Please use this identifier to cite or link to this item: http://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/97444
Full metadata record
DC FieldValueLanguage
dc.contributor.advisorLubis, Iskandar-
dc.contributor.advisorJunaedi, Ahmad-
dc.contributor.advisorSugiyanta-
dc.contributor.authorFaisal-
dc.date.accessioned2019-05-18T07:18:41Z-
dc.date.available2019-05-18T07:18:41Z-
dc.date.issued2019-
dc.identifier.urihttp://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/97444-
dc.description.abstractWaktu dan dosis pemupukan nitrogen (N) penting dalam budidaya tanaman padi. Namun, respon morfosfisiologis padi terhadap waktu dan pemberian pupuk N berkaitan pertumbuhan dan produksi padi landrace Kalimantan dan IPB 8G belum diketahui dengan baik. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui respon morfofisiologi padi landrace Kalimantan dan IPB 8G terhadap waktu dan dosis pemberian pupuk nitrogen. Penelitian dilaksanakan pada bulan Desember 2017 hingga Juni 2018 di Kebun Percobaan Sawah Baru, Institut Pertanian Bogor. Rancangan percobaan yang digunakan adalah rancangan split-split plot yang terdiri dari tiga faktor perlakuan yaitu kultivar (petak utama), waktu pemupukan (anak petak) dan dosis pemupukan (anak-anak petak). Faktor kultivar terdiri dari tiga yaitu lokal Mayas, lokal Samarinda dan IPB 8G, faktor pupuk nitrogen terdiri tiga taraf yaitu 0 kg N ha-1 (No), 75 kg N ha-1 (N1) dan 150 kgN ha-1 (N2), faktor waktu pemberian N terdiri dari dua taraf yaitu tiga kali dan empat kali. Faktor waktu pemupukan tiga kali diberikan sebesar 50% dosis N pada saat tanam, 25% dosis N pada saat fase vegetatif (umur 29 hari setelah tanam (HST) pada kultivar IPB 8G dan 49 HST pada kultivar lokal) , dan 25% pada fase primordia (41 HST pada kultivar IPB 8G dan 98 HST pada kultivar lokal), faktor waktu pemupukan empat kali diberikan sebesar 40% dosis N pada saat tanam, 20% dosis N pada saat fase vegetatif (29 HST pada kultivar IPB 8G dan 49 HST pada kultivar lokal), 20% pada fase primordia ( 29 HST pada kultivar IPB 8G dan 49 HST pada kultivar lokal) dan 20% pada saat tanaman berbunga 50% (85 HST pada kultivar IPB 8G dan 119 HST pada kultivar lokal). Setiap perlakuan terdiri dari 3 ulangan sehingga terdapat 54 satuan percobaan dengan luas masing-masing petak percobaan adalah 10 m2. Hasil menunjukkan kultivar landrance Kalimantan Mayas dan Samarinda memiliki perbedaan morfofisiologi dan produktivitas dibandingkan dengan kultivar IPB 8G. Produktivitas kultivar Mayas 2.5 ton ha-1 dan kultivar Samarinda yaitu 2.4 ton ha-1. sedangkan kultivar IPB 8G yaitu 2.9 ton ha-1. Waktu pemupukan tiga kali pada kultivar IPB 8G menghasilkan bobot gabah per rumpun tertinggi dibandingkan kultivar Mayas namun tidak berbeda nyata dengan waktu pemupkan empat kali. Pupuk nitrogen cukup diberikan dengan dosis 75 kg ha-1 karena hasilnya tidak berbeda nyata dengan perlakuan 150 kg ha-1 dengan produktivitas masing masing adalah 2.9 ton ha-1 dan 2.8 ton ha-1 .Tidak terdapat interaksi kultivar, waktu dan dosis pemupukan terhadap pertumbuhan dan produksi kecuali pada peubah laju asimilasi bersih (LAB) dan persentase bulir tidak berisi penuh, namun interaksi antara waktu dan dosis pemupukan sebanyak tiga kali pada dosis 75 kg ha-1 menghasilkan hasil gabah tertinggi yaitu 3.4 ton ha- 1.id
dc.language.isoidid
dc.publisherIPB (Bogor Agricultural University)id
dc.subject.ddcAgronomyid
dc.subject.ddcRiceid
dc.subject.ddc2018id
dc.subject.ddcBogor-Jawa Baratid
dc.titleRespon Morfofisiologi Padi Landrace Kalimantan dan IPB 8G terhadap Waktu dan Dosis Pemberian Pupuk Nitrogenid
dc.typeThesisid
dc.subject.keyworddosis pupuk Nid
dc.subject.keywordIPB 8Gid
dc.subject.keywordpadi lokal kalimantanid
dc.subject.keywordwaktu pemupukanid
Appears in Collections:MT - Agriculture

Files in This Item:
File SizeFormat 
2019fai.pdf
  Restricted Access
15.22 MBAdobe PDFView/Open


Items in DSpace are protected by copyright, with all rights reserved, unless otherwise indicated.