Please use this identifier to cite or link to this item: http://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/97829
Full metadata record
DC FieldValueLanguage
dc.contributor.advisorHilwan, Iwan-
dc.contributor.advisorMansur, Irdika-
dc.contributor.authorRahmatia, Citra-
dc.date.accessioned2019-05-28T07:18:44Z-
dc.date.available2019-05-28T07:18:44Z-
dc.date.issued2019-
dc.identifier.urihttp://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/97829-
dc.description.abstractKegiatan pertambangan batubara berpotensi mengganggu lingkungan. Salah satu gangguan lingkungan adalah terbentuknya air asam tambang (AAT). Pengelolaan AAT dapat dilakukan secara pasif melalui konstruksi hutan rawa buatan. Sistem hutan rawa buatan menggunakan bahan organik berupa pupuk kotoran sapi yang berfungsi sebagai media tumbuh tanaman. Fitoremediasi merupakan upaya penggunaan jenis tumbuhan dalam akumulasi logam berat. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui biodiversitas tumbuhan dan efektivitas pengelolaan AAT secara passive treatment dengan hutan rawa buatan. Identifikasi keanekaragaman tumbuhan di hutan rawa buatan menggunakan metode purposive sampling dengan ukuran petak contoh 2m x 2m sebanyak 10 petak/kompartemen. Pengamatan dilakukan pada saat sebelum dan sesudah AAT dialirkan. Tumbuhan utama potensial yang digunakan adalah gempol (Nauclea orientalis) dan tifa (Typha latifolia) yang memiliki persentase daya hidup tinggi terhadap AAT yaitu 74% dan 94% pada kompartemen I. Penelitian ini menggambarkan bahwa hutan rawa buatan yang terdiri dari 6 kompartemen (2 kompartemen sediment pond dan 4 kompartemen rawa buatan) dapat meningkatkan pH dari 3.5 menjadi 6.27, menurunkan konsentrasi Mn dari 3.7 mg/l menjadi 2.2 mg/l, konsentrasi Fe dari 1.16 mg/l menjadi 0.08 mg/l dan terjadi peningkatan nilai total padatan tesuspensi (TSS) dari 42 mg/l menjadi 128 mg/l. Hasil analisis vegetasi yang dilakukan pada saat AAT belum dialirkan ditemukan 21 spesies yang mampu tumbuh secara alami di hutan rawa buatan, kemudian setelah AAT dialirkan ke hutan rawa buatan vegetasi yang ditemukan menjadi 15 spesies. Cyperus iria, Fimbristylis griffithii, Scirpus juncoides, Ludwigia hyssopifolia, Cyperus platystylis dan Monochoria vaginalis merupakan enam spesies dominan yang dapat dijadikan agen fitoremediasi di hutan rawa buatan. Pemanfaatan jenis-jenis rawa lokal juga dilakukan dalam penelitian ini guna menambah biodiversitas. Tumbuhan nipah (Nypa fruticans) dan pandan laut (Pandanus odoratissimus) memiliki jumlah anakan yang banyak di alam sehingga dapat dimanfaatkan menjadi tumbuhan potensial untuk ditanam pada hutan rawa buatan. Hasil persentase daya hidup nipah dan pandan laut dalam kondisi tergenang AAT yaitu 89% dan 92%, hal ini menunjukkan bahwa nipah dan pandan laut dapat menyesuaikan dan mampu tumbuh dengan baik pada kondisi air asam dengan pH rendah yaitu 3.5.id
dc.language.isoidid
dc.publisherBogor Agricultural University (IPB)id
dc.subject.ddcSilvicultureid
dc.subject.ddcSwamps Forestid
dc.subject.ddc2018id
dc.titleIdentifikasi Jenis Tumbuhan Potensial sebagai Agen Fitoremediasi di Hutan Rawa Buatan Air Asam Tambangid
dc.typeThesisid
dc.subject.keywordAATid
dc.subject.keywordlahan basahid
dc.subject.keywordhutan rawaid
dc.subject.keywordfitoremediasiid
dc.subject.keywordtambangid
Appears in Collections:MT - Forestry

Files in This Item:
File SizeFormat 
2019cra.pdf
  Restricted Access
16.28 MBAdobe PDFView/Open


Items in DSpace are protected by copyright, with all rights reserved, unless otherwise indicated.