Please use this identifier to cite or link to this item: http://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/97969
Title: Potensi Minyak Atsiri Sereh Wangi (Cymbopogon nardus), Temu Ireng (Curcuma aeruginosa RoxB) dan Temulawak (Curcuma zanthorrhiza) sebagai Antikanker Payudara
Authors: Seno, Djarot Sasongko Hami
Nurcholis, Waras
Pontjo, Bambang
Fitria, Rizki
Issue Date: 2019
Publisher: Bogor Agricultural University (IPB)
Abstract: Sereh wangi (Cymbopogon nardus), temu ireng (Curcuma aeruginosa RoxB) dan temulawak (Curcuma zantorrhiza) adalah tanaman yang memiliki potensi sebagai zat antiproliferasi sel kanker. Minyak atsiri sereh wangi dan ekstrak etanol 70% temu ireng mampu menghambat proliferasi beberapa sel kanker sedangkan dan ekstrak etil asetat temulawak memiliki kandungan senyawa volatil yang diduga dapat menghambat proliferasi sel kanker. Sifat farmakologi suatu tanaman umumnya terdapat pada minyak atsirinya yang mengandung banyak senyawa metabolit sekunder volatil. Dilakukanlah uji antiproliferasi minyak atsiri tersebut terhadap sel kanker MCF-7 (Michigan Cancer Foundation-7). Bagian pertama fokus pada profil metabolit dan aktivitas antiproliferasi minyak atsiri sereh wangi, temu ireng dan temulawak terhadap sel kanker MCF-7 dan sel normal vero sebagai pembanding. Analisis metabolit volatil dilakukan dengan menggunakan Gas Chromatography- Mass Spectrometer (GC-MS). Semua minyak atsiri tanaman tersebut mampu menghambat proliferasi sel kanker dengan nilai Inhibitory Concentration 50 (IC50) 359.6 ppm untuk sereh wangi, 161 ppm untuk temu ireng dan 139.8 ppm untuk temulawak. Minyak atsiri yang bekerja lebih spesifik adalah minyak atsiri dari temu ireng dan temulawak karena tidak terlalu menghambat proliferasi sel normal vero secara signifikan. Hasil analisis GC-MS menunjukkan mayoritas senyawa dari golongan monoterpenoid dan sesquiterpen yang terdapat pada ketiga minyak atsiri tanaman. Senyawa-senyawa tersebut diduga mampu menghambat proliferasi sel kanker MCF-7. Bagian kedua fokus pada kombinasi dari ketiga minyak atsiri tersebut. Minyak atsiri ketiga tanaman dikombinasikan hingga terbentuk sebanyak 4 campuran lalu diuji aktifitas antiproliferasinya terhadap sel kanker MCF-7. Campuran 1 terdiri dari sereh wangi dan temu ireng, campuran 2 terdiri dari sereh wangi, temu ireng dan temulawak, campuran 3 terdiri dari temu ireng dan temulawak dan campuran 4 terdiri dari sereh wangi dan temulawak. IC50 masing-masing campuran sebesar 162.3 ppm, 160.1 ppm, 168.3 ppm dan 148.7 ppm berturut-turut. Campuran memiliki penghambatan yang lebih baik dibandingkan dengan minyak atsiri tunggal. Campuran terbaik adalah campuran 4 karena memiliki nilai IC50 paling baik dan paling sedikit dalam menghambat proliferasi sel normal Vero.
URI: http://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/97969
Appears in Collections:MT - Mathematics and Natural Science

Files in This Item:
File SizeFormat 
2019rfi.pdf
  Restricted Access
17.79 MBAdobe PDFView/Open


Items in DSpace are protected by copyright, with all rights reserved, unless otherwise indicated.