Please use this identifier to cite or link to this item: http://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/95966
Title: Studi Karakterisasi Fenotipik dan Genetik Gen BMP15, BMPR1B dan KISS1 serta Korelasinya dengan Sifat Kembar pada Kambing PE
Authors: Sumantri, Cece
Noor, Ronny Rachman
Jakaria
Astuti, Dewi Apri
Mulyono, Rini Herlina
Issue Date: 2018
Publisher: IPB (Bogor Agricultural University)
Abstract: Kambing Peranakan Etawah (PE) merupakan salah satu kambing lokal Indonesia yang telah beradaptasi baik dengan lingkungan tropis lembab Indonesia. Kambing PE merupakan kambing persilangan tatar (grading up) antara kambing Kacang dan kambing Etawah. Kambing PE di Indonesia menunjukkan aktivitas reproduksi sepanjang tahun dengan tingkat prolifikasi yang cukup tinggi karena mewarisi sifat prolifik dari kambing Kacang, tetapi populasi kambing PE menempati urutan kedua terbanyak setelah kambing Kacang yaitu sekitar 9%–10% dari total populasi kambing yang penyebaran populasinya dari daerah pantai sampai pegunungan, di luar sumber bibit utamanya di Kaligesing Purworejo, Jawa Tengah. Peningkatan populasi kambing PE dapat dilakukan melalui peningkatan litter size. Seleksi tradisional untuk meningkatkan litter size memerlukan waktu dan biaya yang besar karena sifat ini terbatas hanya pada betina dengan nilai heritabilitas rendah. Pendekatan morfometrik tubuh dan kepala kambing PE betina induk dan gen fekunditas yang berkaitan dengan litter size merupakan solusi untuk memecahkan masalah tersebut. Penelitian ini bertujuan untuk menentukan kriteria seleksi tidak langsung pada sifat litter size kambing PE betina induk umur 3–4 tahun (kondisi gigi I3) di BPTU-HPT Pelaihari dan peternakan Cordero, melalui pengukuran permukaan tubuh dan kepala linear. Kambing PE berasal dari Kaligesing Purworejo, Jawa Tengah. Penelitian ini juga bertujuan untuk mengidentifikasi dan menganalisis keragaman gen BMP15 (exon 1), BMPR1B (exon 1), KISS1 (exon 1) dan KISS1 (intron 1) serta korelasinya dengan litter size pada kambing PE. Penggambaran hubungan antara profil progesteron darah selama kebuntingan dengan status kelahiran anak, ukuran morfometrik tubuh dan kepala serta pengamatan gen fekunditas tersebut, yang diduga berkaitan dengan litter size, dilakukan pada kambing PE betina induk umur 1–2 tahun (kondisi gigi I1) di Fakutas Peternakan IPB, sebagai penelitian tambahan. Perbedaan letak geografis lokasi peternakan di BPTU-HPT Pelaihari dan peternakan Cordero mengharuskan kambing PE betina induk beradaptasi secara morfometrik melalui proses termoregulasi. Perbedaan lintang selatan (latitude), ketinggian tempat di atas permukaan laut (altitude), suhu dan curah hujan lebih berpengaruh terhadap morfometrik ukuran permukaan tubuh dan kepala linear, sedangkan pakan lebih berpengaruh terhadap litter size pada kambing PE betina induk. Kerumunan data morfometrik tubuh dan kepala kambing PE betina induk memperlihatkan tumpang tindih untuk ukuran tubuh dan terpisah untuk ukuran kepala (berdasarkan analisis komponen utama). Penciri ukuran tubuh kambing PE betina induk adalah lingkar dada, sedangkan penciri bentuk tubuhnya adalah panjang badan, tinggi pinggul dan tinggi pundak, yang ditemukan lebih besar di peternakan Cordero. Perbedaan kerumunan data morfometrik tubuh disebabkan variabel pembeda yaitu panjang badan, dalam dada, panjang kelangkang, lingkar dada dan lingkar kanon, yang juga ditemukan lebih besar di peternakan Cordero (berdasarkan analisis diskriminan Fisher). Penciri ukuran kepala kambing PE betina induk adalah basion-prosthion, sedangkan penciri bentuk kepalanya adalah akrokranion–prosthion, yang ditemukan lebih besar di peternakan Cordero. Perbedaan kerumunan data morfometrik kepala disebabkan variabel pembeda yaitu basion-prosthion, tuber facial kiri-kanan, euryon kiri-kanan and supraorbitale kirikanan, yang juga ditemukan lebih besar di peternakan Cordero, kecuali tuber facial kiri-kanan. Ukuran tuber facial kiri-kanan yang lebih besar pada kambing PE betina induk di BPTU-HPT Pelaihari. Hasil penelitian menunjukkan korelasi antara ukuran tubuh dan litter size pada kambing PE betina induk, sedangkan bentuk tubuh, ukuran kepala dan bentuk kepala tidak berkorelasi (berdasarkan uji korelasi Spearman). Seleksi lingkar dada pada kambing PE secara tidak langsung dapat menyeleksi betina calon induk dengan litter size lebih besar dari rataan populasinya, sehingga akan meningkatkan litter size pada generasi berikutnya (berdasarkan analisis regresi komponen utama). Hasil penelitian menunjukkan bahwa gen BMP15 (exon 1) dan gen KISS1 (exon 1) menunjukkan monomorfik, sedangkan gen BMPR1B (exon 1) dan gen KISS1 (intron 1) polimorfik. Gen BMP15 (exon 1), gen KISS1 (exon 1), dan gen KISS1 (intron 1) berada dalam keseimbangan Hardy-Weinberg, kecuali gen BMPR1B (exon 1). Hasil sekuensing yang memperlihatkan mutasi substitusi ditemukan pada gen BMPR1B (exon 1), gen KISS1 (exon 1), dan gen KISS1 (intron 1), tetapi tidak berkorelasi dengan litter size. Varian genotipe gen BMPR1B (exon 1) dan gen KISS1 (intron 1) tidak berkorelasi dengan litter size, sehingga tidak dapat digunakan sebagai marker assisted selection (MAS) untuk meningkatkan litter size pada kambing PE betina induk. Profil progesteron selama periode kebuntingan tidak berkorelasi dengan ukuran tubuh dan kepala serta varian genotipe dari gen fekunditas BMP15 (exon 1), BMPR1B (exon 1), KISS1 (exon 1) dan KISS1 (intron 1). Profil progesteron darah selama kebuntingan tidak menggambarkan status kelahiran kembar pada genotipe tertentu dari gen fekunditas BMP15 (exon 1), BMPR1B (exon 1), KISS1 (exon 1) dan KISS1 (intron 1), tidak berkorelasi dengan ukuran tubuh dan kepala tetapi dipengaruhi oleh konsumsi lemak kasar pada kambing PE betina induk yang diamati.
URI: http://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/95966
Appears in Collections:DT - Animal Science

Files in This Item:
File SizeFormat 
2018rhm.pdf
  Restricted Access
42.38 MBAdobe PDFView/Open


Items in DSpace are protected by copyright, with all rights reserved, unless otherwise indicated.