Please use this identifier to cite or link to this item: http://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/97383
Title: Strategi Pengembangan Penangkaran Burung Walik Kembang Sula (Ptilinopus melanospila) sebagai Satwa Harapan
Authors: Fuah, Asnath Mariah
Sumantri, Cece
Masyud, Burahanuddin
Rukmiasih
Fatmona, Sariffudin
Issue Date: 2019
Publisher: IPB (Bogor Agricultural University)
Abstract: Burung Walik kembang sula memiliki nilai ekonomi yang cukup tinggi, antara lain, berdasarkan potensi morfologis, suara, tingkahlaku dan terutama sebagai sumber protein hewani. Potensi ekonomis tersebut menyebabkan tingginya perburuan burung sehingga dapat menurunkan populasi di alam. Selain itu, habitat burung juga semakin berkurang, baik kualitas maupun kuantitasnya, akibat eksploitasi hutan dan konversi lahan. Permasalahan tersebut menyebabkan gangguan kelestarian satwa ini yang pada akhirnya mengakibatkan kelangkaan. Berdasarkan hal tersebut, tindakan konservasi perlu dilakukan, salah satunya melalui penangkaran. Permasalahan yang dihadapai antara lain adalah: (1) Potensi genetik belum diketahui, (2) Perilaku dan potensi/kemampuan berbiak burung Walik kembang sula belum diketahui oleh masyarakat setempat, (3) Belum diketahuinya performa burung walik kembang sula meliputi perilaku dan aktivitas harian serta palatabilitas pakan walik di penangkaran, (4) Belum diketahuinya aspek sosial ekonomi dan budaya masyarakat tekait pemanfaatan satwa ini. Permasalahan permasalahan ini merupakan faktor-faktor yang menyebabkan gangguan kelestarian burung Walik kembang sula tanpa solusi penanggulangannya yang pada akhirnya mengakibatkan kelangkaan. Berdasarkan hal tersebut maka solusinya adalah melakukan penangkaran exsitu (di luar habitat alaminya) dengan mengadopsi kondisi habitat alaminya. Tujuan penelitian ini antara lain adalah: (1) Estimasi populasi walik kembang sula, perkiraan laju inbreeding di beberapa kelompok populasi dan gambaran umum kondisi habitatnya, (2) Menganalisis karakteristik morfologis walik kembang sula berdasarkan jenis kelamin dan pola genetik molekuler berdasarkan DNA COI yakni gambaran hubungan kekerabatan atau jarak genetik antar walik kembang sula dan antara walik kembang sula dengan spesies walik lainnya, (3) Menganalisis performa meliputi perilaku dan aktivitas harian serta palatabilitas pakan walik di penangkaran, (4) Menganalisis persepsi masyarakat tentang walik kembang sula dan pemanfaatannya melalui pengembangan penangkaran serta kualitas daging walik kembang sula sebagai sumber protein hewani alternatif. Metode yang digunakan adalah: (1) Pengamatan Populasi menggunakan metode line transekct (transek garis) mempunyai panjang 1.000 x 100 m² dan titik-titik pengamatan dalam garis transek yaitu 50 m², (2) Tahapan Analis DNA yaitu pengambilan sampel Darah, Ekstrasi dan Purifikasi DNA, Amplifikasi Gen COI dengan Teknik PCR, Elektroforesis Lokus Gen COI, Sekuensing Gen COI, analisis morfologi menggunakan Komponen Utama (AKU), (3) Menganalisis Performa dan Evaluasi tingkat kesukaan/palatabilitas terhadap pakan pada penangkaran ex-situ dengan merekam dan mencatat frekuensi perilaku serta potensi berbiak dilakukan menggunakan one-zero sampling, (4) Sosial ekonomi masyarakat menggunakan metode sensus terhadap penangkap dan pemelihara burung walik kembang sula. Karakteristik kualitas daging dianalisis di Laboratorium Terpadu IPB untuk analisis asam amino, asam lemak sedangkan analisis proksimat di PAU IPB. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Populasi Walik kembang sula berdasarkan populasi efektif, laju inbreeding maupun sex rasio pada ketiga lokasi penelitian masih termasuk dalam kategori baik, suhu rata-rata dikabupaten kepulauan Sula 28 0C, kelembaban 84% angin 1 km/h. Lokasi Habitat desa Bega 200 m dpl, habitat desa Soamole 50-100 m dpl, habitat desa Wai Ipa 700-800 m dpl. Terdapat lima jenis vegetasi yang disukai burung ini sebagai tempat untuk meletakkan sarangnya antara lain Ficus tinctotaria, Manilcara fascuculata, Syzygium sp dan Arcangelisia flava sedangkan tempat diletakkan sarang yaitu pada bagian tajuk dan batang, bentuk sarang berupa cawan dimana bagian mulut sarang terbuka dan menghadap keatas, warna telur berwarna putih sedangkan bentuk telur adalah elliptical. Jika dibandingkan dengan Gen Bank Ptilinopus magnificus, sekuen gen COI burung Walik kembang sula ditemukan komposisi nukleotida yang ditemukan tersebut di atas yakni dari total 615 bp terdapat sebanyak 559 gen yang mirip monomorfik dan terdapat 56 situs gen polimorfik atau bervariasi, haplotype dan insersi tidak ditemukan. Pohon pilogeni ditemukan tiga cluster yaitu dua pada Ptilinopus melanospila dan satu cluster Ptilinopus magnificus. Penciri utama ukuran organ luar Walik kembang sula (Ptilinopus melanospila) adalah panjang jari ketiga dan penciri utama bentuk organ luar adalah panjang sayap dan penciri bentuk utama adalah panjang paruh dan leher, sedangkan frekuensi dan rata-rata perilaku ingesti burung walik jantan lebih rendah dibandingkan betina. Dilihat dari tingkat palatabitas yang paling disukai secara berturut-turut yaitu pepaya, pisang, kangkung, jagung muda dan kacang tanah. Daging burung walik kembang sula memiliki kualitas yang lengkap, daging walik kembang sula memiliki omega 3 atau asam-asam lemak tak jenuh rantai panjang (PUFA) daging Walik kembang sula mengandung tiga asam lemak omega tiga atau PUFA (Polyunsaturated Fatty Acid) yang merupakan asam lemak tak jenuh rantai panjang yaitu: α-Linolenat (Octadecatrienoic Acid = C18:3-n3), (Eicosapentaenoic Acid (EPA) C20:5- n3) dan (Docosahexaenoic Acid (DHA)(C22:6-n3). Berdasarkan tahapan hasil penelitian Implikasinya yaitu desain model penangkaran ex-situ Walik kembang sula (Ptilinopus melanospila). Kesimpulannya, kegiatan penangkaran burung walik kembang sula harus mempertimbangkan kesiapan lingkungan penangkaran, baik lingkungan biologi (habitat hidup burung) maupun lingkungan fisik (seperti kandang/sangkar). Lingkungan dan sistem pemeliharaan mengacu kepada perilaku dan habitat alaminya. Kegiatan teknis yang dapat dilakukan adalah: penyiapan tempat lingkungan penangkaran dan sumber pakan, pemilihan bentuk dan ukuran kandang, pengelolaan penangkaran (pakan, kesehatan, sex ratio, dan reproduksi), dan sistem pencatatan. Pengelolaan penangkaran yang baik diharapkan mampu meningkatkan populasi dan memberikan nilai tambah untuk kepentingan peningkatan kesejahteraan masyarakat.
URI: http://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/97383
Appears in Collections:DT - Animal Science

Files in This Item:
File Description SizeFormat 
2019sfa.pdf
  Restricted Access
Fulltext71.79 MBAdobe PDFView/Open


Items in DSpace are protected by copyright, with all rights reserved, unless otherwise indicated.