Please use this identifier to cite or link to this item: http://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/97972
Title: Komponen Agroforestri: Status dan Keanekaragaman Fungi Mikoriza Arbuskula
Authors: Wijayanto, Nurheni
Mansur, Irdika
Saputra, Rahmat
Issue Date: 2019
Publisher: Bogor Agricultural University (IPB)
Abstract: Sistem agroforestri adalah sistem budidaya yang memadukan beberapa komponen antara lain tanaman pertanian dan tanaman kehutanan untuk memaksimalkan produktivitas lahan. Pada sistem penggunaan lahan, sistem agroforestri menjadi salah satu yang sering digunakan. Fungi mikoriza arbuskula (FMA) adalah fungi yang bersimbiosis pada sistem perakaran tanaman tertentu. Manfaat FMA bagi tanaman diantaranya meningkatkan pertumbuhan tanaman. Oleh karena itu, FMA diasumsikan dapat meningkatkan produktivitas tanaman. Penelitian mengenai produktivitas tanaman di lahan agroforestri sering dilakukan tetapi penelitian terhadap faktor yang mempengaruhi produktivitas tanaman jarang dilakukan. Penelitian ini bertujuan untuk: (1) membandingkan produktivitas di setiap lahan dengan komponen agroforestri yang berbeda, (2) menelaah hubungan antara keanekaragaman FMA di setiap lahan, dan (3) membandingkan jumlah spora FMA setiap inang dalam proses perbanyakan. Hasil dari penelitian pertama menunjukkan bahwa produktivitas lahan yang tertinggi adalah lahan 1 (agroforestri kompleks) dengan hasil panen sebesar 1115.8 kg/ha/tahun. Keanekaragaman tanaman pada lahan agroforestri berpengaruh terhadap hasil panen. Faktor lain yang mempengaruhi panen, yaitu pemilihan jenis, pola tanam, jarak tanam, teknik pemeliharaan, dan umur tanaman. Komponen agroforestri yang terbaik diantara lahan tersebut antara lain kopi, nangka, suren, dan ekaliptus. Hasil dari penelitian kedua menunjukkan bahwa persentase kolonisasi, jumlah spora, dan keanekaragaman FMA dapat dipengaruhi oleh komponen agroforestri yang beragam. Komponen agroforestri berupa kopi, cabe gendot, suren, dan wortel memiliki persentase kolonisasi, jumlah spora, dan keanekaragaman FMA yang tertinggi. Persentase akar terkolonisasi dan jumlah spora pada sebagian tanaman berbanding lurus. Salah satu faktor lingkungan yang mempengaruhi FMA adalah unsur hara dimana tinggi rendahnya unsur P-tersedia mempengaruhi persentase kolonisasi oleh FMA. Hasil dari penelitian ketiga menunjukkan bahwa inang yang digunakan pada kultur penangkaran memberikan respon yang berbeda dalam menemukan spora dan memperbanyak spora. Kultur penangkaran sebaiknya menggunakan inang yang berbeda. Hal ini berpengaruh pada perbanyakan spora dikarenakan interaksi antara spora FMA dengan inang yang baru saat kultur penangkaran. Persaingan dalam kolonisasi membuat jumlah spora dan keanekaragaman spora menjadi berbedabeda.
URI: http://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/97972
Appears in Collections:MT - Forestry

Files in This Item:
File SizeFormat 
2019rsa.pdf
  Restricted Access
19.96 MBAdobe PDFView/Open


Items in DSpace are protected by copyright, with all rights reserved, unless otherwise indicated.