Please use this identifier to cite or link to this item: http://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/97159
Title: Stimulasi Pematangan Gonad Ikan Belanak (Mugil dussumieri) Menggunakan Hormon MT, E2, HCG dan Ovaprim.
Authors: Zairin Jr, Muhammad
Cahyono, Tatak Dwi
Issue Date: 2019
Publisher: Bogor Agricultural University (IPB)
Abstract: Ikan belanak (Mugil dussumieri) dari famili Mugilidae mempunyai prospek untuk dibudidayakan terutama di daerah tropis. Ikan ini belanak memiliki penyebaran geografis yang sangat luas dan bersifat katadromous serta memiliki kemampuan beradaptasi dalam berbagai salinitas dan suhu, selain itu dapat menyesuaikan terhadap berbagai makanan di berbagai macam habitat dan memiliki pertumbuhan yang cepat serta lebih tahan terhadap hama dan penyakit. Ikan belanak memiliki kemampuan untuk beradaptasi terhadap berbagai lingkungan sehingga sesuai untuk domestikasi spesies ke air tawar, air payau dan air asin dalam budidaya. Ikan belanak merupakan detritus feeder yang secara efisien memperoleh makanan pada detritus dan bahan organik. Ikan belanak berperan penting dalam mengurangi kandungan bahan organik dari air dan sedimen kolam serta memperbaiki parameter kualitas air. Kebiasaan makan ikan belanak tersebut secara tidak langsung dapat mempengaruhi kelimpahan parasit oportunistik yang bergantung pada limbah organik seperti parasit eksternal udang yaitu Zoothamnium sp. dan Epistylis sp.. Budidaya di Indonesia didominasi oleh ikan karnivora (udang dan ikan kerapu) dan omnivora (ikan nila dan mas). Saat ini belum ada budidaya ikan detritivora untuk memanfaatkan sisa-sisa pakan dan buangan dari budidaya ikan karnivora dan omnivora. Ikan belanak merupakan salah satu jenis ikan detritivora yang berpotensi untuk dibudidayakan namun belum dilakukan domestikasi sehingga benihnya belum tersedia di pembenihan. Ikan belanak dapat digunakan sebagai pembersih lingkungan dan sumber protein, sehingga sudah selayaknya digali potensinya agar menjadi komoditas baru bagi budidaya perairan. Penelitian merupakan rintisan untuk menghasilkan benih ikan belanak dalam wadah budidaya. Penelitian ini bertujuan mengevaluasi pematangan gonad ikan belanak (Mugil dussumieri) menggunakan hormon. Penelitian dilakukan menggunakan rancangan acak lengkap yang terdiri dari tiga perlakuan dan tiga kali ulangan individu. Terdapat dua percobaan dengan perlakuan berbeda dan dilakukan secara terpisah. Percobaan pertama menggunakan ikan berukuran 9-14.7 cm dengan hormon 17α-metiltestosteron (MT) 4 mg kg-1, estradiol-17β (E2) 0.07 mg kg-1 dan kontrol larutan fisiologis 0.9 % 0.5 ml kg-1. Percobaan kedua menggunakan ikan berukuran 10-31 cm dengan Human Chorionic Gonadotropin (HCG) 750 IU kg-1, ovaprim 0.5 ml kg-1 dan kontrol larutan fisiologis 0.9 % 0.5 ml kg-1. Wadah yang digunakan yaitu tambak air payau 1000 m2 yang dilengkapi hapa berukuran 2 x 1 meter sebanyak tiga unit untuk masing-masing percobaan dengan kedalaman 110-120 cm. Masing-masing wadah berisi 13 ekor yang telah diaklimatisasi selama sepuluh hari. Pakan yang diberikan berupa pakan tenggelam dengan formulasi kandungan protein 32 %, Persentase pemberian pakan harian 1 % dari berat tubuh ikan dengan frekuensi pemberian dua kali per hari yaitu pada pukul 11.00 dan 17.00. Ikan belanak dipelihara selama 60 hari. 3 Percobaan pertama nilai Gonado Somatic Index (GSI) pada hari ke-60 menunjukkan bahwa pemberian estradiol-17β (1.31 ± 0.94 %) lebih tinggi dibandingkan 17α-metiltestosteron (1.00 ± 0.51 %) dan kontrol (0.54 ± 0.20 %). Hasil percobaan kedua pada hari ke-60 nilai GSI menunjukkan bahwa pemberian HCG (7.18 ± 0.59 %) lebih tinggi dibandingkan ovaprim (3.29 ± 2.66 %) dan kontrol (6.72 ± 0.32 %). Nilai Hepato Somatic Index (HSI) percobaan pertama pada hari ke-30 dan 60 tidak berbeda nyata, tetapi pada hari ke-0 lebih tinggi dibandingkan hari ke-30 dan 60. Hasil percobaan kedua menunjukkan nilai HSI pada hari ke-0, 30 dan 60 tidak berbeda nyata, tetapi pada hari ke-30 menurun dan pada hari ke-60 meningkat lagi. Sebaran frekuensi diameter telur untuk 17α-metiltestosteron menunjukkan kisaran 16-240 μm lebih tinggi dibandingkan estradiol-17β dengan kisaran 9-209 μm dan kontrol 16-80 μm pada hari ke-60. Sebaran frekuensi diameter telur pada percobaan kedua untuk kontrol hari ke-30 menunjukkan kisaran 9-144 μm, HCG 9-441 μm sedangkan ovaprim hanya 9-111 μm. Ukuran diameter telur pada HCG lebih tinggi dibandingkan ovaprim dan kontrol. Hasil penelitian menunjukkan bahwa induksi hormon 17α-metiltestosteron dan estradiol-17β pada ikan belanak ukuran 9-14.7 cm dapat meningkatkan kematangan gonad TKG I sampai TKG II sedangkan induksi hormon HCG pada ikan belanak ukuran 10-31 cm dapat meningkatkan kematangan gonad TKG I sampai TKG III.
URI: http://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/97159
Appears in Collections:MT - Fisheries

Files in This Item:
File Description SizeFormat 
2019tdc.pdf
  Restricted Access
Fulltext20.85 MBAdobe PDFView/Open


Items in DSpace are protected by copyright, with all rights reserved, unless otherwise indicated.