Please use this identifier to cite or link to this item: http://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/96861
Title: Analisis Eksistensi Benda Cagar Budaya dalam Tata Ruang Kota guna Mendukung Pelestariannya di Kota Surakarta
Authors: Barus, Baba
Nurisjah, Siti
Wardani, Nindya Ayu
Issue Date: 2018
Publisher: IPB (Bogor Agricultural University)
Abstract: Benda Cagar Budaya (BCB) merupakan warisan masa lampau yang memiliki nilai penting bagi ilmu pengetahuan, pendidikan, agama dan kebudayaan, namun disisi lain memiliki sifat mudah rapuh dan tidak dapat diperbaharui sehingga perlu untuk dilestarikan. Pelestarian BCB merupakan isu yang menarik dalam pembangunan perkotaan, karena kehilangan BCB sama halnya dengan kehilangan identitas kota. Kota Surakarta merupakan salah satu kota di Indonesia, yang mencanangkan diri sebagai World Heritage City, yang memiliki 171 cagar budaya dengan luas 1,923,648 meter2. Eksistensi BCB ditengah pembangunan, mengarah pada meningkatnya risiko kehilangan/ kerusakan. Sebagai upaya penyelamatan BCB, analisis risiko menjadi penting sebagai upaya mitigasi kerusakan dan kehilangan. Penelitian ini bertujuan untuk (1) mengidentifikasi dan mengkategorisasi BCB, (2) mengukur dan memetakan tingkat risiko kehilangan BCB, dan (3) menyusun arahan pelestarian dalam tata ruang kota. Penelitian dilaksanakan dari bulan Juni sampai dengan September 2018. Identifikasi dan kategorisasi BCB dilakukan melalui analisis klasifikasi visual dengan dukungan citra SPOT 7, yang menjadi dasar survei lapangan untuk selanjutnya dilakukan pengolahan data atribut melalui perangkat lunak ArcGIS. Tingkat risiko dibangun berdasarkan interaksi antara kerentanan dan bahaya, yang dianalisis dengan menggunakan teknik weighted overlay. Tingkat kerentanan disusun berdasarkan indikator kerentanan fisik, sosial, dan nilai. Sementara bahaya disusun berdasarkan indikator kepadatan penduduk, kepadatan bangunan, rawan bencana banjir, dan rencana pola ruang. Arahan pelestarian dilihat dari sisi tata ruang dengan menggunakan matrik hubungan antara tingkat risiko, kondisi dan arahan pola ruang berdasarkan RTRW Kota Surakarta Tahun 2011-2031, yang kemudian dikembangkan melalui analisis deskriptif. Hasil penelitian memperlihatkan bahwa BCB di Kota Surakarta sebanyak 71.35% dalam kondisi yang baik, dan sebagian besar dimanfaatkan sebagai fasilitas umum dan sosial serta hunian. BCB di Kota Surakarta mayoritas berusia 100-200 tahun, dengan arsitektur tradisional jawa. Dilihat dari kepemilikannya, memiliki perimbangan yang hampir sama, yaitu 54.9% BCB bersifat private dan 49.1% bersifat publik. BCB di Kota Surakarta memiliki keterkaitan dengan sejarah pembentukan kota pada tingkat sedang (52.63%) dan tinggi (47.37%). Dilihat dari potensi ekonomi, sebanyak 15.20% dianggap memiliki potensi tinggi dikembangkan sebagai potensi ekonomi kota. Tingkat risiko BCB menunjukkan bahwa 42.69% BCB berada pada tingkat risiko rendah, 37,43% memiliki tingkat risiko sedang, dan 19.30% memiliki tingkat risiko tinggi. BCB dengan tingkat risiko tinggi berada pada luasan terbesar (46.09%) serta berada pada wilayah selatan Kota Surakarta, yang menjadi pusat pemerintahan dan pertumbuhan kota. Hal tersebut menunjukkan bahwa semakin tinggi konsentrasi pembangunan maka semakin meningkatkan tekanan terhadap risiko kehilangan eksistensi BCB. Tingkat risiko BCB menjadi dasar pertimbangan penyusunan arahan pelestarian BCB dalam tata ruang kota. Sebagai upaya perlindungan BCB dengan tingkat risiko tinggi perlu dilakukan kajian penetapan kawasan lindung cagar budaya. Secara keseluruhan, untuk mensinergikan kebutuhan pembangunan dan pelestarian BCB, maka prinsip konservasi dianggap menjadi solusi yang tepat. Konservasi diprioritaskan pada BCB yang berada pada kawasan budidaya.
URI: http://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/96861
Appears in Collections:MT - Agriculture

Files in This Item:
File SizeFormat 
2018naw.pdf
  Restricted Access
37.78 MBAdobe PDFView/Open


Items in DSpace are protected by copyright, with all rights reserved, unless otherwise indicated.