Please use this identifier to cite or link to this item: http://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/97118
Title: Dampak Tebang Pilih Tanam Rumpang di Hutan Alam Tropika Potensi Rendah terhadap Kepadatan Tanah, Erosi dan Bahaya Kebakaran
Authors: Elias
Hilwan, Iwan
Raharja, Kanda
Issue Date: 2019
Publisher: Bogor Agricultural University (IPB)
Abstract: Hutan alam di Indonesia terbagi menjadi beberapa mosaik areal hutan dan terus terdegradasi serta terdeforestasi. Salah satu upaya untuk memperbaiki kondisi hutan di Indonesia adalah dengan menggunakan sistem silvikultur baru yang dapat memperbaiki kondisi hutan yang masih tersisa. Sistem silvikultur Tebang Pilih Tanam Rumpang (TPTR) adalah salah satu solusi yang dapat diterapkan di dalam Multisistem Silvikultur di Indonesia. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dampak ekologi berupa pemadatan tanah, erosi dan bahaya kebakaran hutan akibat TPTR. Rumpang yang dibuat pada penelitian ini adalah 16 rumpang yang terbagi menjadi 8 kelas rumpang. Luas rumpang diukur dengan menggunakan sixten-gon method. Digunakan uji beda ANOVA untuk melihat perbedaan antara kepadatan tanah, erosi, perbedaan suhu dan intensitas cahaya di areal hutan alam, jalur tebas dan jalur tanam. Kepadatan tanah diukur dengan alat Cone Penetrometer. Kepadatan tanah pada setiap kondisi hutan secara berurutan adalah jalur tanam (3.38 kgf/cm2) > jalur tebas (3.23 kgf/cm2) > hutan alam (2.76 kgf/cm2). Rata-rata kepadatan tanah tersebut tergolong pada kondisi yang sangat lepas. Uji beda ANOVA menunjukkan bahwa terdapat perbedaan kepadatan tanah pada rumpang kelas 1 dan kelas 6. Erosi pada setiap kondisi hutan secara berurutan adalah hutan alam (25.50 m3/ha atau 17.55 ton/ha) > jalur tanam (17.44 m3/ha atau 11.91 ton/ha) > jalur tebas (6.58 m3/ha atau 3.79 ton/ha). Erosi diukur dengan metode peninjauan lapang. Faktor yang memengaruhi besarnya erosi adalah perbedaan topografi, kondisi hutan, fluktuasi curah hujan. Pengujian erosi per satuan luas kondisi hutan menunjukkan bahwa tidak terdapat perbedaan yang signifikan. Suhu diukur dengan menggunakan termometer dan intensitas cahaya diukur menggunakan luxmeter LX-1010B. Suhu rata-rata di dalam rumpang adalah 28.9–33.3°C dan suhu di hutan alam berkisar antara 28.7–29.9°C. Intensitas cahaya yang masuk ke dalam rumpang sebesar 8258–39 242 lux. Rata-rata suhu dan intensitas cahaya di dalam rumpang cocok untuk pertumbuhan tanaman jabon (Anthocephalus spp.). Tingkat KBDI tertinggi di dalam rumpang adalah tingkat 3. Terdapat perbedaan yang nyata antara suhu dan intensitas cahaya di rumpang dan di hutan alam. Sebaliknya tidak terdapat perbedaan yang nyata antara KBDI di rumpang dan di hutan alam. Rumpang dengan luas 1750–2000 m2 merupakan rumpang yang optimal berbasis dampak ekologi. Berdasarkan nilai utilitas, luas rumpang yang optimal untuk diterapkan di lapangan berkisar antara 250–1000 m2 dan 1250–2000 m2.
URI: http://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/97118
Appears in Collections:MT - Forestry

Files in This Item:
File Description SizeFormat 
2019kra.pdf
  Restricted Access
Fulltext17.81 MBAdobe PDFView/Open


Items in DSpace are protected by copyright, with all rights reserved, unless otherwise indicated.