Please use this identifier to cite or link to this item: http://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/97018
Title: Strategi Pengelolaan Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Sei Mangkei Klaster Industri Hilir Kelapa Sawit Terintegrasi dan Berkelanjutan
Authors: Hariyadi
Falatehan, A Faroby
Febriano, Muhammad Riza
Issue Date: 2017
Publisher: Bogor Agricultural University (IPB)
Abstract: Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Sei Mangkei telah dirancang oleh Pemerintah Indonesia sebagai klaster industri hilir untuk produk turunan minyak kelapa sawit. Dalam hal ini, ditetapkannya KEK Sei Mangkei sebagai klaster industri hilir (PP No.29/2012) merupakan perkembangan dari konsep aglomerasi industri daripada klaster industri. Untuk memastikan terwujudnya KEK Sei Mangkei klaster industri hilir kelapa sawit terintegrasi keberlanjutan harus dilakukan analisis. Industri kelapa sawit di Indonesia telah berkembang pesat dengan dukungan pertumbuhan perkebunan yang sangat pesat pula hingga mencapai lebih dari 6,3 juta hektar yang terdiri dari sekitar 60% yang diusahakan oleh perkebunan besar dan 40% oleh perkebunan rakyat. Pertumbuhan perkebunan sawit ini tidak terlepas dari kebijakan ekspor non migas awal tahun 1980-an dimana pemerintah saat itu mendorong ekspor komoditas non migas termasuk kelapa sawit. KEK Sei Mangkei yang terintegrasi dengan bisnis utama berupa industri hilirisasi kepala sawit dan karet (Buku 1 Agenda Pembangunan Nasional RPJMN 2015-2019), dikembangkan diatas lahan seluas 2.002,77 Ha yang merupakan lahan PT. Perkebunan Nusantara III (Persero). Hal yang menarik dari ketentuan uraian kebijakan pemerintah (UU No.39/2009) adalah eksistensi kawasan ekonomi khusus (KEK) semakin kuat. Sebab, Kawasan Ekonomi khusus dapat memacu secara intensif masuknya para investor. Hadirnya Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) mempunyai peran yang baik dalam bidang menciptakan lapangan kerja, meningkatkan kegiatan ekonomi daerah dan daya saing produk unggulan daerah di dunia internasional. Selanjutnya, tujuan pengembangan pusatpusat pertumbuhan ekonomi tersebut adalah untuk memaksimalkan keuntungan aglomerasi, menggali potensi dan keunggulan daerah serta memperbaiki ketimpangan spasial pembangunan ekonomi Indonesia. Pengembangan pusatpusat pertumbuhan ekonomi dilakukan dengan mengembangkan klaster industri Kawasan Ekonomi Khusus (KEK). Tujuan penelitian ini adalah untuk melakukan analisis terhadap strategi pengelolaan kawasan ekonomi khusus (KEK) Sei Mangkei klaster industri hilir kelapa sawit terintegrasi dan berkelanjutan. Tujuan dari penelitian ini meliputi (1) Menganlisis kondisi eksisting KEK Sei Mangkei klaster industri hilir kelapa sawit terintegrasi dan berkelanjutan. (2) Menganalisis kepentingan dan pengaruh antar stakeholder KEK Sei Mangkei klaster industri hilir kelapa sawit terintegrasi dan berkelanjutan. (3) Merumuskan prioritas strategi dalam pengelolaan kawasan ekonomi khusus (KEK) Sei Mangkei klaster industri hilir kelapa sawit, menuju KEK terintegrasi dan berkelanjutan. Data dan informasi yang dikumpulkan terdiri atas data primer dan data sekunder. Data primer akan diperoleh melalui pengumpulan data dan pengamatan langsung di lapangan terhadap kondisi eksisting dan berbagai kegiatan pembangunan dan pengembangan kawasan yang berlangsung KEK Sei Mangkei, Klaster Industri terintegrasi berkelanjutan. Selain itu data primer diperoleh dengan metode pengumpulan data berupa kuesioner responden pakar sebanyak lima (5) orang pakar, yaitu pakar bidang ekologi/lingkungan, sosial, ekonomi, hukum dan kelembagaan, industri dan teknologi. Alat pengumpulan berupa kuesioner kepentingan dan pengaruh stakeholder dan kuesioner analisis hirarki proses (AHP). Berdasarkan hasil diskusi dengan pakar terhadap metode penelitian ada 4 (empat) level hirarki yang terkait secara nyata mempengaruhi strategi pengelolaan KEK Sei Mangkei yaitu: (1) level tujuan; (2) level kriteria; (3) level aktor dan (4) level pilihan strategi. Berdasarkan keseluruhan tujuan penelitian strategi pengelolaan KEK Sei Mangkei klaster industri hilir kelapa sawit terintegrasi dan berkelanjutan, menghasilkan proses hirarki analisis (AHP) pengambilan keputusan multikriteria (MDM) berdasarkan tingkat pengaruh dan kepentingan stakeholder menunjukkan bahwa pengembangan klaster industri tergolong kategori cukup baik dan perlu di tingkatkan. Hal ini di tunjukkan oleh hasil penelitian : (1) hasil analisis digitasi dan overlay peta desain dasar (master plan) KEK Sei Mangkei menggunakan software analisis citra satelit, kondisis eksisting pembangunan KEK Sei Mangkei klaster industri hiliri kelapa sawit terintegrasi dan berkelanjutan. Progress pembangunan yang terdiri atas tiga zona yaitu zona industri, fasilitas dan zona pendukung dari luas keseluruhan KEK Sei Mangkei 2002,2 ha, menunjukkan kondisi eksisting sebesar 25% dari total area. Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan masih lebih dominan areal tegakan perkebunan sawit dan karet PT. Perkebunan Nusantara III (Persero), hal ini membutuhkan strategi untuk mengakselerasi pembangunan KEK Sei Mangkei. (2) Stakeholder yang memiliki kepentingan dan pengaruh yang tinggi dalam pengelolaan KEK Sei Mangkei. Matriks kuadran pemetaan stakeholder terlihat bahwa terdapat (23) stakeholder yang berada pada kuadran ke III (aktor). Semua stakeholder tersebut memiliki pengaruh dan kepentingan yang tinggi dalam pengelolaan KEK Sei Mangkei. Secara umum stakeholder pemerintah memiliki peran sebagai regulator, manajemen penyelenggara (Badan Usaha dan Administrator) sebagai fasilitator dan evaluator dalam pengelolaan KEK Sei Mangkei. Sedangkan pada kuadran ke II (subjek) terdapat 4 stakeholder masing-masing Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM), perguruan tinggi, dan masyarakat sekitar serta konsumen (dari unsur masyarakat). Stakeholder yang berada pada kuadran ini pada dasarnya memiliki kepentingan yang tinggi dalam pengelolaan KEK Sei Mangkei tetapi pengaruhnya terhadap stakeholder lainnya rendah. (3) pilihan prioritas strategi tentang strategi penglolaan KEK Sei Mangkei klaster industri terintegrasi dan berkelanjutan dengan menerapkan kebijakan investasi yang kondusif serta mengembangkan strategi pro pelaku industri dalam negeri dan masyarakat lokal sebagai komponen eksistensi KEK memiliki bobot tertinggi yaitu 0.285, disusul pembangunan dan pengembangan KEK Sei Mangkei berdasarkan spesifikasi klaster industri dan manajemen pengelolaan lingkungan kawasan berbasis ISO (International Organization for Standardization) dengan bobot 0.262 dan meningkatkan supremasi hukum dan kelembagaan penyelenggara KEK Sei Mangkei yang menjunjung nilai-nilai pembangunan berkelanjutan (PB) dengan bobot nilai 0.231 serta menerapkan konsep CSR terpadu dan community development serta pemberian penghargaan-hukuman bagi pelaku industri yang pro-aktif mewujudkan pembangunan berkelanjutan (PB) dengan bobot nilai 0.222.
URI: http://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/97018
Appears in Collections:MT - Multidiciplinary Program

Files in This Item:
File Description SizeFormat 
2017mrf.pdf
  Restricted Access
Fulltext18.72 MBAdobe PDFView/Open


Items in DSpace are protected by copyright, with all rights reserved, unless otherwise indicated.