Please use this identifier to cite or link to this item: http://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/97820
Title: Efektivitas Manipulasi Hormonal pada Maturasi, Pertumbuhan, Pemijahan, Profil Hormon Steroid dan Asam Lemak Gonad Lobster Pasir (Panulirus homarus).
Authors: Zairin Jr, Muhammad
Suprayudi, Muhammad Agus
Manalu, Wasmen
Widanarni
Adiputra, Yudha Trinoegraha
Issue Date: 2019
Publisher: IPB (Bogor Agricultural University)
Abstract: Teknologi budi daya lobster pasir (Panulirus homarus) di Indonesia belum mampu menyediakan teknologi pembenihan lobster pasir. Manipulasi hormonal dapat digunakan untuk mempercepat penguasaan teknologi pembenihan dengan mengandalkan lobster pasir berukuran sedang dan pada kondisi pradewasa. Tujuan penelitian untuk mengevaluasi efektivitas manipulasi hormonal dengan ablasi tangkai mata dan injeksi hormon tiroksin pada tahapan pembenihan lobster pasir, yaitu maturasi gonad, pertumbuhan calon induk, pemijahan induk, serta profil hormon steroid dan asam lemak selama proses maturasi gonad. Penelitian pertama bertujuan untuk mengevaluasi efektivitas ablasi tangkai mata pada perkembangan maturasi ovari, rasio RNA/DNA, profil alami hormon tiroksin dan hormon estradiol, serta perubahan komposisi nutrien pada lobster pasir betina berbeda ukuran. Percobaan pertama dan kedua menggunakan perlakuan tanpa ablasi tangkai mata dan ablasi satu tangkai mata dengan bobot tubuh lobster pasir <150 g dan >150 g. Percobaan ketiga dengan bobot tubuh lobster pasir >150 g menggunakan ablasi satu tangkai mata diteruskan dengan ablasi dua tangkai mata setelah dipelihara sebulan. Parameter yang diamati antara lain perubahan anatomi ovari, indeks gonado somatik (GSI), indeks hepato somatik (HSI), rasio RNA/DNA, konsentrasi hormon tiroksin dan estradiol, profil lemak, kolesterol, lemak netral, fosfolipid, dan asam lemak ovari. Hasil penelitian menunjukkan ablasi tangkai mata berpengaruh pada perubahan anatomi ovari yang meliputi bentuk dan warna pada induk betina >150 g. HSI dan GSI pada induk betina >150 g dengan perlakuan ablasi tangkai mata lebih tinggi pada tahapan vitelogenesis. Sintesis protein meningkat karena ablasi tangkai mata dan sejalan dengan rasio RNA/DNA pada induk betina >150 g. Konsentrasi hormon tiroksin meningkat pada hepatopankreas dan ovari mengikuti tahap vitelogenesis. Konsentrasi hormon estradiol stabil pada hepatopankreas, tetapi pada ovari menurun pada tahap maturasi. Profil nutrien menunjukkan konsentrasi yang bervariasi selama proses maturasi ovari. Simpulan penelitian adalah ablasi tangkai mata pada induk betina >150 g dapat mempercepat proses maturasi dan rematurasi ovari. Selain itu, ablasi tangkai mata meningkatkan GSI, HSI, rasio RNA/DNA, konsentrasi hormon tiroksin dan hormon estradiol serta menurunkan konsentrasi nutrien selama proses maturasi. Penelitian kedua bertujuan menganalisis efektivitas injeksi hormon tiroksin pada pertumbuhan dan maturasi gonad lobster pasir jantan. Studi pertumbuhan menggunakan empat perlakuan dosis injeksi, yaitu 0,0.1,0.2, dan 0.5 μgg-1 dengan 11 ekor lobster pasir jantan untuk setiap perlakuan yang dipelihara selama 70 hari. Studi maturasi gonad menggunakan dua dosis injeksi hormon tiroksin, yaitu 0 dan 0.1 μgg-1 pada lobster pasir jantan dan sampel gonad diambil pada hari ke- 3,7,10,14, dan 21 setelah injeksi. Hasil studi pertumbuhan menunjukkan bahwa injeksi hormon tiroksin 0.1 μgg-1 mempercepat pertumbuhan bobot tubuh spesifik v dan panjang karapas, menurunkan rasio konversi pakan, dan meningkatkan jumlah individu yang berganti kulit dan tingkat kelangsungan hidup. Hasil studi maturasi gonad menunjukkan bahwa injeksi hormon tiroksin 0.1 μgg-1 meningkatkan indeks gonado somatik, perubahan anatomi gonad jantan dengan membesarnya testis, memanjangnya vas deferens, dan meningkatkan jumlah spermatogonia. Simpulan penelitian adalah injeksi hormon tiroksin 0.1 μgg-1 pada lobster pasir jantan meningkatkan pertumbuhan bobot spesifik, pertumbuhan panjang karapas, jumlah individu ganti kulit, tingkat kelangsungan hidup, indeks gonado somatik, jumlah spermatogonia, perubahan anatomi gonad, dan menghasilkan rasio konversi pakan paling rendah. Penelitian ketiga bertujuan untuk menguji efektivitas metode pemijahan induk lobster pasir hasil budi daya dengan dan tanpa ablasi tangkai mata secara berpasangan atau massal pada siklus bulan yang berbeda. Induk lobster pasir betina dan jantan dipakai secara terus menerus dengan rasio 2:1. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ablasi tangkai mata dapat menstimulasi pemijahan berpasangan dan massal yang didahului dengan ganti kulit pada induk betina. Pemijahan massal pada bulan gelap menghasilkan induk betina membawa telur terbanyak. Konsentrasi kolesterol dan profil asam lemak telur memperlihatkan bahwa terdapat perubahan kandungan kolesterol dan asam-asam lemak sejalan dengan peningkatan kematangan telur. Simpulan penelitian adalah ablasi tangkai mata pada induk betina mempercepat proses pemijahan yang didahului dengan ganti kulit, pemijahan induk secara massal pada bulan gelap dapat menghasilkan induk betina membawa telur lebih banyak dan dapat dipakai dua kali dengan lama rematurasi sekitar satu bulan serta konsentrasi kolesterol dan asam-asam lemak pada lama pengeraman telur yang berbeda menunjukkan perubahan kematangan telur hasil pemijahan. Penelitian keempat bertujuan untuk mengidentifikasi hormon steroid dan asam lemak selama maturasi gonad lobster pasir dengan menggunakan GCMS pirolisis. Dua puluh empat ekor lobster pasir yang terdiri atas enam ekor jantan dan 18 ekor betina digunakan dengan perlakuan berbeda. Hasil penelitian berhasil mengidentifikasi dua hormon steroid baru, yaitu androst-5-en-17-one,3β (androst) dan estran-3-one,17β (estran) pada berbagai tingkat kematangan gonad. Asam stearat, asam oleat, asam palmitat, dan asam kapirat adalah asam-asam lemak yang dominan ditemukan pada gonad jantan dan betina. Setelah 30 hari dipelihara dengan perlakuan ablasi tangkai mata, hanya asam stearat dan asam oleat yang ditemukan dominan pada lobster pasir betina matang gonad. Simpulan penelitian adalah terdapat dua hormon steroid baru selama proses maturasi gonad lobster pasir jantan dan betina, yaitu androst-5-en-17-one,3β (androst) dan estran-3- one,17β (estran). Selain itu, jenis dan konsentrasi asam lemak bervariasi sesuai dengan tingkat kematangan gonad dan perlakuan.
URI: http://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/97820
Appears in Collections:DT - Fisheries

Files in This Item:
File SizeFormat 
2019yta.PDF
  Restricted Access
27.88 MBAdobe PDFView/Open


Items in DSpace are protected by copyright, with all rights reserved, unless otherwise indicated.