Please use this identifier to cite or link to this item: http://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/97621
Title: Stabilitas dan Daya Hasil Galur Dihaploid Harapan Padi Gogo Toleran Kekeringan. Dibimbing oleh BAMBANG SAPTA PURWOKO sebagai Ketua Komisi
Authors: Purwoko, Bambang Sapta
Wirnas, Desta
Dewi, Iswari Saraswati
Kartina, Nita
Issue Date: 2019
Publisher: IPB (Bogor Agricultural University)
Abstract: Pengembangan padi gogo merupakan alternatif peningkatan produksi padi nasional. Potensi pengembangan padi gogo sangat besar karena Indonesia memiliki 5.1 juta hektar lahan kering. Luas lahan yang dimanfaatkan untuk padi gogo sebesar 1.13 juta hektar pada tahun 2014 dan menurun menjadi 1.087 juta ha. Perakitan varietas padi gogo unggul merupakan suatu upaya meningkatkan produktivitas padi lahan kering. Produksi tanaman padi dihaploid melalui kultur antera secara in vitro merupakan salah satu teknologi yang sangat menjanjikan dalam usaha perbaikan sifat dan peningkatan produktivitas tanaman. Tujuan penelitian pertama ialah untuk mendapatkan informasi tentang keragaan karakter agronomi dan stabilitas hasil galur-galur dihaploid padi gogo hasil kultur antera di enam lokasi. Empat belas galur dihaploid dan dua varietas padi gogo yaitu Inpago 10 dan Limboto ditanam di enam lokasi yang berbeda pada bulan November 2017-April 2018. Rancangan percobaan di setiap lokasi menggunakan Rancangan Kelompok Lengkap Teracak dengan tiga ulangan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa genotipe, lingkungan dan interaksi genotipe dan lingkungan berpengaruh nyata terhadap karakter tinggi tanaman, jumlah anakan produktif, jumlah gabah (isi, hampa dan total), persentase gabah isi per malai, umur 50% berbunga, umur panen, panjang malai dan bobot 1000 butir. ST13 memberikan produktivitas gabah tertinggi di enam lokasi uji yaitu sebesar 5.00 ton ha-1. ST6 menampilkan produktivitas gabah (4.68 ton ha-1), ST9 menampilkan produktivitas gabah (4.46 ton ha-1). ST6 dan ST9 dinyatakan stabil berdasarkan tiga analisis stabilitas Finlay-Wilkinson (1963), Eberhart-Russell (1966) dan AMMI. ST13 dinyatakan stabil berdasarkan analisis stabilitas Finlay-Wilkinson (1963). ST6, ST9 dan ST13 memiliki produktivitas gabah tinggi dan daya adaptasi luas. ST1 dan ST7 memiliki produktivitas gabah lebih banyak dibanding Inpago 10 dan beradaptasi spesifik. Keragaan agronomi galur dihaploid menunjukkan pada karakter tinggi tanaman, galur-galur dihaploid yang diuji memiliki postur yang ideal. ST8 memiliki jumlah anakan produktif tertinggi, diikuti oleh ST1. ST6 memiliki jumlah gabah isi tertinggi (161.5 butir) dan setara Inpago 10 (150.8 butir). ST5 (218.5 butir) dan ST6 (215.7 butir) memiliki jumlah gabah total tinggi, setara Inpago 10 (219.4 butir). Persentase gabah isi tertinggi dimiliki oleh ST8 (79.6%), lebih tinggi dibanding Inpago 10 (67.9%) dan Limboto (75.3%). Persentase gabah isi setara dengan Inpago 10 ialah ST1 (77.8%) dan ST13 (79.3%). ST4, ST10, ST11, ST12 dan ST13 memiliki bobot 1000 butir lebih berat dibanding Inpago 10 dan Limboto. Tujuan penelitian kedua ialah untuk mempelajari respon toleransi galur-galur dihaploid padi gogo terhadap cekaman kekeringan. Percobaan dilaksanakan di Rumah Kaca Muara, Balai Besar Penelitian Tanaman Padi, Bogor pada bulan November sampai Desember 2017. Bahan yang digunakan dalam percobaan terdiri atas 14 galur dihaploid padi gogo, 4 varietas cek yaitu Inpago 10 dan Limboto, Salumpikit (cek toleran kekeringan), dan IR 20 (cek peka kekeringan). Percobaan menggunakan Rancangan Lengkap Kelompok Teracak dengan 3 ulangan. Variabel yang diamati ialah penggulungan daun, kekeringan daun dan daya tumbuh kembali. Hasil uji toleransi berdasarkan analisis dari Friedman pada karakter penggulungan daun dan kekeringan daun terdapat galur yang menunjukkan respon agak toleran. ST9 dan ST12 menampilkan nilai estimated median skor penggulungan daun sebesar 3.4 dan 3.0, ST4, ST5 dan ST12 menampilkan nilai estimated median skor kekeringan daun sebesar 3.6. Sembilan galur dihaploid yaitu ST1, ST2, ST3, ST4, ST7, ST10, ST11, ST12 dan ST13 menampilkan respon toleran dengan nilai daya tumbuh kembali (1.0-1.6). Berdasarkan indeks seleksi terboboti ada 2 galur dihaploid padi gogo yaitu ST12 dan ST13, memiliki nilai indeks seleksi melebihi varietas Inpago 10 (nilai indeks seleksi 4.5) dan Limboto (nilai indeks seleksi -3.6). Tujuan penelitian ketiga ialah mendapatkan informasi ketahanan galur-galur dihaploid padi gogo terhadap penyakit blas daun ras 033, 073, 133 dan 173. Penelitian dilaksanakan di Rumah Kaca Muara, Balai Besar Penelitian Tanaman Padi, Bogor-Jawa Barat pada bulan bulan Januari sampai dengan Maret 2018. Bahan yang digunakan dalam pengujian ialah materi uji multilokasi terdiri atas 14 galur dihaploid padi gogo, 2 varietas cek yaitu Inpago 10 dan Limboto, varietas diferensial yaitu varietas Asahan sebagai varietas cek tahan blas dan Kencana Bali sebagai varietas cek rentan blas. Percobaan menggunakan Rancangan Kelompok Lengkap Teracak dengan 3 ulangan. Hasil pengujian menunjukkan bahwa ST7 dan Limboto bereaksi agak tahan terhadap ras 033. Galur-galur dihaploid ST4, ST7, ST9, ST10 dan ST12 bereaksi tahan terhadap blas ras 073. ST4, ST9, ST10, ST11, ST12, Inpago 10 dan Limboto bereaksi tahan terhadap ras blas 173. Sebanyak empat galur dihaploid yaitu ST4, ST6, ST12 dan ST14 bereaksi agak tahan blas ras 133. Nilai intensitas serangan tertinggi terdapat pada ras 133 (30.8%), diikuti ras 033 (20.7%), ras 073 (18.6%) dan terendah pada ras 173 (16.3%). Tujuan penelitian keempat ialah untuk mendapatkan informasi ketahanan galur-galur dihaploid padi gogo terhadap wereng batang coklat (WBC) biotipe 1, 2, 3. Penelitian dilaksanakan di Rumah Kaca Muara, Balai Besar Penelitian Tanaman Padi, Bogor-Jawa Barat. Pengujian ketahanan galur dihaploid padi gogo terhadap WBC dilaksanakan pada bulan Oktober sampai November 2017. Bahan yang digunakan dalam pengujian ini ialah 14 galur dihaploid padi gogo, 2 varietas cek yaitu Inpago 10 dan Limboto, varietas differensial (TN1, Pelita, IR26, IR42, PTB 33 dan Rathu Heenati). Percobaan menggunakan Rancangan Kelompok Lengkap Teracak dengan 3 ulangan. Hasil uji ketahanan berdasarkan skoring IRRI dan analisis non-parametrik dari Friedman terhadap wereng batang coklat, diperoleh dua galur dihaploid yaitu ST1 dan ST3 yang memberikan reaksi agak tahan terhadap tiga biotipe wereng batang coklat.
URI: http://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/97621
Appears in Collections:MT - Agriculture

Files in This Item:
File SizeFormat 
2019nka.pdf
  Restricted Access
34.41 MBAdobe PDFView/Open


Items in DSpace are protected by copyright, with all rights reserved, unless otherwise indicated.