Please use this identifier to cite or link to this item: http://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/96884
Title: Desain Model Strategi Logistik pada Agroindustri Rumput Laut di Sulawesi Selatan.
Authors: Maarif, Syamsul
Hardjomidjojo, Hartrisari
Adrianto, Luky
Sarinah
Issue Date: 2018
Publisher: IPB (Bogor Agricultural University)
Abstract: Rumput laut adalah salah satu komoditas pada sektor perikanan dan kelautan yang direncanakan oleh pemerintah Indonesia untuk dihilirisasi. Kebijakan hilirisasi akan mendorong tumbuhnya agroindustri rumput laut yang mengelola baik itu berupa produk setengah jadi maupun produk jadi. Salah satu kebijakan yang mampu mewujudkan pengembangan hilirisasi produk-produk agroindustri adalah dengan melakukan kebijakan strategi logistik untuk memperlancar arus produk, uang, dan informasi pada hilirisasi sehingga proses hilirisasi dapat berjalan optimal mulai dari produk antara hingga produk jadi yang diekspor maupun dipasarkan di dalam negeri. Desain strategi logistik diperlukan untuk menentukan kesiapan infrastruktur dan pengambilan keputusan yang tepat dalam mendorong tumbuhnya hilirisasi rumput laut di Indonesia. Model strategi logistik pada hilirisasi komoditas rumput laut sangat diperlukan sebagai dasar dalam pengambilan kebijakan logistik oleh pemerintah untuk menjamin keberlanjutan sektor bisnis ini. Penelitian mengenai manajemen pengambilan keputusan, kebijakan jangka panjang, perencanaan dan operasi masih sangat jarang dilakukan meskipun penelitian tersebut penting dalam mendorong tumbuhnya hilirisasi rumput laut. Salah satu penelitian yang penting untuk dilakukan adalah mendesain strategi jangka panjang yang mampu memastikan aliran barang pada sistem logistik dengan tepat jumlah, kualitas, harga, waktu, tempat dan konsumen. Penelitian ini mendesain strategi logistik agroindustri rumput laut di Sulawesi Selatan. Tujuan penelitian ini terbagi menjadi empat yaitu menganalisis kebutuhan, memodelkan proses bisnis (model konseptual) dan memetakan potensi pengembangan agroindustri rumput laut di Sulawesi Selatan, mendesain model optimasi jaringan rantai pasok rumput laut untuk desain strategi jangka panjang logistik agroindustri rumput laut, membangun model kelembagaan yang mendukung pengembangan logistik rumput laut di Propinsi Sulawesi Selatan. Memformulasikan usulan rumusan strategi logistik dan dampaknya terhadap terpenuhinya kebutuhan konsumen dan kesejahteraan petani berbasis optimasi pada agroindustri rumput laut di Sulawesi Selatan. Tujuan tersebut dicapai dengan beberapa metode. Analisis sistem dan model proses bisnis untuk pengembangan model konseptual dilakukan dengan menganalisis dan desain sistem logistik melalui pendekatan analisis kebutuhan dan model proses bisnis untuk mengetahui proses rinci dari sistem logistik agroindustri kebutuhan dan segala sesuatu yang mempengaruhinya. Tujuan kedua dijawab dengan melakukan desain model matematika strategi logistik jangka panjang atau disebut strategi berbasis optimasi. Model ini merupakan model matematika optimasi tujuan jamak untuk menentukan fasilitas logistik yang harus dibangun. Agar model jangka panjang ini kekar, dilakukan kombinasi dengan jaringan syaraf tiruan dan integrasi dengan Interval Type 2 Fuzzy Logic System (IT2FLS) untuk perkiraan dan inferensia pada pemetaan potensi dan perkiraan jumlah rumput laut yang dihasilkan. Tujuan ketiga dijawab dengan melakukan desain kelembagaan dengan pendekatan Interpretative Structural Modelling (ISM) dan Fuzzy MICMAC. Tujuan keempat dilakukan melalui analisis dari hasil metode sebelumnya berdasarkan skenario persentase olahan dan persentase ekspor dalam bentuk bahan baku. Model konseptual yang didesain pada penelitian menggunakan analisis entitas sistem dan model proses bisnis yang menjelaskan perilaku (behaviour) sistem yang meliputi interaksi antar aktor yang direpresentasikan dalam bentuk swimlanes. Tiga Spheres utama jaringan logistik agroindusri rumput laut adalah a) pemasok yang terdiri dari petani, pengumpul dan distributor bahan baku (pengadaan), b) industri pengolah produk setengah jadi dan produk jadi (logistik internal), dan 3) distributor produk (logistik ekspor dan lokal). Model kombinasi jaringan syaraf tiruan dan IT2FLS ini didesain untuk menjawab tantangan ketidakpastian pada sistem logistik dan NP-Hard. Berdasarkan hasil training yang dilakukan pada model jaringan syaraf tiruan dihasilkan Epoch yang mendekati nilai 0 yang berarti jaringan syaraf tiruan mampu mengenali pola data (dinormalisasi terlebih dahulu) sebelum siap digunakan sebagai model perkiraan jumlah rumput laut dan permintaan. Model berikutnya adalah model optimasi tujuan jamak dengan pertimbangan tujuan minimasi biaya logistik dan maksimasi serapan tenaga kerja yang dihasilkan. Model berbasis optimasi tujuan jamak yang dikembangkan adalah representasi pengambilan keputusan berbasis model matematika tujuan jamak dengan luaran akhir adalah keputusan kapasitas gudang (bahan baku dan produk) dan total kapasitas pabrik yang harus dibangun. Model optimasi tujuan jamak yang didesain diuji pada 4 daerah di Sulawesi Selatan dengan solusi model dan mampu mengeluarkan Pareto front berupa titik-titik optimum dengan pendekatan NSGA II. Pemilihan titik-titik optimum dilakukan dengan metode LINMAP untuk mengambil 1 titik Pareto front yang lebih dekat ke solusi ideal. Model optimasi tujuan jamak yang didesain mampu menentukan aliran logistik, menentukan biaya minimum dan serapan tenaga kerja maksimum. Model optimasi tujuan jamak yang didesain pada penelitian ini digunakan untuk mengevaluasi skenario kebijakan berupa persentasi diolah dan persentase di ekspor dalam bentuk bahan baku. Model yang didesain pada penelitian ini tidak akan berhasil tanpa adanya dukungan desain kelembagaan. Penelitian ini menggunakan pendekatan ISM fuzzy MICMAC untuk menjawab tantangan ketidakpastian interaksi pada kelembagaan. Desain kelembagaan pada ISM fuzzy MICMAC menghasilkan interkasi antar aktor sesuai kepentingannya berdasarkan elemen pelaku, elemen kebutuhan, elemen kendala, elemen tujuan, dan elemen perubahan, Secara umum penelitian ini menemukan bahwa hilirisasi rumput laut memiliki keuntungan yang cukup besar sebagai incame dibanding diekspor dalam bentuk bahan baku. Perlu pertimbangan dan pelatihan untuk UKM agar mampu bersaing di pasar nasional dalam bentuk standarisasi produk hilir. Kelancaran logistik yang perlu didukung pembangunan jangka panjang hasil penelitian ini perlu mendapat tindak lanjut dalam tahap awal skenario strategi 50% produk diekspor dalam bentuk bahan baku dan 50% diolah sebelum ekspor.
URI: http://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/96884
Appears in Collections:DT - Agriculture Technology

Files in This Item:
File SizeFormat 
2018sar.pdf
  Restricted Access
59.24 MBAdobe PDFView/Open


Items in DSpace are protected by copyright, with all rights reserved, unless otherwise indicated.