatikan pola pembelajaran P4S. Paradigma pragmatis dengan strategi campuran bertahap (Sequential exploratory) diterapkan dengan menggunakan metode-metode secara berurutan. Tahap pertama pendekatan kualitatif diterapkan untuk mengidentifikasi pemanfaatan FDO; penggunaan FDO untuk meningkatkan kemandirian; peran P4S bagi petani; serta pola pembelajaran yang terjadi di P4S. Pada tahap pertama ditemukan tipologi pola pembelajaran di P4S yang dikaji lebih dalam pada tahap selanjutnya. Pada tahap berikutnya diterapkan pendekatan kuantitatif analisis jaringan komunikasi untuk mengungkapkan struktur jaringan dan faktor-faktor yang mempengaruhi kemandirian. Tahap pertama adalah pendekatan kualitatif dengan metode analisis isi terhadap text FDO para pengelola P4S di Propinsi Jawa Barat dan Banten. Periode pengamatan sejak 24 Mei 2016 sampai dengan 30 Juni 2017 sebanyak 31.178 pernyataan. Metode analisis isi diterapkan untuk menganalisis seluruh pernyataan tersebut. Hasilnya memperlihatkan tahapan interaksi melalui FDO, pemanfaatan FDO sebagai sarana penyebarluasan informasi dan pemasaran, tahap kemandirian dalam diskusi, konstruksi peran sebagai pelaku social entrepreneur, pelaku kaderisasi pemuda pertanian, pandangan kritis pengelola terhadap keberadaan P4S bagi masyarakat, serta tipologi pola penyelenggaraan belajar di P4S. Identifikasi tipologi pembelajaran di P4S memperlihatkan adanya tiga pola yaitu informal (spontan dalam kehidupan sehari-hari di lingkungan sekitar); nonformal (terencana dalam bentuk pelatihan/magang); serta informal-nonformal (gabungan pola spontan dan terencana). Hasil tersebut dikaji lebih dalam pada tahap selanjutnya. Tahap kedua pendekatan kuantitatif analisis jaringan komunikasi pada level petani pembelajar di ketiga pola P4S. Responden petani pembelajar pada P4S berpola Informal sebanyak 48 orang; P4S Informal-Nonformal sebanyak 34; dan P4S Nonformal sebanyak 36 orang. Responden adalah para petani yang memperoleh pembinaan atau mengikuti pelatihan di P4S. Analisis jaringan komunikasi memperlihatkan perbedaan struktur komunikasi pada tiga pola pembelajaran P4S. P4S berpola pembelajaran informal memperlihatkan ketergantungan pada Star dan Opinion Leader serta kedekatan letak lokasi. Sebaliknya, petani pembelajar P4S berpola pembelajaran nonformal tersebar di lokasi yang berjauhan, dan mampu berjejaring dengan memanfaatkan teknologi informasi. Struktur komunikasi P4S berpola Informal-Nonformal memperlihatkan perpaduan dari pola Informal dan Nonformal. Tahap ketiga pendekatan kuantitatif metode Partial Least Square pada faktor-faktor yang berpengaruh terhadap kemandirian petani pembelajar P4S. Data berasal dari wawancara menggunakan daftar pertanyaan pada petani pembelajar di ketiga tipologi P4S. Variabel yang diukur meliputi : (1) Karakteristik individu; (2) Dinamika P4S; (3) Modal sosial; (4) Kemandirian petani. Hasilnya memperlihatkan keempat variabel tersebut penting untuk peningkatan kemandirian pada semua jenis P4S. Ketiga P4S membutuhkan strategi berbeda sesuai karakteristik pola pembelajaran. Strategi bagi P4S Informal adalah memperkuat fungsi tugasnya sebagai wadah memenuhi kebutuhan usahatani secara bersama-sama. P4S Informal-Nonformal perlu peningkatan keefektifan proses pembelajaran dan tekanan pada komunitas internal serta menjalin jaringan usaha dengan komunitas luar yang pernah belajar disana. Strategi bagi P4S Nonformal adalah memberdayakan petani muda berpendidikan tinggi, mengembangkan jejaring usaha, menjalin kerjasama dengan universitas dan sekolah menengah kejuruan serta mengembangkan sistem pembelajaran yang menarik bagi petani muda. Perumusan strategi secara spesifik berdasar pola pembelajar akan mengarahkan upaya peningkatan kemandirian dengan lebih efektif.
URI: http://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/98230
Appears in Collections:DT - Human Ecology

Files in This Item:
File SizeFormat 
2019mha.pdf
  Restricted Access
63.83 MBAdobe PDFView/Open


Items in DSpace are protected by copyright, with all rights reserved, unless otherwise indicated.