Please use this identifier to cite or link to this item: http://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/97814
Title: Ekologi dan biologi populasi sebagai dasar pengelolaan kepiting kelapa (Birgus latro Linn 1767) di Maluku Utara
Authors: Sulistiono
Butet, Nurlisa A
Riani, Etty
Serosero, Rugaya H
Issue Date: 2019
Publisher: IPB (Bogor Agricultural University)
Abstract: Kepiting kelapa (B. latro) merupakan salah satu sumberdaya perikanan yang termasuk dalam kelompok hermit crab, famili Coenobitidae dan kelas krustasea. Kepiting kelapa ini memiliki umur panjang sekitar 40-60 tahun. Berdasarkan Permenhut 2008 termasuk dalam kelompok sumberdaya yang masih kekurangan data. Fase larva bersifat planktonik, dan distribusi larva berlangsung pada fase larva ini. Pemanfaatan kepiting kelapa yang tinggi dapat menurunkan stok dan mengganggu kondisi biologi populasinya. Penelitian ini dilakukan untuk menentukan karakteristik habitat kepiting kelapa di Daeo Kabupaten Pulau Morotai, Laigoma Kabupaten Halmahera Selatan dan Fitako Kabupaten Halmahera Utara, menguraikan karakteristik morfometrik kepiting kelapa di Daeo Kabupaten Pulau Morotai, Laigoma Kabupaten Halmahera Selatan dan Fitako Kabupaten Halmahera Utara, menjelaskan hubungan kekerabatan kepiting kelapa dengan menggunakan gen COI dan 18S rRNA di Daeo Kabupaten Pulau Morotai, Laigoma Kabupaten Halmahera Selatan dan Fitako Kabupaten Halmahera Utara, menentukan biologi reproduksi kepiting kelapa di Daeo Kabupaten Pulau Morotai, menentukan distribusi ukuran dan pola pertumbuhan kepiting kelapa di Daeo Kabupaten Pulau Morotai, Laigoma Kabupaten Halmahera Selatan dan Fitako Kabupaten Halmahera Utara, menentukan status stok populasi kepiting kelapa di Daeo, serta menduga kepadatan populasi kepiting kelapa dengan metode tagging di Daeo, Kabupaten Pulau Morotai. Penelitian ini dilakukan di Daeo Kabupaten Pulau Morotai meliputi analisis ekologi, morfometrik, molekuler, reproduksi, pertumbuhan dan estimasi kepadatan populasi dengan menggunakan metode tagging serta di Fitako Kabupaten Halmahera Utara dan Laigoma Kabupaten Halmahera Selatan meliputi analisis ekologi, morfometrik dan molekuler. Hasil penelitian ekologi habitat kepiting kelapa menunjukkan bahwa kondisi habitat di tiga lokasi penelitian cenderung sama dengan nilai rata-rata suhu udara 29-32o C, kelembapan udara 73-90%, kelembapan lubang 70-75%, pH 6,4-70 dan substratnya adalah lempung berliat, liat dan lempung liat berpasir. Berdasarkan stasiun pengamatan di Daeo ditemukan bahwa parameter lingkungan tidak berbeda nyata (p>0,05) sedangkan berdasarkan waktu menunjukkan terdapat perbedaan antara parameter suhu udara, kelembapan udara dan kelembapan lubang (p<0,05) kecuali pH. Terdapat hubungan yang erat antara parameter lingkungan dengan jumlah hasil tangkapan kepiting kelapa secara spasial (r=0,90) dan temporal (r=0,641). Karakter morfometrik yang diukur meliputi 16 karakter cheliped (Pdak-1, PP-1, PC-1, PM-1, Pdak-2, PP-2, PC-2, PM-2, Pdak-3, PP-3, PC-3, PM-3, Pdak-4, PP-4, PC-4, PM-4) pada masing-masing capit kiri dan kanan serta lima karakter pada karapas (PD, LD, PK, Cp+r, Cp-r) menunjukkan bahwa kepiting kelapa jantan memiliki ukuran rata-rata yang lebih besar dari kepiting betina serta ukuran cheliped kiri rata-rata lebih besar dari cheliped kanan. Ukuran karakter morfometrik kepiting kelapa di populasi Daeo, Laigoma, dan Fitako tidak 2 terpisah secara sempurna berdasarkan analisis diskriminan. Tidak ditemukan karakter penciri setiap lokasi. Hubungan kekerabatan kepiting kelapa antar tiga populasi kepiting kelapa (Daeo, Laigoma dan Fitako) adalah sangat tinggi dengan nilai jarak genetik 0.00-0,01 berdasarkan gen COI dan gen 18S rRNA. Kekerabatan yang tinggi juga ditemukan antara kepiting kelapa di tiga lokasi tersebut dengan kepiting kelapa dari perairan Pasifik (KF182470.1) dan dari Pasifik Utara Barat (LC053596.1). Kepiting kelapa matang gonad (TKG III) ditemukan pada seluruh waktu pengamatan (jantan dan betina) kecuali bulan Januari untuk kepiting kelapa betina. Keadaan ini menunjukkan bahwa potensi reproduksi kepiting kelapa di Daeo cukup tinggi sehingga pemijahan dapat berlangsung setiap saat (tidak musiman). Kisaran ukuran kepiting kelapa hasil tangkapan di Daeo Pulau Morotai, Laigoma Halmahera Selatan dan Fitako Halmahera Utara berfluktusi terhadap stasiun dan waktu. Kisaran berat kepiting kelapa yang tertangkap di Daeo adalah 50-990 g (jantan) dan 50-520 g (betina), di Laigoma berkisar 140-310 g (jantan) dan 140-290 g (betina), serta di Fitako berkisar 160-419 g (jantan) dan 110-300 g (betina). Kisaran ukuran PD kepiting kelapa di Daeo adalah 19,56-54,86 mm (jantan) dan 19,56-48,65 mm (betina), di Laigoma berkisar 28,56-33,48 mm (jantan) dan 28,44-34,66 mm (betina), serta di Fitako berkisar 27,44-46,39 mm (jantan) dan 24,33-34,50 mm (betina). Kisaran ukuran Cp+r hasil tangkapan kepiting kelapa di Daeo adalah 43,98-114,72 (jantan) dan 43,98-90,67 mm (betina), di Laigoma berkisar 65,23-76,12 mm (jantan) dan 61,38-87,36 mm (betina), serta di Fitako berkisar 60,48-77,12 mm (jantan) dan 55,47-78,16 mm (betina). Parameter pertumbuhan kepiting kelapa jantan (L∞= 56,96 mm) lebih besar dari kepiting kelapa betina (L∞=52,50 mm). Nilai koefisien pertumbuhan (K) kepiting kelapa jantan adalah 0,14 per tahun dan betina 0,16. Nilai tersebut menunjukkan bahwa kepiting kelapa betina lebih cepat mencapai L∞ dibanding kepiting kelapa jantan. Uji coba penandaan kepiting kelapa menggunakan sampel sebanyak 365 individu (63%) dari total hasil tangkapan 581 individu. Uji coba penandaan ini memiliki tingkat keberhasilan yang sangat rendah. Individu kepiting kelapa yang tertangkap kembali hanya tiga individu (0,8%).
URI: http://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/97814
Appears in Collections:DT - Fisheries

Files in This Item:
File SizeFormat 
2019rhs.pdf
  Restricted Access
43.16 MBAdobe PDFView/Open


Items in DSpace are protected by copyright, with all rights reserved, unless otherwise indicated.