Please use this identifier to cite or link to this item: http://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/97869
Title: Nilai Efisiensi dan Keberlanjutan Green Building Kampus ITSB, Bekasi.
Authors: Syaukat, Yusman
Falatehan, A Faroby
Subkhania, Nurul
Issue Date: 2019
Publisher: Bogor Agricultural University (IPB)
Abstract: Kesadaran terhadap kondisi sumberdaya dan lingkungan sebagai sumber penyedia bahan utama konstruksi membuat perkembangan inovasi dalam sektor konstruksi lebih memperhatikan lingkungan. Konstruksi yang lebih memperhatikan lingkungan salah satunya adalah green building. Green building menggunakan sumber daya seperti energi, air, bahan bangunan, dan lahan lebih efisien dibandingkan dengan bangunan konvensional. Manfaat green building contohnya pencahayaan langsung, kualitas udara yang lebih baik dan juga memberikan kontribusi kepada pengguna bangunan seperti kesehatan, kenyamanan, dan peningkatan produktifitas. Green building juga dinyatakan mampu memberikan efisiensi penggunaan energi yang lebih baik. Efisiensi pemanfaatan energi dan sumber daya dalam penerapan green building dalam jangka panjang dapat memberikan keuntungan kepada pengguna gedung. Berdasarkan penelitian pada Diamond Building Malaysia selama 10 tahun dapat diketahui bahwa biaya energi hanya menghabiskan sebesar 0,61% dari total keseluruhan biaya green building, sedangkan proporsi biaya terbesar dikeluarkan pada saat biaya awal (biaya pembangunan) sebesar 66,44%. Green building juga memenuhi 3 aspek keberlanjutan dan hal tersebut dapat dilihat dari penilaian yang dilakukan oleh berbagai organisasi yang berperan dalam proses pembuatan green building tersebut. Penilaian Green Building telah banyak dilakukan di berbagai negara seperti BEPAC - Kanada, CASBEE - Jepang, CEPAS – Hong Kong, DQI - Inggris, GBCI - Indonesia. Alat penilaian green building yang digunakan rata-rata hanya menilai isu penting seperti konsumsi sumber daya, daya dukung lingkungan, dan kenyamanan dalam ruangan, tetapi tidak memasukkan aspek keuangan di penilaian tersebut. Hal ini bertentangan dengan prinsip utama dari konstruksi ekonomi, yaitu pengembalian keuntungan. Green building yang dibangun dengan memperhatikan lingkungan dapat memiliki nilai manfaat yang lebih baik, tetapi besarnya biaya pembangunan yang dibutuhkan untuk keberadaan green building dapat menjadi kendala yang menghambat perkembangan konstruksi lebih ramah lingkungan di Indonesia. Kampus ITSB Bekasi telah mengembangkan kampus green building di Indonesia dan mendapatkan sertifikat green building pada tahun 2012 dari GBCI (Green Building Council Indonesia). Penilaian dilakukan untuk melihat besarnya efisiensi penggunaan energi dengan menilai penggunaan listrik dan air. Biaya penggunaan energi yang efisien dari keberadaan green building diharapkan mampu memberikan keuntungan jangka panjang, sehingga mampu menutupi biaya pembangunan yang besar. Data yang digunakan dalam penelitian efisiensi energi adalah data sekunder yang diperoleh dari pengelola gedung kampus ITSB. Perhitungan efisiensi penggunaan listrik menggunakan intensitas konsumsi energi (IKE) dan perhitungan efisiensi penggunaan air didapat dari jumlah konsumsi air selama satu tahun, hasil tersebut kemudian dibandingkan dengan konsumsi standar menurut Kementerian Pekerjaan Umum (2004). Penelitian nilai keberlanjutan dilihat dari 3 aspek, yaitu aspek sosial, aspek lingkungan dan aspek ekonomi. Data aspek sosial dan lingkungan didapatkan dengan wawancara, sedangkan data aspek ekonomi didapatkan dari pengelola gedung kampus ITSB. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penggunaan listrik ITSB termasuk dalam kriteria efisien. Nilai efisiensi penggunaan listrik menunjukkan IKE (Intensitas Konsumsi Energi) sebesar 10,5 kWh per m2. Sedangkan penggunaan air ITSB termasuk dalam kriteria tidak efisien. Nilai penggunaan air pada green building adalah 6,23 m3 per orang per bulan. Inefisiensi penggunaan air pada green building ITSB diakibatkan karena hingga saat ini masih dilakukan pembangunan bertahap di kampus ITSB, sehingga tingkat penggunaan air masih sangat tinggi dan membuat nilai efisiensi menjadi rendah. Penerapan teknologi penunjang green building di ITSB untuk efisiensi listrik antara lain penggunaan shader dan filter, double glass, komponen LDR (Light Dependent Resistor), lampu LED (Light Emitting Diode), alat ukur CO2, dan alat ukur otomatis suhu ruangan. Sedangkan untuk efisiensi air, ITSB menerapkan kloset siram ganda (double flush toilet) dan keran tekan. Nilai keberlanjutan green building pada aspek sosial termasuk kategori baik dengan nilai sebesar 174 dan aspek lingkungan termasuk dalam kategori memuaskan dengan nilai sebesar 184. Aspek ekonomi dilihat dari selisih nilai efisiensi penggunaan listrik dan penggunaan air pada green building dengan standar IKE dan Kementerian PUPR. Besar selisih efisiensi penggunaan energi adalah Rp 481.611.000 per tahun. Nilai indeks keberlanjutan aspek sosial sebesar 4,56; nilai keberlanjutan aspek lingkungan sebesar 4,82; dan aspek ekonomi sebesar 2,77. Rata-rata indeks keberlanjutan ketiga aspek tersebut adalah sebesar 4,05 dan termasuk ke dalam kategori baik.
URI: http://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/97869
Appears in Collections:MT - Economic and Management

Files in This Item:
File SizeFormat 
2019nsu1.pdf
  Restricted Access
51.42 MBAdobe PDFView/Open


Items in DSpace are protected by copyright, with all rights reserved, unless otherwise indicated.