Please use this identifier to cite or link to this item:
http://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/97381| Title: | Model Spasial Dinamik Sumberdaya Kelautan dan Perikanan Berbasis Resiliensi Nelayan di Pulau-pulau Kecil Kawasan Taman Nasional Karimunjawa |
| Authors: | Fahrudin, Achmad Sulistiono Sutrisno, Dewayany Koeshendrajana, Sonny Hafsaridewi, Rani |
| Issue Date: | 2019 |
| Publisher: | IPB (Bogor Agricultural University) |
| Abstract: | Masyarakat di pulau kecil sangat tergantung pada sumberdaya di sekitarnya, terutama dalam pemenuhan kebutuhan pangan berupa sumberdaya perikanan. Pada dasarnya perairan pulau-pulau kecil memiliki potensi sumberdaya perikanan yang relatif besar, namun pemanfaatannya terkadang tidak berasaskan keberlanjutan. Dinamika sumberdaya alam ini mengharuskan nelayan untuk memiliki resiliensi tinggi. Resiliensi ini diperlukan untuk beradaptasi dengan perubahan yang terjadi di pulau-pulau kecil. Jika nelayan berdaya, maka nelayan dapat menjadi agen pembangunan dan perubahan sosial yang dapat berperan dalam pengelolaan sumberdaya alam yang berkelanjutan (Shariff et al. 2011). Tujuan penelitian ini adalah (1) mengidentifikasi masalah pengelolaan sumberdaya kelautan dan perikanan di kawasan Taman Nasional Karimunjawa, (2) menganalisis pemanfaatan sumberdaya kelautan dan perikanan (SDKP) yang mempengaruhi resiliensi nelayan di kawasan Taman Nasional Karimunjawa, (3) menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi resiliensi nelayan di kawasan Taman Nasional Karimunjawa dan (4) membangun model spasial dinamik resiliensi nelayan di kawasan Taman Nasional Karimunjawa. Identifikasi permasalahan pengelolaan sumberdaya alam merupakan langkah awal dalam penelitian ini. Identifikasi ini dilakukan dengan menggunakan metode driver, pressure, state, impact and respond (DPSIR). DPSIR merupakan pendekatan sebuah sistem yang menggambarkan hubungan antara masyarakat dan lingkungan (Atkins et al. 2011) yang juga dapat digunakan untuk membangun kerangka strategi pengelolaan (Pirrone et al. 2005). Driver atau faktor pendorong timbulnya masalah pengelolaan adalah adanya pertambahan penduduk yang berdampak pada meningkatnya kebutuhan lahan permukiman, kebutuhan pangan dan air bersih. Faktor ekonomi dan potensi ekologi yang melimpah, mendorong ekploitasi secara berlebihan. Hal ini menyebabkan degradasi sumberdaya, penurunan luasan terumbu karang, mangrove dan padang lamun. Kawasan Taman Nasional Karimunjawa mempunyai lima ekosistem yang menunjang kehidupan masyarakatnya. Ekosistem terumbu karang merupakan ekosistem yang paling tinggi pemanfaatannya. Hal ini disebabkan karena sebagian besar penduduknya bermata pencaharian sebagai nelayan. Ekosistem terumbu karang pula yang menerima tekanan ekologis yang cukup besar. Karakter sosialekonomi nelayan di kawasan Kepulauan Karimunjawa adalah nelayan skala usaha skala kecil dengan dominasi ukuran kapal <5 GT. Kondisi ekologis sumberdaya yang berada di dalam kawasan Kepulauan Karimunjawa sudah tidak dapat memenuhi kebutuhan hidup nelayan, sehingga nelayan mulai merambah ke luar kawasan. Potensi konflik yang mungkin terjadi pada pola pemanfaatan sumberdaya ini adalah kehadiran kapal cantrang. Kapal cantrang dianggap nelayan sebagai perusak terumbu karang. Faktor-faktor yang mempengaruhi resilien nelayan dapat dilihat pada lima dimensi, yaitu dimensi sosial, ekonomi, kelembagaan, infrastruktur, dan v sumberdaya. Nelayan Pulau Karimunjawa mempunyai indeks resiliensi tertinggi (0,75), kemudian nelayan Pulau Parang dengan indeks 0,68, nelayan Pulau Kemujan dengan indeks 0,63 dan terakhir nelayan Pulau Nyamuk dengan nilai 0,57. Nelayan Kecamatan Karimunjawa terbagi dalam dua kategori resilien, yaitu resilien untuk nelayan di Pulau Karimunjawa, Pulau Kemujan dan Pulau Parang. Pulau Nyamuk masuk ke dalam kategori cukup resilien. Dinamika sumberdaya yang terjadi di kawasan Taman Nasional Karimunjawa adalah adanya perubahan luasan terumbu karang. Degradasi terumbu karang terjadi karena adanya penggunaan alat tangkap yang merusak lingkungan. Hal ini mengakibatkan menurunnya produksi ikan. Dalam menghadapi perubahan sumberdaya nelayan Kepulauan Karimunjawa melakukan perubahan lokasi penangkapan. Pada awalnya di dalam kawasan Kepulauan Karimunjawa, kemudian dengan menggunakan penambahan alat bantu penangkapan yaitu GPS dan fish finder, nelayan Kepulauan Karimunjawa mulai menangkap di luar kawasan Kepulauan Karimunjawa. Perubahan ini pun dilakukan tergantung pada musim angin. Ketika terjadi musim angin, nelayan hanya dapat melaut di dalam kawasan Kepulauan Karimunjawa. Dinamika perubahan spasial lokasi penangkapan ini merupakan upaya nelayan dalam menghadapi dinamika perubahan ketersediaan sumberdaya. |
| URI: | http://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/97381 |
| Appears in Collections: | DT - Fisheries |
Files in This Item:
| File | Description | Size | Format | |
|---|---|---|---|---|
| 2019rha.pdf Restricted Access | Fulltext | 92.81 MB | Adobe PDF | View/Open |
Items in DSpace are protected by copyright, with all rights reserved, unless otherwise indicated.